Breaking News

Kisah Inspiratif

Dulu Belajar di Pare, Kini Bicara di Yale Amerika: Kisah Riski Nopriyama, Mahasiswa USK Ikut YSEALI

Berasal dari Aceh, daerah yang masih menghadapi tantangan lingkungan dan ketimpangan akses pendidikan, Riski terdorong untuk melihat negara lain.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Riski Nopriyama, alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Syiah Kuala (USK), angkatan 2018, menggambarkan pengalamannya dalam program prestisius Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Academic Fellowship 2025. 

SERAMBINEWS. COM - "Ajaib." Begitulah cara Riski Nopriyama, alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Syiah Kuala (USK), angkatan 2018, menggambarkan pengalamannya dalam program prestisius Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Academic Fellowship 2025.

Program yang berlangsung selama enam minggu, dari 17 April hingga 25 Mei 2025 di Amerika Serikat itu, membuka jalan bagi pengetahuan, pengalaman lintas budaya, dan koneksi global yang akan dikenangnya seumur hidup, sebuah bab yang tak terlupakan dalam perjalanan pribadi dan profesionalnya.

Berasal dari Aceh, daerah yang masih menghadapi tantangan lingkungan dan ketimpangan akses pendidikan, Riski terdorong untuk melihat bagaimana negara lain, khususnya Amerika Serikat, mengatasi isu-isu penting ini melalui kewirausahaan dan inovasi.

"Saya selalu penasaran bagaimana AS memberdayakan komunitas melalui pendidikan dan kewirausahaan sosial, terutama di wilayah-wilayah yang sumber dayanya terbatas," ujar Riski dalam rilis yang diterima Serambinews.com, Jumat (13/6/2025).

Proses seleksi YSEALI sangat kompetitif dan ketat.

Baca juga: Pembelajaran Mendalam di Sydney Ternyata Aceh Sudah Sangat Siap

Riski mempersiapkan diri untuk dua tahap seleksi; administrasi dan wawancara, dengan tetap jujur pada ceritanya sendiri.

"Saya menulis esai aplikasi dengan kejujuran, mencerminkan nilai-nilai yang saya pegang, tantangan yang saya hadapi, dan tujuan yang ingin saya capai. Saat wawancara, saya sampaikan dengan tulus keinginan belajar saya dan ketertarikan terhadap isu keberlanjutan dan ekonomi biru," kenangnya.

Kabar diterimanya ia peroleh saat sedang belajar di Pare, Jawa Timur.

Ia mengaku bahagia sekaligus kaget.

Di University of Connecticut, Riski bergabung dengan kelompok yang berfokus pada inovasi, kewirausahaan, dan pemberdayaan ekonomi.

Selama program, ia mengunjungi berbagai kota di Amerika Serikat seperti New York, Boston, Philadelphia, New Jersey, New Haven, Chicago, Princeton, dan Washington, D.C.

Baca juga: Kisah Inspiratif! Malasari, Pengusaha Kue Asal Aceh Barat yang Bisa Bangkit dari Keterbatasan Fisik

Riski mengikuti seminar, kunjungan ke perusahaan, kegiatan relawan, serta sesi akademik di universitas-universitas Ivy League seperti Harvard, MIT, Yale, Brown, dan Princeton. Salah satu momen paling berkesan adalah sesi kepemimpinan.

"Sesi ini mengajarkan saya banyak tentang ketahanan dan empati. Ini benar-benar mengubah cara saya memaknai kekuatan dan kolaborasi," bebernya.

Pengalaman bermakna lainnya adalah ketika ia diundang untuk memperkenalkan budaya Indonesia dalam sebuah sesi akademik di University of Connecticut.

Mewakili Indonesia dan Asia Tenggara di depan audiens yang begitu beragam,
sungguh pengalaman sangat berarti bagi Riski.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved