KUPI BEUNGOH
Ketika AI Semakin Pintar, Apa yang Membuat Kamu Tidak Tergantikan?
Dunia terus bergerak maju, tapi peran manusia justru mulai menghilang. Jika mesin bisa melakukan semuanya, lalu apa yang tersisa untuk manusia?
Saat ini, telah banyak AI yang mampu menghasilkan lukisan atau karya seni dalam waktu kurang dari satu menit.
Hal ini tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan proses kreatif manusia yang bisa memakan waktu antara tiga hingga tujuh hari untuk menyelesaikan satu lukisan.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan seniman, karena mereka merasa terancam akan kehilangan sumber penghasilan akibat peran AI yang semakin dominan digunakan dalam dunia seni.
Faktanya, pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di belakangan ini memang membawa keuntungan bagi perusahaan, seperti efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, dan otomatisasi menjadi alasan utama.
Namun, di tengah semua itu, sepertinya kita perlu mengambil kembali: sampai kapan manusia akan terus digantikan oleh mesin?
Dalam bidang pelayanan, misalnya, interaksi antar manusia tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh robot. Empati, intuisi, dan pemahaman emosional adalah hal-hal yang hanya bisa dimiliki manusia yang paling mengerti manusia tentu sesama manusia.
Begitu pula dalam dunia seni.
Seni bukan sekedar produk estetika, tetapi juga sarat makna sosial dan emosional.
Ia lahir dari perasaan, pengalaman, dan keresahan manusia.
Jika karya seni mulai diciptakan oleh robot yang tidak memiliki rasa, bukankah itu menjadi ironi? Kita berisiko kehilangan makna terdalam dari karya seni itu sendiri.
Fenomena perkembagan AI ini membawa berbagai kelebihan dan kekurangan.
Di satu sisi, kehadirannya memberikan efisiensi dan kemudahan dalam berbagai bidang.
Namun di sisi lain, muncul tantangan baru terkait etika, keaslian karya, pengurangan kreatifitas dan keberlangsungan profesi tertentu. Meski begitu, kemajuan teknologi tidak bisa dihentikan begitu saja.
Oleh karena itu, yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, baik melalui pengembangan kemampuan yang tidak bisa digantikan oleh mesin.
Beberapa skill yang bisa kita tingkatkan dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi AI saat ini adalah:
DEA dan Arah Baru Pembangunan Ekonomi Aceh |
![]() |
---|
Membaca Kearifan Tambang dalam Hadih Maja dan Syair Langgolek |
![]() |
---|
Dr. Hanifah Nurdin: Akademisi Perempuan Muda di Aceh yang Menginspirasi Lewat Kajian Media & Konten |
![]() |
---|
Jejak Doa di Jalan Ilmu: Dari Perjuangan Pendidikan hingga Kursi Rektor UIN Ar-Raniry |
![]() |
---|
Pertemuan Gubernur dan Menteri Keuangan : Babak Baru Konflik Fiskal Pusat dan Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.