Berita Abdya

Pemkab Abdya Ajak IMM Edukasi Pentingnya Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Rizal mengatakan, kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang serius. 

Penulis: Masrian Mizani | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
COFFEE MORNING - Asisten II Setdakab Abdya, Rizal saat memberikan sambutan pada acara coffee morning yang digagas IMM Abdya terkait isu kekerasan terhadap perempuan dan anak di Aula Dikila Bappeda, kabupaten setempat, Jumat (20/6/2025). 

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya 

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Pemkab Abdya) berkomitmen memerangi segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak di kabupaten setempat.

Hal itu disampaikan Asisten III Setdakab Abdya, Rizal dalam acara coffee morning yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Abdya, di Aula Dikila Bappeda, Kamis (20/6/2025).

Rizal mengatakan, kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang serius. 

Ia menilai, masalah ini bukan hanya persoalan individu, tetapi juga bagian dari ketidakadilan struktural yang menghambat kemajuan peradaban, termasuk di wilayah Abdya.

"Kasus kekerasan fisik, seksual, dan ekonomi masih marak, tapi sering tersembunyi karena dominasi budaya patriarki dan ketakutan korban untuk bersuara,” kata Rizal.

Menurutnya, Pemkab Abdya kini mengambil langkah aktif dalam mencegah dan menangani segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak, baik melalui kebijakan daerah maupun kolaborasi lintas sektor. 

"Pemerintah akan memperkuat regulasi, membangun kemitraan dengan lembaga pendidikan, tokoh agama, organisasi perempuan, hingga kalangan mahasiswa. Semua pihak harus dilibatkan," ujarnya.

Rizal juga menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai motor penggerak perubahan sosial.

“Mahasiswa bukan sekadar generasi penerus bangsa, tetapi juga punya tanggung jawab moral terhadap persoalan-persoalan yang ditimbulkan di masyarakat,” terangnya.

"Kami ingin kampus menjadi ruang aman, bebas dari kekerasan, tempat tumbuhnya ide-ide besar untuk kemajuan Abdya,” kata Rizal.

Menurutnya, kemajuan suatu daerah tidak hanya dilihat dari besarnya anggaran atau megahnya infrastruktur, melainkan seberapa adil kehidupan masyarakat, khususnya perempuan dan anak.

Oleh karena itu, tambah Rizal, Pemkab Abdya membuka ruang dialog dengan seluruh elemen, termasuk mahasiswa, untuk merancang program-program strategis yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

"Ke depan, kita ingin Abdya menjadi daerah yang inklusif, di mana laki-laki dan perempuan punya hak dan kesempatan yang setara,” ucap Rizal.

Rizal mengajak, IMM untuk menjadi mitra aktif pemerintah dalam menciptakan edukasi publik, kampanye kesadaran, dan penyuluhan sosial, agar suara korban yang selama ini terbungkam bisa terdengar.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved