Konflik Iran vs Israel

Ali Khamenei Tak Gentar Dibunuh Israel: Jika Musuh Berhasil Membunuhku, Iran Tak Akan Rugi

Benjamin Netanyahu terang-terangan mengungkapkan niatnya membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Editor: Faisal Zamzami
X/Twitter
KHAMENEI - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terang-terangan mengungkapkan niatnya membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. 

SERAMBINEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terang-terangan mengungkapkan niatnya membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei

Netanyahu yang sempat "menghilang" saat Iran melakukan serangan balik kini mengatakan, kematian Ali Khamenei akan mengakhiri perang kedua negara.

Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Iran terkait ancaman pembunuhan yang diarahkan kepada pemimpin tertinggi mereka.

Namun beredar di media sosial maupun sejumlah channel di Telegram dari pihak Iran, yang mengungkapkan, Ayatollah Ali Khamenei sudah merespons ancaman pembunuhan tersebut.

Sosok yang menggantikan Imam Khomeini sebagai pemimpin spiritual Iran sejak 1989 itu mengaku tidak mempersoalkan bahaya yang bisa menimpanya.

 
Menurutnya, jika pun dirinya terbunuh, perlawanan Iran tidak akan berhenti.

Kematiannya akan digantikan dengan ulama-ulama Iran lainnya.

"Tubuhku tidak berharga, hidupku tidak berarti. Bahkan jika mereka membunuhku, jangan anggap itu sebagai kerugian kami (Iran) selama, kami tetap teguh pada prinsip-prinsip Imam Hussain," ujar Ali Khamenei.

"Kami akan memenangkan perang ini selama kami tidak tunduk pada para diktator, pada kekuasaan dan keserakahan, selama kami menjunjung tinggi cita-cita Imam Hussain."

Sebagai informasi, Imam Hussain yang dimaksud Ayatollah Ali Khamenei dalam pernyataannya itu adalah cucu Nabi Muhammad SAW dan putra Imam Ali bin Abi Thalib. 

Imam Hussain merupakan tokoh penting dalam sejarah Islam, terutama bagi kaum muslim Syiah.

Imam Hussain juga dikenal dengan keberaniannya dan komitmennya terhadap kebenaran. 

Ia secara berani menentang pemerintahan Yazid bin Muawiyah, yang dianggap tidak adil dan korup. 

Pada akhirnya rombongan Imam Hussain dan keluarganya dikepung dan dibantai oleh belasan ribu pasukan Yazid.

Peristiwa pembantaian itu dikenal dengan tragedi Karbala, yang terjadi pada tanggal 10 Muharram 61 H (680 M).

Meskipun mereka kalah jumlah dan sumber daya, hingga akhirnya tewas dalam kondisi yang sangat mengenaskan, peristiwa Karbala dianggap menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan.

Bagi umat muslim Syiah, Imam Hussain dan tragedi Karbala merupakan dua kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Keduanya dianggap sebagai simbol perjuangan, simbol syahid, dan simbol keberanian.

 

Baca juga: VIDEO - Putra Mahkota Iran Reza Pahlavi Beda Arah, Serukan Pembelotan dari Rezim Khamenei

 

Ali Khamenei Dipindah dari Bunker demi Keamanan

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dikabarkan bersembunyi di lokasi rahasia sejak serangan besar-besaran Israel ke Teheran pada Jumat (13/6/2025).

Menurut laporan media Iran International yang berbasis di London, Khamenei dipindahkan ke bunker bawah tanah di kawasan Lavizan, timur laut Teheran.

Ia diyakini tidak sendirian.

Diduga Khamenei ditemani keluarganya, termasuk putranya Mojtaba, yang disebut-sebut sebagai calon penerusnya.

Editor bidang pertahanan The Economist, Shashank Joshi, mengatakan dalam program Newscast BBC bahwa Khamenei kemungkinan besar akan terus menghindari tampil di depan publik.

“Saya kira mereka akan mencari ke segala sudut yang memungkinkan untuk menjaganya tetap aman, mungkin dengan memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain,” ujar Joshi.

Ia menambahkan, ancaman terhadap Khamenei tergolong sah mengingat Israel telah berhasil menyusup ke dalam struktur keamanan Iran dan melancarkan pembunuhan presisi terhadap sejumlah jenderal.

Sejak serangan dimulai, Israel menewaskan Mohammad Bagheri, Kepala Staf Militer Iran, dan Hossein Salami, komandan tertinggi Garda Revolusi Islam (IRGC).

Kepala intelijen IRGC, Mohammad Kazemi, dan wakilnya juga dilaporkan menjadi target.

Media pemerintah Iran mengonfirmasi bahwa Ali Shamkhani, penasihat senior Khamenei, meninggal akibat luka yang diderita dalam serangan hari Jumat.

Sementara itu, dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Presiden AS Donald Trump telah menolak permintaan Israel untuk membunuh Khamenei.

Menurut mereka, Trump secara langsung menyampaikan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar tidak mengeksekusi rencana tersebut.

Trump belum memberikan komentar publik atas laporan itu.

Ketika ditanya soal kemungkinan veto dari Washington, Netanyahu menjawab kepada Fox News: “Kami melakukan apa yang perlu kami lakukan, dan saya pikir Amerika Serikat tahu apa yang baik untuk mereka.”


Sumber di Israel mengatakan kepada CBS News bahwa meskipun Israel tidak membunuh pemimpin politik secara prinsip, siapa pun yang memutuskan soal program militer dan nuklir “tidak boleh hidup bebas dan mudah.”

Pengamat menilai pembunuhan terhadap tokoh-tokoh kunci militer dan ilmuwan Iran menunjukkan Israel ingin melemahkan struktur kekuasaan Iran dari dalam.

Michael Singh dari Institut Washington mengatakan kepada Reuters bahwa Israel “ingin rakyat Iran bangkit.”

Ia juga mencatat bahwa rendahnya korban sipil dalam serangan awal menunjukkan tujuan yang lebih strategis daripada sekadar balas dendam.

Beberapa jam setelah serangan pertama, Netanyahu berpidato langsung kepada rakyat Iran.

Ia menyebut rezim Islam di Iran telah menindas rakyatnya selama hampir 50 tahun dan kini sedang melemah.

"Ini kesempatan Anda untuk bangkit dan menyuarakan pendapat," katanya.

Meskipun demikian, Israel belum menyatakan secara terbuka bahwa pihaknya menginginkan perubahan rezim.

Dalam pernyataan kepada Reuters, Kedutaan Besar Israel di Washington mengatakan bahwa masa depan Iran harus ditentukan oleh rakyatnya sendiri.

Khamenei terakhir terlihat di televisi Iran pada Jumat (13/6/2025), berdiri di lokasi yang dirahasiakan, di antara bendera nasional dan potret pendahulunya, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Baca juga: Diancam Bunuh Israel, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Dipindah dari Bunker demi Keamanan

 

Percobaan Pembunuhan

Kembali ke Ayatollah Ali Khamenei. Sang "Supreme Leader" telah menghadapi banyak upaya pembunuhan sepanjang karier politiknya, khususnya selama tahun-tahun penuh gejolak setelah Revolusi Islam pada 1979.

Pada 28 Juni 1981, upaya pembunuhan paling signifikan terhadap Khamenei terjadi ketika sebuah bom meledak di markas besar Partai Republik Islam selama pertemuan pejabat senior.

Serangan itu diatur oleh Mujahedeen-e-Khalq (MEK), sebuah kelompok anti-rezim.

Meskipun Khamenei tidak terbunuh, ia mengalami luka parah.

Ledakan itu menyebabkan lengan kanannya lumpuh permanen.

Oleh karena itu dalam berbagai video terlihat jika Ali Khamenei menggunakan tangan kirinya untuk beraktivitas.

Bom bunuh diri saat salat Jumat di Teheran

Seorang pengebom bunuh diri menargetkan jemaah saat Khamenei menyampaikan khotbah.

Meskipun terjadi ledakan, Khamenei tidak terluka, dan sebagai bentuk perlawanan yang signifikan, ia melanjutkan pidatonya.

Serangan itu dikaitkan dengan kelompok oposisi selama periode penuh gejolak dalam politik Iran.

Serangan ini penting karena terjadi selama perang Iran-Irak, saat Iran berada di bawah tekanan internal dan eksternal yang besar.

Berbagai kelompok, termasuk Mujahedeen-e-Khalq (MEK), dikenal karena mengorganisasi upaya kekerasan semacam itu untuk mengacaukan rezim.

Upaya pembunuhan 2022 di Teheran

Menurut beberapa laporan, ada dugaan upaya pembunuhan terhadap Khamenei menggunakan pesawat nirawak pada awal 2022.

Informasi tentang peristiwa ini sangat sedikit dan tidak banyak dikonfirmasi oleh otoritas Iran.

Namun, peristiwa ini memicu diskusi tentang meningkatnya ancaman eksternal terhadap kepemimpinan Iran di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.

Benar atau tidak, laporan-laporan ini mengindikasikan bahwa Pemimpin Tertinggi tetap menjadi target utama berbagai musuh dalam dan luar negeri.

 

Baca juga: Geger Penemuan Mayat Korban Mutilasi di Sumbar, Tanpa Kepala, Tangan hingga Alat Kelamin

Baca juga: Inspektur Apel Kesadaran Nasional, Wabup Abdya: ASN Adalah Pelayan Masyarakat

Baca juga: VIDEO - Lapangan RTH Cot Gapu Bireuen Dibersihkan untuk Persiapan Pra Pora

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved