Berita Banda Aceh

Sepasang Terpidana Zina Merintih Kesakitan Saat Dicambuk 100 Kali di Banda Aceh

Sepasang muda-mudi terpidana jarimah zina merintih kesakitan saat mendapatkan 100 kali uqubat cambuk oleh algojo di Taman Bustanussalatin

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBI/INDRA WIJAYA
Terpidana jarimah zina menjalani uqubat cambuk di Taman Bustanussalatin, Banda Aceh, Rabu (4/6/2025). Foto: 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sepasang muda-mudi terpidana jarimah zina merintih kesakitan saat mendapatkan 100 kali uqubat cambuk oleh algojo di Taman Bustanussalatin, Kota Banda Aceh, Rabu (4/6/2025).

Mereka adalah pria berinisial I dan wanita PA yang dijatuhi 100 kali cambukan oleh Majelis Hakim Mahkamah Syariah Banda Aceh lantaran terbukti melanggar pasal 33 ayat (1) Qanun Aceh No 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat (Jarimah Zina).

Dalam proses eksekusi cambuk itu turut disaksikan oleh Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, Wakil Wali Kota, Afdhal Khalilullah.

Saat jaksa eksekutor membacakan putusan, kedua pasangan yang melakukan jarimah zina itu hanya bisa tertunduk lesu. 

Mereka merintih kesakitan, ketika algojo melayangkan lontaran rotan ke bagian punggung mereka.

Baca juga: Sudah 4 Kali Nikah, Pria Abdya Ini Rudapaksa Anak Tiri Hingga Melahirkan, Terancam 200 Kali Cambuk

Keduanya dihukum cambuk secara terpisah. Raut wajah mereka tak bisa menahan rasa sakit akibat terkena lontaran rotan tersebut. 

Bahkan, acap kali mereka meminta untuk diberikan waktu untuk beristirahat sejenak. 

Tim medis juga dengan cekatan membantu kedua terpidana tersebut dengan mengecek kesehatan mereka.

Bahkan Wali Kota Banda Aceh, Illiza turun langsung untuk memberikan minum kepada terpidana perempuan yang terkulai lemas saat proses cambukan masih di angka 50 kali. 

Illiza juga tak kuasa menahan derai air mata ketika melihat para terpidana tersebut menjalani uqubat cambuk.

Usai proses cambukan selesai dilakukan, kedua terpidana zina tersebut harus dibopong oleh petugas Satpol PP dan WH Banda Aceh ke bagian belakang gedung untuk mendapat perawatan lebih lanjut. 

Baca juga: Empat Pelanggar Syariat Islam di Aceh Barat Jalani Eksekusi Hukuman Cambuk 

Selain terpidana zina, jaksa eksekutor juga melakukan proses uqubat cambuk terhadap tiga terpidana lainnya.

Mereka adalah Di Rizky Munandar melanggar pasal 16 tentang jarimah khamar dan dijatuhi 31 kali cambukan.

Erdiansyah melanggar pasal 18 Qanun Jinayat tentang jarimah Maisir dengan uqubat cambuk 10 kali dan Husni melanggar pasal 18 Qanun Jinayat dijatuhi uqubat 8 kali cambuk.

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, mengatakan, uqubat cambuk itu dilaksanakan agar dapat menjadi pelajaran kepada masyarakat dalam penegakan syariat islam.

Kemudian kepada para terpidana, diharapkan pelaksanaan uqubat cambuk itu dapat menjadi refleksi diri agar lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

“Diharapkan cambuk ini dapat menjadi tobat kepada Allah, dan mereka diharapkan bisa menjadi pribadi lebih mulia dan ditinggikan derajatnya,” kata Illiza kepada wartawan.

Pasalnya, pelaksanaan uqubat cambuk itu sendiri hal yang wajib dilaksanakan dalam hal penegakan Syariat Islam. 

“Alhamdulillah mereka menerima dengan lapang dada. Dan yang perempuan pun saya lihat tadi penuh keikhlasan menjalani itu semua. 

Mereka diharapkan dapat didampingi agar masuk ke pintu taubat yang sesungguhnya,” jelasnya.

Baca juga: Harga Emas Per Mayam Hari Ini di Banda Aceh Stabil usai Kenaikan Beruntun, 4 Juni 2025 Dijual Segini

Ia juga menyoroti banyaknya anak muda yang terjebak dalam pelanggaran syariat Islam. 

Menurutnya hal itu disebabkan, dengan akses media yang kini kian terbuka dan sangat mudah untuk di akses.

Sehingga menurutnya, perlu ada pondasi agama yang kuat kepada para anak muda yang dimulai dari lingkungan keluarga. 

Jika di rumah sudah mendidik dengan benar-benar dengan apa yang Allah mau, tentu hal yang tidak dapat inginkan bisa dicegah. 

Baca juga: Jumpai Mualem, Gubsu Bobby Tawarkan Empat Pulau Sengketa di Aceh Singkil Dikelola Bersama

Karena banyak kasus yang ditemukan, mereka mengaku tidak tidak mendapat kasih sayang dari orang tua. Sehingga, mereka mencari kasih sayang dari tempat lain.

 Hal itu menurutnya menjadi persoalan besar yang harus disikapi dengan memperkuat pendidikan agama.

“Karena Islam ini agama dakwah. Pengawasan juga tak kalah penting, dengan kegiatan uqubat cambuk ini, diharapkan yang lain tidak melakukan hal yang sama,” pungkasnya.

Baca juga: Tung Tung Tung Sahur Meledak di TikTok! Meme Lokal Jadi Viral di Dunia Brainrot Global

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved