Opini
Bahaya Pergaulan Bebas
Lalu, hal yang paling nyata pernah terjadi pada masa Nabi Luth AS di negeri Sadum/Sodom, belum pernah dilakukan oleh penduduk di bumi sebelumnya, yait
Dr Murni SPd I MPd, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry
KITA berada di suatu zaman yang dikabarkan Nabi Muhammad saw sebagai salah satu tanda dari tanda-tanda akan segera datangnya hari kiamat. Zaman itu adalah zaman tersebarnya zina, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: "Di antara tanda-tanda kiamat ialah …, zina dilakukan terang-terangan ..." (HR. Bukhari). Di antara perbuatan keji yang telah Allah haramkan dalam Al-Qur'an dan hadits yaitu perbuatan zina.
Lalu, hal yang paling nyata pernah terjadi pada masa Nabi Luth AS di negeri Sadum/Sodom, belum pernah dilakukan oleh penduduk di bumi sebelumnya, yaitu saling menyukai sesama jenis yaitu laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan. dari sinilah LGBT bermula hingga saat ini.
Setiap berjumpa kepada kaumnya, Nabi Luth as dengan sabar, tabah senantiasa mengingatkan serta mengajak mereka untuk meninggalkan perbuatan kejinya itu, serta balasan dan azab yang Allah swt berikan kepada kaum-kaum yang berbuat keji. Sayangnya, kaum Sodom bukan mendengarkannya, melainkan mengusir Nabi Luth dan para pengikutnya.
Karena kemaksiatan terus-menerus dilakukan, Nabi Luth as lantas memohon perlindungan dan pertolongan Allah swt. Allah swt mengabulkan doa Nabi Luth as. Allah swt berfirman, “Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda, dan Sesungguhnya kota [Sodom] itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).” (QS. Al-Hijr [15], ayat: 73-76). Begitu dahsyat dan mengerikan azab yang Allah timpakan kepada kaum Nabi Luth as karena perbuatan mereka sudah melampaui batas.
Beberapa bulan yang lalu kita dikejutkan satu berita yang berjudul, 'Komisi IV DPRK Prihatin soal HIV/AIDS-LGBT Semakin Marak di Banda Aceh' (Serambi Indonesia, 06/02/ 2025). Lalu pada bulan Mei berita kasus baru HIV ditemukan di Banda Aceh, penderita mayoritas kelompok usia 20-29 tahun (Serambi Indonesia, 17/05/ 2025).
Di hari yang sama ada berita, pasangan diduga khalwat ‘diangkut’ dari tempat pijat refleksi (Serambi Indonesia, 17/05/ 2025). Kabar berita dua hari setelahnya, belasan wanita diangkut dari kafe, kumpul dengan laki-laki hingga dini hari di seputaran Kota Banda Aceh (Serambi Indonesia, 19/05/ 2025). Muncul lagi berita, belasan muda-mudi terjaring razia malam hari (Serambi Indonesia, 22/05/ 2025).
Fenomena penyakit sosial masyarakat seperti berita di atas, sudah mencapai pada taraf yang sangat mengkhawatirkan seakan-akan tidak habis-habisnya. Hilang di satu tempat, muncul di tempat lain. Seolah-olah apa yang dilakukan seperti telah menjadi suatu kebiasaan tanpa merasa takut akan dampak penyakit yang akan dirasakan.
Bahaya
Pergaulan bebas dapat diartikan sebagai perilaku bergonta-ganti pasangan seksual tanpa didasari ikatan pernikahan. Pergaulan bebas, termasuk di kalangan remaja, terjadi karena kemajuan teknologi yang dengan mudah memberikan informasi seputar seks.
Jika zaman dulu sebelum adanya teknologi, dua lawan jenis berbeda saat bertemu dan beradu pandang bisa langsung tertarik. Kondisi remaja saat ini tidak lagi hanya melihat foto, video, atau cerita tertulis dengan lebih mudah. Mereka juga bisa dengan mudah melakukan chatting sexsual (percakapan atau komunikasi online yang melibatkan topik atau konten seksual), video call sex (aktivitas seksual yang dilakukan melalui panggilan video) bahkan mencari pasangan seks melalui media sosial.
Kaum remaja memiliki risiko yang tinggi terjerat pergaulan bebas. Penyebabnya adalah karena masa remaja memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar terhadap hal-hal baru, termasuk hubungan seksual. Tanpa adanya edukasi yang cukup dari orang tua, rasa ingin tahu ini dapat membuat remaja mencoba untuk mencari tahu sendiri hal-hal tersebut. Dampaknya, peluang remaja untuk terjerumus ke dalam pergaulan bebas pun semakin besar. Dampak dan bahaya pergaulan bebas tidak bisa disepelekan. Termasuk remaja yang telah menjadi bagian dari LGBT.
Ada berbagai bahaya yang mengintai jika mereka terjerumus ke dalam pergaulan bebas, antara lain: 1). Tertular infeksi menular seksual. Remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas lebih rentan untuk tertular penyakit menular seksual. Apalagi jika kerap bergonta-ganti pasangan. Semakin sering seseorang bergonta-ganti pasangan, makin besar risikonya untuk terkena infeksi menular seksual, seperti HIV/AIDS dan sifilis. Berhubungan seksual sesama jenis, dengan pekerja prostitusi, juga dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi menular seksual.
Data terbaru yang dirilis Dinas Kesehatan Aceh menunjukkan bahwa dalam 20 tahun terakhir kasus HIV di provinsi ini mencapai 1.735 orang dan jika dilihat data 2025 terungkap probabilitas penderita HIV naik secara signifikan, yaitu 20-30 orang per bulan. Lebih dari setengah dari kasus tersebut disebabkan oleh hubungan sesama jenis. Terutama lelaki dengan lelaki (homo seks). 2). Terkena penyakit kanker. Wanita yang sering bergonta-ganti pasangan lebih berisiko mengalami kanker serviks. 3). Kehamilan yang tidak diinginkan.
Pergaulan bebas juga akan meningkatkan risiko kehamilan remaja yang tidak diinginkan, yang berujung pada aborsi, dan 4). Gangguan Psikologis. Dampak pada psikologis dan masa depan anak yang dilahirkan. Umumnya mereka tidak siap dan menanggung rasa malu karena hamil di luar nikah serta tidak siap menjadi seorang ibu.
Mencegah
Ada beberapa cara yang dapat orang tua lakukan untuk mencegah dan melindungi anak dari pergaulan bebas. Pertama, Melalui pendidikan agama Islam. Diharapkan anak terutama usia remaja dapat terhindar dan menjauhkan mereka dari bahaya pergaulan bebas maupun LGBT. Sehingga dalam hal ini perlu adanya integrasi melalui pendidikan agama Islam dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Kedua, memulai topik pembicaraan mengenai seks. Saat menonton TV atau melihat video dengan adegan berbau seksual, orang tua bisa membuka pembicaraan mengenai pendidikan seks. Orang tua perlu bersikap terbuka saat mendengar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh anak. Ketiga, memberi pemahaman mengenai bahaya pergaulan bebas. Mengakibatkan hamil di luar nikah dan infeksi menular seksual. Diskusikan hal ini dengan bijak dan hindari kesan menakut-nakuti.
Pada saat orang tua mengungkapkan nilai-nilai yang jelas tentang bahaya pergaulan bebas, anak pun cenderung akan mengikuti nilai-nilai yang ditanamkan tersebut. Keempat, mendukung mereka melakukan kegiatan positif. Mencoba mengalihkan perhatian remaja dengan berbagai hobi dan kegiatan yang positif yang disenangi hasilnya akan mengurangi kemungkinan remaja untuk terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Kelima, menerapkan jam malam. Melarang mereka agar tidak pulang larut malam. Berikan pengertian bahwa penerapan peraturan jam malam ini adalah untuk kebaikannya. Keenam, memberikan batasan yang jelas bagi anak dalam berinteraksi dengan lawan jenisnya. Selalu pantau aktivitas yang dilakukan anak tanpa terkesan mengekang atau mencampuri kegiatan maupun pergaulannya, dan ketujuh, bijak dalam menggunakan media sosial.
Orang tua dapat memastikan anak mengakses informasi sesuai usianya, serta memberi tahu tentang bahaya terkait pornografi. Oleh karena itu, orang tua bisa memberikan jadwal pada remaja untuk mengakses hiburan dengan pengawasan. Wallahu A‘lam Bishawab.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.