100 Hari Kepemimpinan TARSA
Gerak Cepat Pelayanan: 100 Hari Transformasi Layanan Masyarakat Aceh Barat
Hari-hari awal pemerintahan Bupati Tarmizi dan Wakil Bupati Said menjadi saksi dari perubahan paradigma kepemimpinan di Aceh Barat......
100 Hari Pertama Tarmizi - Said: Tata Kelola Pemerintahan yang Menyentuh Akar Rumput
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Hari-hari awal pemerintahan Bupati Tarmizi dan Wakil Bupati Said menjadi saksi dari perubahan paradigma kepemimpinan di Aceh Barat.
Tak ingin terjebak dalam rutinitas birokrasi, mereka memilih langkah yang berbeda: turun langsung ke desa-desa, menyapa warga, dan menyimak keluhan mereka dari jarak yang paling dekat.
Aceh Barat mencatat babak baru dalam sejarah pemerintahan daerahnya.
Dalam 100 hari pertama masa jabatan, pasangan Bupati Tarmizi dan Wakil Bupati Said menunjukkan bahwa pemerintahan bukan hanya soal administrasi, melainkan tentang kehadiran nyata di tengah masyarakat.
Mereka memilih untuk tidak hanya memimpin dari balik meja, tapi juga hadir langsung ke desa-desa, menyapa rakyat yang selama ini jarang disentuh kebijakan secara langsung.
Salah satu langkah paling berani adalah ketika keduanya memutuskan berkantor di desa-desa terpencil.
Di tempat-tempat yang bahkan jaringan komunikasi masih terbatas, Bupati dan Wakil Bupati mendengarkan suara rakyat secara langsung.
Aspirasi masyarakat, mulai dari kebutuhan infrastruktur, pendidikan, hingga layanan kesehatan, dicatat dan ditindaklanjuti secara konkret.
Langkah ini memperkuat fondasi tata kelola pemerintahan yang partisipatif.
Pemerintah bukan hanya pengambil keputusan, tapi juga pendengar dan pelaksana amanah rakyat.
Dengan model kepemimpinan yang menyatu dengan denyut nadi desa, rasa kepercayaan masyarakat pun tumbuh semakin kuat.
Namun, pendekatan lokal tidak cukup tanpa dukungan pusat.
Oleh karena itu, Bupati Tarmizi aktif menjalin komunikasi dengan kementerian di Jakarta.
Ia tak segan-segan membawa proposal dan data, berjuang agar Aceh Barat tidak hanya menjadi penonton pembangunan nasional, tetapi juga turut menikmati hasilnya.
Perjuangan itu membuahkan hasil nyata.
Lebih dari 500 miliar rupiah berhasil dibawa pulang untuk mendukung berbagai program unggulan.
Di antaranya adalah pendirian Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif pendidikan yang menyasar masyarakat miskin dan daerah pelosok yang selama ini luput dari perhatian.
Namun Tarmizi - Said paham bahwa pembangunan tidak cukup hanya dengan angka-angka dan infrastruktur.
Kehidupan masyarakat juga harus dijaga dari sisi nilai dan spiritualitas.
Karena itu, pemerintah daerah mengajak para ulama untuk duduk bersama, menjadi mitra dalam merancang kebijakan.
Dengan konsep Umara dan Ulama Membangun, setiap keputusan strategis diambil melalui proses musyawarah dan muzakarah bersama para ulama.
Ini bukan sekadar simbol keislaman, melainkan langkah konkret agar kebijakan pemerintah berpijak pada etika, moral, dan nilai-nilai kearifan lokal.
Seratus hari kepemimpinan Tarmizi - Said telah menghadirkan harapan baru bagi Aceh Barat.
Dengan pendekatan yang merakyat, kerja keras di pusat, dan kemitraan spiritual dengan ulama, mereka menunjukkan bahwa perubahan bukan sekadar wacana, tetapi kerja nyata yang menyentuh hati dan kebutuhan rakyat. (*)
Baca juga: Aceh Barat Salurkan Zakat Rp 925 Juta untuk 1.508 Warga di Johan Pahlawan
Baca juga: Bupati Tarmizi Tunjuk Wistha Nowar sebagai Plt Sekda Aceh Barat
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.