Konflik Israel vs Iran
Netanyahu Ingin Lebih dari Sekadar Nuklir! Targetnya Rezim Iran?
Serangan besar-besaran Israel terhadap Iran pada hari Jumat lalu telah mengguncang kawasan Timur Tengah dan menarik perhatian dunia
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
Netanyahu Ingin Lebih dari Sekadar Nuklir! Targetnya Rezim Iran?
SERAMBINEWS.COM- Serangan besar-besaran Israel terhadap Iran pada hari Jumat (13/6/2025) telah mengguncang kawasan Timur Tengah dan menarik perhatian dunia.
Meski Israel menyatakan tujuannya adalah untuk menghancurkan apa yang mereka sebut sebagai “ancaman eksistensial” dari program nuklir Iran, tampaknya ada agenda lain yang lebih besar di balik serangan ini.
Mendorong perubahan rezim di Teheran.
Apa yang Terjadi?
Israel meluncurkan serangan udara dan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Iran. Beberapa target militer penting dihantam, termasuk markas dan pangkalan militer.
Serangan itu menyebabkan tewasnya sejumlah pejabat senior Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), termasuk kepala staf militer Iran dan beberapa komandan kunci lainnya.
Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke berbagai target militer dan pangkalan udara Israel. Namun, PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa “masih akan ada serangan lanjutan.”
Baca juga: Dihujani Rudal Iran, Suasana Tel Aviv Mencekam, Warga Israel: Ledakan Besar, Semua Berguncang
Apa Tujuan Sebenarnya Israel?
Secara terbuka, Israel menyebut serangan ini sebagai langkah untuk menghentikan ambisi nuklir Iran yang dianggap mengancam keberadaan negara Yahudi tersebut.
Tapi di balik itu, PM Netanyahu tampaknya berharap serangan ini akan memicu kerusuhan di dalam negeri Iran dan pada akhirnya menggulingkan pemerintahan Republik Islam yang telah berkuasa sejak 1979.
Dalam pidato pada Jumat malam, Netanyahu menyampaikan pesan langsung kepada rakyat Iran, mendorong mereka untuk “berjuang demi kebebasan dari rezim yang jahat dan menindas.”
Apakah Iran Rentan terhadap Perubahan Rezim?
Banyak rakyat Iran saat ini memang tidak puas dengan kondisi negara mereka.
Perekonomian yang buruk, tekanan terhadap kebebasan berbicara, pembatasan terhadap hak-hak perempuan, dan penindasan terhadap kelompok minoritas menjadi alasan utama ketidakpuasan itu.
Tapi, apakah ketidakpuasan ini bisa berubah menjadi revolusi?
Belum tentu.
Baca juga: Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Netanyahu Kabur ke Yunani
Para penguasa di Iran terutama IRGC dan kelompok garis keras lainnya masih memegang kekuasaan besar, baik secara politik maupun militer. Mereka tidak perlu melakukan kudeta karena mereka sudah ada di puncak kekuasaan.
Bahkan, justru mereka bisa mendorong Iran ke arah yang lebih keras dan konfrontatif terhadap Israel dan negara-negara Barat.
Namun, jika serangan Israel terus berlanjut dan menewaskan lebih banyak tokoh penting Iran, bukan tidak mungkin situasi dalam negeri menjadi tidak stabil.
Bisa saja terjadi kekacauan politik, bahkan keruntuhan pemerintahan, meskipun belum jelas siapa yang akan mengambil alih jika itu terjadi.
Siapa yang Bisa Menggantikan Rezim Iran Saat Ini?
Inilah pertanyaan besar yang belum memiliki jawaban jelas.
Oposisi terhadap Republik Islam sangat terpecah. Setelah protes besar-besaran pada 2022 yang dikenal dengan gerakan “Perempuan, Kehidupan, Kebebasan” sejumlah kelompok oposisi mencoba membentuk aliansi.
Tapi upaya itu gagal karena perbedaan pandangan mengenai siapa yang akan memimpin dan bagaimana bentuk pemerintahan baru nanti.
Beberapa tokoh dan kelompok yang sering disebut sebagai calon alternatif:
Reza Pahlavi, putra mantan Shah Iran, yang tinggal di pengasingan dan aktif berkampanye untuk demokrasi di Iran.
Ia pernah mengunjungi Israel dan mendapat dukungan dari sebagian kecil warga Iran, tapi belum tentu cukup kuat untuk menggantikan pemerintahan saat ini.
Baca juga: Dulu Janji Perdamaian Global,Tapi Justru Serangan Rudal yang Datang! Strategi Trump Gagal Total?
Mujahideen-e Khalq (MEK), kelompok oposisi yang pernah bekerja sama dengan Saddam Hussein selama perang Iran-Irak. MEK mendapat dukungan dari sejumlah tokoh politik AS, tapi citranya di dalam negeri Iran masih sangat buruk.
Kelompok-kelompok kecil lainnya, seperti aktivis pro-demokrasi, pendukung monarki parlementer, dan organisasi masyarakat sipil lainnya. Sayangnya, mereka masih sangat terfragmentasi dan belum mampu membentuk kekuatan politik yang solid.
Bagaimana Respons Iran?
Meski mengalami kerugian besar, Iran tetap memilih untuk merespons dengan serangan militer terhadap Israel.
Namun, mereka tampaknya menghindari konfrontasi langsung dengan Amerika Serikat.
Menyerang pangkalan militer atau kedutaan AS di Timur Tengah bisa mengundang konsekuensi besar, termasuk perang habis-habisan yang tidak diinginkan Teheran.
Pilihan lain adalah mencoba kembali ke meja perundingan dengan AS, seperti yang terjadi di masa lalu. Tapi hal ini juga sulit dilakukan karena bisa dianggap sebagai tanda kelemahan oleh para pemimpin Iran sendiri.
Apa yang Bisa Terjadi Selanjutnya?
Skenario ke depan sangat tidak pasti. Jika Israel terus melakukan serangan, dan Iran membalas, maka situasi bisa berkembang menjadi perang regional yang lebih besar, melibatkan negara-negara lain seperti Lebanon, Suriah, dan mungkin bahkan AS.
Sebaliknya, jika tekanan internasional meningkat dan kedua pihak dipaksa menahan diri, maka mungkin akan terjadi jeda dalam konflik meskipun ketegangan tetap tinggi.
Yang pasti, masa depan Iran kini berada di titik kritis.
Apakah akan ada perubahan besar dalam pemerintahan? Ataukah rezim akan tetap bertahan dan menjadi lebih keras? Semuanya tergantung pada perkembangan di hari-hari dan minggu-minggu ke depan.
Serangan hari Jumat bukan hanya peristiwa militer biasa.
Ini adalah babak baru dalam konflik panjang antara Israel dan Iran. Dampaknya bukan hanya bagi kedua negara, tapi juga bagi seluruh kawasan dan dunia.
Apa yang terjadi di Teheran dan Yerusalem dalam waktu dekat bisa membentuk ulang wajah politik Timur Tengah untuk tahun-tahun ke depan.
Baca juga: JK Sebut Batas Aceh Merujuk ke 1 Juli 1956, Bagaimana Bunyi Undang-undangnya?
(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)
Dituding Lancarkan Operasi Rahasia di 12 Negara Eropa, Iran: Ini Propaganda |
![]() |
---|
Dicurigai Jadi Mata-mata Israel, Ribuan Warga Afghanistan Diusir dari Iran |
![]() |
---|
Lolos dari Maut, Detik-detik Menegangkan Presiden Iran Diserang Israel & Kabur Lewat Pintu Darurat |
![]() |
---|
Israel Ancam Lancarkan Serangan Besar-besaran ke Teheran Jika Tel Aviv Diusik, Iran Gentar? |
![]() |
---|
Houthi Luncurkan Rudal Balistik ke Israel, Target Bandara dengan Hulu Ledak Dahsyat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.