Aksi Demo GAM di Meulaboh Tolak Penambahan Batalyon Aceh

Koordinator aksi sekaligus Presiden Mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU), Putra Rahmat, menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar aksi simbolik, melainkan panggilan nurani mahasiswa untuk menjaga semangat perdamaian yang adil dan bermartabat.

“Aksi ini adalah bentuk kepedulian generasi muda Aceh terhadap masa depan daerahnya. Kami tidak ingin Aceh hanya menjadi simbol damai tanpa keadilan. Pemerintah harus menepati MoU Helsinki dan menunjukkan komitmen nyata terhadap rakyat Aceh,” tegasnya saat diwawancarai di sela-sela aksi.

Baca juga: Bawa Bendera Bulan Bintang, Massa Demo Juga Tolak Pembangunan 4 Batalyon di Aceh 

Tidak hanya berasal dari satu institusi, aksi ini memperlihatkan soliditas mahasiswa lintas kampus.

Berbagai elemen seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, Himpunan Mahasiswa Jurusan, hingga komunitas pemuda bergabung dalam satu suara, memperkuat posisi mahasiswa sebagai garda terdepan dalam mengawal otonomi dan keadilan di Aceh.

Aksi damai yang berlangsung hingga siang hari ini dikawal langsung oleh aparat Polres Aceh Barat dan diterima oleh Anggota DPRK Aceh Barat, Ahmad Yani, serta Wakil Ketua I DPRK, Azwir serta sejumlah anggota DPRK lainnya.

Dalam dialog singkatnya dengan massa aksi, Ahmad Yani menyampaikan bahwa DPRK Aceh Barat mendukung penuh aspirasi mahasiswa dan telah menerima serta menandatangani petisi tuntutan mereka.

“Kami pastikan seluruh tuntutan ini akan dibawa ke tingkat provinsi dan nasional. Ini bentuk komitmen kami untuk mendengar suara rakyat, khususnya dari kalangan mahasiswa yang peduli akan nasib daerah,” ujar Ahmad Yani di hadapan demonstran.(*)

Baca juga: Kemendagri Terbitkan Keputusan Penetapan Empat Pulau Milik Aceh, Ini Pesan Safrizal ZA