Konflik Israel vs Hamas
Lambai Bendera Putih, Israel Ngaku tak Sepenuhnya Bisa Berantas Hamas, Sinyal Akhiri Perang di Gaza?
"Jika itu terserah saya, saya akan mengakhiri perang di Gaza," ujarnya. Ia menuturkan, Israel tidak bisa sepenuhnya memberantas Hamas. "Hamas adalah
"Jika itu terserah saya, saya akan mengakhiri perang di Gaza," ujarnya. Ia menuturkan, Israel tidak bisa sepenuhnya memberantas Hamas. "Hamas adalah gerakan ideologis, bukan hanya sekelompok individu," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis.
SERAMBINEWS.COM - Wali Kota Netanya di Israel Tengah, Miriam Feirberg-Ikar mengatakan bahwa Israel harus mengakhiri perang di Gaza.
Hal tersebut dilakukan supaya semua tawanan Israel yang tersisa bisa dibebaskan.
"Jika itu terserah saya, saya akan mengakhiri perang di Gaza," ujarnya.
Ia menuturkan, Israel tidak bisa sepenuhnya memberantas Hamas.
"Hamas adalah gerakan ideologis, bukan hanya sekelompok individu," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis.
Mediator perang Gaza, Qatar mendorong gencatan senjata dengan Hamas untuk disegerakan.
Pejabat Hamas, Tahel al-Nunu menuturkan, dorongan gencatan senjata tersebut makin meningkat.
Terlebih dari mediator tetangga, Mesir dan Qatar.
"Komunikasi kami dengan mediator saudara di Mesir dan Qatar tidak berhenti dan telah meningkat dalam beberapa jam terakhir," ujar Taher al-Nunu, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (26/6/2025).

Baca juga: Brutal! Hanya Ingin Makan, Israel Tembaki Warga Gaza Saat Antre Tepung hingga 80 Orang Tewas
Namun, ia menuturkan bahwa kelompoknya masih "belum menerima proposal apapun" terkait untuk menghentikan perang.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan ada "progres besar" yang telah dibuat untuk mengakhiri perang Israel di Gaza, termasuk gencatan senjata yang dimulai setelah lebih dari 20 bulan sejak dimulainya konflik.
Trump mengaitkan optimismenya tentang "berita yang sangat baik" tersebut setelah adanya gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Sebelumnya, Trump juga mengatakan bahwa perang Iran dan Israel selama 12 hari telah berdampak kerusakan parah di kedua negara.
"Israel telah terpukul keras dalam beberapa hari terakhir," katanya ketika menghadiri KTT NATO di Belanda, pada hari Rabu (25/6/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.