Podcast Serambi
Lewat Buku ‘1 Kota 5 Agama di Aceh’, Dr Hasan Basri Bantah Tanah Rencong Intoleransi
Dalam buku ini, sebur Dr Hasan, banyak mengungkapkan fakta yang langsung bersumber dari pemeluk agama, yakni Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, Islam.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Lewat Buku ‘1 Kota 5 Agama di Aceh’, Dr Hasan Basri Bantah Tanah Rencong Intoleransi
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Dalam berbagai survei yang dilakukan sejumlah lembaga, terutama SETARA Institute, selalu menempatkan sejumlah kota di Aceh masuk dalam Indeks Kota Intoleran.
Dalam data terbaru yang dirilis pada Mei 2025, SETARA Institute menempatkan Lhoksumawe, Banda Aceh, dan Sabang dalam 10 kota intoleran pada tahun 2024.
Lembaga itu mengatakan, kota-kota ini ekosistem toleransinya belum benar-benar terbukti.
Oleh karena itu, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Dr Hasan Basri M Nur MA bersama tim melakukan penelitian secara kualitatif terhadap klaim lembaga survei tersebut.
Hasil penelitian yang dituangkan dalam buku berjudul ‘1 Kota 5 Agama di Aceh’ sekaligus membantah bahwa kota di Aceh intoleran.
“Sehingga dari sejumlah informasi yang kami dapat, dari sejumlah hasil observasi, kami menyimpulkan ini tidak benar tudingan Aceh intoleran,” ujar Dr Hasan Basri sebagai narasumber dalam podcast di studio Serambinews., Rabu (25/6/2025).
Podcast yang mengangkat tema ‘Layakkah Aceh Disebut Tidak Toleran?’ dipandu oleh News Manager Serambi Indonesia, Bukhari M Ali, dan ditayangkan secara langsung di kanal Youtube Serambinews.
Dr Hasan yang juga sebagai penulis buku itu mengatakan, tujuan pihaknya melakukan penelitian dan penerbitan buku ini untuk mengungkapkan fakta sebenarnya tentang kehidupan di Banda Aceh.
“Kami lebih banyak melakukan pendekatan kualitatif. Berbeda dengan survei-survei di luar yang lebih banyak mengedepankan kuantitatif. Kami lebih banyak mencari data melalui wawancara dengan tokoh-tokoh lintas agama,” katanya.
Dalam buku ini, sebur Dr Hasan, banyak mengungkapkan fakta yang langsung bersumber dari pemeluk agama, diantaranya Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, dan Islam.
“Ternyata agama Hindu sudah cukup lama di Aceh bahkan agama yang sangat tua di Aceh tapi penganutnya sangat sedikit menurut informasi yang kami peroleh dari tokoh Hindu. Sampai hari ini umat Hindu tinggal di Banda Aceh diperkirakan sekitar 32 orang,” paparnya.
Meskipun sebagai kaum paling minoritas, umat Hindu mengaku tidak ada gangguan dalam menjalankan ibadah dan hidup berdampingan dengan umat beragama lainnya tanpa adanya gesekan.
“Dalam buku ini kami mencantumkan beberapa hal yang berhubungan dengan tempat ibadah. Sehingga kami melakukan pemetaan tempat ibadah,” jelasnya.
Dr Hasan memaparkan, di Banda Aceh terdapat Kuil Palani Andawer untuk umat Hindu yang berlokasi di Gampong Keudah yang berada ditengah-tengah perkampungkan warga.
Apa yang Harus Dihindari Agar Puasa Ramadhan Jadi Lebih Bermakna? |
![]() |
---|
Orang Berpuasa Ramadhan tapi Tidak Shalat, Tgk Mustafa Husen Woyla Ungkap Hukumnya |
![]() |
---|
Puasa Tanpa Shalat, Apakah Sah dan Diterima? Ini Penjelasan Tgk. Mustafa Husen Woyla |
![]() |
---|
Cegah Anak Terjerumus LGBT, Direktur Eksekutif YPAM Sigli Ungkap Penyebab dan Antisipasinya |
![]() |
---|
Penyebab Anak Terjerumus Menjadi LGBT Menurut Hetti Zuliani, Direktur Eksekutif YPAM Sigli |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.