Bireuen

Mustasyar PBNU Syaikhuna Abu MUDI Genap 76 Tahun, Sosok Al-Mujaddid Millenial dan Ulama Konsisten

Ia belajar, mengajar hingga menjadi pemimpin Dayah MUDI dan salah satu Mustasyar PBNU, sekaligus.mursyid Tarekat

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nur Nihayati
IST
Abu MUDI Samalanga, Bireuen 

Ia belajar, mengajar hingga menjadi pemimpin Dayah MUDI dan salah satu Mustasyar PBNU, sekaligus.mursyid Tarekat

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Ribuan santri, alumni, dan pecinta ilmu dari berbagai daerah di Aceh memadati kawasan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Bireuen, Sabtu (21/6/2025).

Kehadiran para santri maupun alumni dan berbagai kalangan lainnya untuk memperingati milad ke-76 ulama kharismatik Aceh, Syaikhuna Abu MUDI

Tgk Helmi Abu Bakar, salah seorang alumni MUDI dan juga dosen UNISAI mengatakan, peringatan ini bukan sekadar perayaan ulang tahun, tetapi menjadi momentum reflektif atas kontribusi besar beliau dalam dunia pendidikan, dakwah, dan
peradaban Islam di Nusantara.

Diceritakan, Abu MUDI, yang memiliki nama lengkap Tgk. H. Hasanoel Basri bin Haji Gadeng, lahir pada 21 Juni 1949 di Krueng Geukueh, Aceh Utara.

Ia belajar, mengajar hingga menjadi pemimpin Dayah MUDI dan salah satu Mustasyar PBNU, sekaligus.mursyid Tarekat Naqsyabandiyah yang sangat disegani. 

Keilmuan, keteguhan dalam disiplin, dan keteladanan akhlak menjadikan sosok Abu MUDI sebagai ulama panutan lintas generasi.  

Ketua PWNU Aceh, Tgk H Faisal Ali atau yang akrab disapa Abu Sibreh sebagaimana disampaikan Tgk Helmi menyebut bahwa Abu MUDI adalah salah satu waliyullah yang keberadaannya membawa keberkahan bagi umat.

“Beliau bukan hanya ulama ilmu alat, tetapi juga mursyid ruhaniyah. Yang paling mengagumkan.adalah konsistensi beliau mengajar, membimbing, dan menjaga tradisi keilmuan di tengah segala perubahan zaman,” ujar Abu Sibreh.

Menurutnya, yang juga Ketua MPU Aceh istikamah Abu MUDI dalam
mengajar, khususnya pengajian kitab rutin setiap pagi selama puluhan tahun tanpa jeda, adalah salah satu bentuk karamah yang jarang dimiliki oleh generasi sekarang.

“Dalam dunia tasawuf, kita mengenal kaidah, al-istikamah khairun min alfi karamah—istikamah itu lebih baik dari seribu karomah.

Dan Abu MUDI adalah perwujudannya,” tambahnya.

Salah satu nilai penting yang diwariskan oleh Abu MUDI kepada ribuan.santrinya adalah semangat “beut seumeubeut”—belajar tanpa mengenal waktu. 

Kalimat ini kerap menjadi rujukan utama dalam setiap pengajian
dan nasihat beliau.

Bagi beliau, disiplin, mujahadah, dan takzim kepada guru adalah pondasi utama menjadi santri yang sukses dunia dan
akhirat. 


Santri tidak hanya dituntut menguasai ilmu, tetapi juga membangun akhlak, ketekunan, serta kebersihan hati.

“Abu seringberpesan, bek tuwo beut Seumeubeut (jangan lupa taklim) juga mutalah (mengulang) sebelum Seumeubeut (taklim), juga takdim guru jangan diabaikan,” cerita Tgk. Fauzan Azima, mahasiswa yang kini sedang menempuh pendidikan pascasarjana di salah satu universitas terkemuka di Suriah. 

Menurut Fauzan, kalimat itu menggambarkan bahwa bagi Abu
MUDI, kehilangan waktu untuk membaca kitab adalah musibah besar.

“Ini mengajarkan kami untuk menghargai setiap detik dalam menuntut ilmu,” ujarnya. 

Abu MUDI sosok Ulama Reformatif dan transformatif.

Abu MUDI menurut Abu Sibreh memiliki pemikiran yang melampaui batas dan banyak ide yang pernah diutarakan saat pengajian namun aplikasinya beberapa tahun kemudian juga pembaharuan yang dilakukan sering mengalami tantangan dari internal ulama dayah termasuk mendirikan pendidikan tinggi di lingkungan dayah.

Dalam era modern menurut Abu Sibreh beberapa tokoh yang diakui sebagai al mujaddid (pembaharuan)melanjutkan tradisi memperbaharui pemahaman dan praktik Islam.

Abu MUDI salah satu diantaranya dengan berusaha menyelaraskan
nilai-nilai Islam dengan tantangan dan perubahan zaman yang cepat,
seperti globalisasi, kemajuan teknologi, dan dinamika sosial namun
tidak melupakan tradisi lama.

"Konsep tajdid Abu MUDI berpegang dengan kaidah al-Muhafazhah 'alal Qadimish Shalih wal Akhdu bil Jadidil Ashlah (memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil kebiasaan baru yang lebih baik), " lanjutnya. 

Tak hanya di bidang dayah tradisional, Abu MUDI menurut Ketua MPU Aceh itu juga menjadi inisiator transformasi pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Lembaga pendidikan STAI Al-Aziziyah tahun 2013 yang beliau dirikan kini telah berubah menjadi Universitas Islam Al-Aziziyah Indonesia (UNISAI) Samalanga, dengan program studi S1 hingga S2.

Di samping itu, beliau juga mendirikan Ma'had Aly sebagai bagian dari penguatan pendidikan tinggi berbasis kurikulum pesantren dengan program marhalah ula (S-1) dan tsani (S-2).

"Pengaruh Abu MUDI juga terasa dalam pembangunan struktur sosial-politik umat.

Beliau membidani kelahiran Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh, yang pada Pemilu 2024 berhasil mengantarkan kader-kadernya ke parlemen, baik di tingkat DPR Aceh maupun DPRK.

Meski tak terjun langsung ke politik praktis, Abu MUDI memosisikan
partai ini sebagai sarana dakwah struktural dan menjaga maqam umat, "paparnya.

Hari milad ke-76 ini dirayakan bukan hanya oleh santri dan
tokoh Aceh di tanah air, tetapi juga dari luar negeri.

Mahasiswa asal Aceh di Timur Tengah, termasuk alumni MUDI yang kini menempuh pendidikan di Mesir, Sudan, dan Suriah, ikut menyampaikan ucapan dan doa melalui media sosial.Beliau adalah waliyullah millenial.

Meski lahir jauh sebelum era digital, namun manfaat ilmu dan keteladanan beliau menjangkau generasi muda lintas negara. Banyak dari kami yang jauh di perantauan tetap terhubung dengan pengajian beliau lewat kanal daring,” tambah Tgk. Fauzan. 

Peringatan milad ini diakhiri dengan doa bersama untuk kesehatan dan keberkahan umur Abu MUDI.

Para hadirin juga membaca manaqib dan penggalan-penggalan perjalanan hidup beliau yang menyentuh hati.

Satu pesan penting yang digaungkan dalam milad ini adalah agar para santri dan alumni MUDI tetap menjaga nilai-nilai istiqamah, adab, dan semangat beut seumeubeut.

Bahwa menjadi santri Abu MUDI tidak cukup hanya dengan pernah mondok, tapi terus menerus menghidupkan perjuangan ilmu dan akhlak dalam kehidupan nyata.

“Kita berdoa semoga Abu MUDI panjang umur, sehat selalu, dan terus menjadi cahaya bagi umat.

Karena ulama seperti beliau sangat langka dan tidak tergantikan,” tutup Abu Sibreh. (*)

Baca juga: Rektor UIN Ar-Raniry Serukan Solidaritas untuk Iran, Kecam Agresi Israel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved