Konflik Iran vs Israel
Iran Luncurkan Rudal Hipersonik Fattah-1 Gempur Israel, Ini Kehebatan dan Spesifikasinya
IRGC mengonfirmasi bahwa rudal hipersonik canggih Fattah digunakan dalam fase kesebelas Operasi True Promise III pada Rabu (18/6/2025) dini hari.
SERAMBINEWS.COM - Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengonfirmasi bahwa rudal hipersonik canggih Fattah digunakan dalam fase kesebelas Operasi True Promise III pada Rabu (18/6/2025) dini hari.
Rudal Fattah ini berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel yang terkenal dan mengirimkan pesan tegas kepada rezim Tel Aviv serta pendukung Baratnya.
Menurut IRGC, fase ini dianggap sebagai "titik balik," dengan pengerahan rudal Fattah generasi pertama yang dipandang sebagai awal dari berakhirnya dominasi sistem pertahanan rudal Israel.
Pihak militer Iran pun menyampaikan selamat kepada para komandan dan pejuang pasukan kedirgantaraan IRGC atas keberhasilan misi tersebut, sebagaimana diberitakan media TV Iran, Press TV.
“Rudal-rudal Fattah yang kuat dan dapat bermanuver dengan lincah telah mengguncang tempat perlindungan orang Israel malam ini. Ini mengirimkan pesan jelas mengenai kekuatan Iran kepada sekutu Tel Aviv yang terjebak dalam delusi dan asumsi yang salah,” ungkap IRGC.
Pernyataan tersebut juga menekankan, serangan ini membuktikan dominasi penuh Iran di langit wilayah yang diduduki, sementara pemukim Israel tetap tidak berdaya menghadapi serangan presisi yang dilancarkan.
Rudal ini disebut-sebut memiliki kecepatan luar biasa, kemampuan manuver tinggi, dan mampu menembus sistem pertahanan rudal paling canggih sekalipun.
“Fattah adalah pemukul Israel,” tulis IRGC dalam pernyataan saat rudal ini pertama kali diluncurkan secara publik pada 2023.
aat itu, sebuah spanduk besar di Teheran bahkan menampilkan pesan dalam bahasa Ibrani, “400 detik menuju Tel Aviv,” mengisyaratkan kecepatan dan jangkauan rudal tersebut.
Baca juga: Tadi Malam Iran Luncurkan Rudal Hipersonik Fattah, Target Israel Hancur Seketika: Iron Dome ‘Error’
Spesifikasi Rudal Fattah-1
Fattah, yang berarti “sang penakluk” dalam bahasa Arab, merupakan rudal balistik hipersonik pertama buatan Iran.
Disebut hipersonik karena mampu mencapai kecepatan Mach 5 atau lima kali kecepatan suara—sekitar 6.100 kilometer per jam.
Dikembangkan oleh Divisi Dirgantara IRGC, rudal ini diklaim mampu menembus perisai rudal canggih seperti Iron Dome dan Arrow milik Israel, bahkan sistem pertahanan balistik Amerika Serikat.
Menurut laporan Iran Watch, rudal ini menggunakan bahan bakar padat dan sistem pendorong satu tahap, dengan jangkauan hingga 1.400 kilometer.
Fattah juga dilengkapi dengan nozel bergerak pada tahap kedua mesin roketnya, yang memungkinkannya bermanuver secara lateral (kiri-kanan), vertikal (atas-bawah), bahkan berputar di luar angkasa.
Teknologi ini memungkinkan rudal untuk menghindari intersepsi saat mendekati target.
Rudal ini dirancang untuk aktif pada jarak beberapa ratus kilometer dari target, dengan hulu ledak yang dipasang pada manoeuvrable reentry vehicle, yakni sistem yang memungkinkan perubahan arah saat memasuki kembali atmosfer Bumi.
“Rudal ini kemungkinan besar memiliki hulu ledak pada kendaraan masuk ulang yang bisa bermanuver, memungkinkan ia mengubah arah secara singkat saat turun untuk menghindari intersepsi,” jelas Fabian Hinz, peneliti di International Institute for Strategic Studies, kepada CNN.
Selain itu, rudal hipersonik seperti Fattah menciptakan partikel superpanas di sekitarnya saat melaju di atmosfer atas, yang dapat mengganggu komunikasi radar dan membuat deteksi menjadi sulit.
Keunggulan Strategis
Fattah dirancang sebagai bagian dari strategi pertahanan dan penangkal Iran terhadap potensi ancaman regional.
Peluncuran rudal ini pada Juni 2023 disebut sebagai “lompatan generasi” dalam teknologi rudal Iran.
Rudal ini juga akan dipasang di kapal perusak Damavand-2 kelas Moudge untuk memperkuat armada laut Iran.
Iran mengeklaim sebagai negara keempat di dunia yang memiliki teknologi rudal hipersonik, setelah Amerika Serikat, Rusia, dan China.
Sejak serangan udara besar-besaran Israel ke berbagai sasaran militer dan nuklir di Iran, sedikitnya 224 orang telah dilaporkan tewas di pihak Iran.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan sekitar 400 rudal dan ratusan drone ke wilayah Israel, menewaskan 24 orang dan melukai lebih dari 500 lainnya.
Di tengah meningkatnya eskalasi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan Ayatollah Khamenei bahwa Washington mengetahui lokasi keberadaannya.
Namun, Trump menambahkan, “Kami tidak akan mengambil tindakan (membunuh), setidaknya untuk saat ini.”
Pernyataan itu memicu kecemasan lebih lanjut di Teheran, terutama saat penduduk sipil mulai meninggalkan rumah mereka di tengah hari keenam kampanye serangan udara Israel.
Israel juga mengeklaim telah menewaskan Jenderal Ali Shadmani, yang disebut sebagai pemimpin militer tertinggi Iran yang tersisa.
Di sisi lain, Iran menyatakan bahwa respons militernya sejauh ini bersifat peringatan.
“Operasi yang telah kami lakukan sejauh ini hanya bertujuan sebagai peringatan dan pencegahan,” ujar Panglima Angkatan Darat Iran, Jenderal Abdul Rahim Mousavi, dalam sebuah video.
Baca juga: VIDEO - Warga Lhokseumawe Andalkan Damkar untuk Pertolongan Darurat
Baca juga: Hasil Inter Milan vs Monterrey di Piala Dunia 2025: Cristian Chivu, Misi Bangkit Usai Musim Pahit
Baca juga: Harga Emas Stabil Jelang Keputusan The Fed, Ketegangan Iran-Israel Jadi Faktor Penentu
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Siap Lancarkan Serangan Baru Terhadap Iran |
![]() |
---|
Iran Siapkan Skenario Militer Hadapi Israel, Ragukan Gencatan Senjata |
![]() |
---|
Presiden Iran Masoud Pezeshkian Terluka akibat Serangan Israel |
![]() |
---|
Ali Khamenei Muncul Kembali ke Publik di Hari Asyura, Disambut Gembira Warga Iran |
![]() |
---|
Menlu Iran Ancam Israel jika Kembali Menyerang, Siap Balas Agresi Zionis dan Sekutunya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.