Konflik Palestina dan Israel

Gencatan Senjata Ditolak! AS Kembali Jadi Tembok Perdamaian Gaza

"Amerika Serikat sudah jelas: Kami tidak akan mendukung tindakan apa pun yang gagal mengutuk Hamas dan tidak menyerukan Hamas untuk melucuti senjata d

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
YouTube The White House
DONALD TRUMP - Foto ini diambil pada Kamis (13/3/2025) dari YouTube The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbicara selama konferensi pers setelah pertemuan dengan Taoiseach (Perdana Menteri) Irlandia Micheal Martin di Ruang Oval di Gedung Putih di Washington, DC, AS pada Rabu (12/3/2025). Dalam acara tersebut, Trump sebut tidak ada yang ingin mengusir penduduk Gaza, sebuah pernyataan yang berlawanan dari usulannya pada Februari lalu yang ingin memindahkan penduduk Gaza ke luar negeri. 

Gencatan Senjata Ditolak! AS Kembali Jadi Tembok Perdamaian Gaza

SERAMBINEWS.COM – Amerika Serikat kembali menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menggagalkan rancangan resolusi yang menyerukan "gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen" antara Israel dan kelompok militan Hamas di Gaza.

Keputusan ini diambil meskipun 14 dari 15 negara anggota Dewan memberikan suara mendukung resolusi tersebut.

Dilansir dari kantor berita Reuters (5/6/2025), resolusi itu juga menuntut akses bantuan kemanusiaan yang tanpa hambatan ke seluruh wilayah Gaza yang saat ini dilanda krisis kemanusiaan akut. 

Lebih dari dua juta penduduk sipil berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dihantui kelaparan, kekurangan air bersih, dan keterbatasan layanan kesehatan.

Baca juga: Harga Emas Mulai Turun Lagi, Efek Domino dari Drama Trump vs Xi  Jinping?

Alasan Veto AS

Dalam penjelasannya sebelum pemungutan suara, Penjabat Duta Besar AS untuk PBB, Dorothy Shea, menyatakan bahwa resolusi tersebut tidak seimbang karena tidak mengecam tindakan Hamas.

"Amerika Serikat sudah jelas: Kami tidak akan mendukung tindakan apa pun yang gagal mengutuk Hamas dan tidak menyerukan Hamas untuk melucuti senjata dan meninggalkan Gaza," kata Shea.

Ia juga menegaskan bahwa mendukung resolusi tersebut bisa merusak upaya diplomatik yang sedang dilakukan AS untuk menengahi gencatan senjata secara bertahap.

Baca juga: 367 Rudal dan Drone Menghujani Ukraina! Zelenskiy Teriak, Trump Ledakkan Emosi pada Putin!

Reaksi Dunia Internasional

Keputusan AS ini menuai kritik dari banyak pihak.

Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, menyebut operasi militer Israel dan pembatasan bantuan kemanusiaan sebagai tindakan yang “tidak dapat dibenarkan, tidak proporsional, dan kontraproduktif.”

Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, membela keputusan negaranya untuk terus berperang. Ia menolak konsep gencatan senjata permanen dengan alasan bahwa Hamas tidak bisa dibiarkan tetap berada di Gaza.

"Anda memilih peredaan dan penyerahan. Anda memilih jalan yang tidak mengarah pada perdamaian. Hanya menuju lebih banyak teror," ujar Danon kepada anggota dewan yang mendukung resolusi tersebut.

Sebaliknya, kelompok Hamas mengecam veto AS dan menyebutnya sebagai bentuk "keberpihakan buta pemerintah AS terhadap Israel."

Baca juga: Trump Kembali “Menggila”! Tarif Baja Digas Jadi 50 Persen, Ekonomi Global Siaga Satu!

Krisis Kemanusiaan Makin Parah

Perang di Gaza meletus sejak Oktober 2023, setelah Hamas meluncurkan serangan mengejutkan yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera sekitar 250 orang lainnya.

Israel membalas dengan operasi militer besar-besaran yang, menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan lebih dari 54.000 warga Palestina mayoritasnya adalah warga sipil.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved