Banda Aceh

Mahasiswa USK Raih Juara 1 Lomba Esai Nasional FISIP Fest dengan Inovasi Teknologi untuk Tunarungu

Dhia Fahira berasal dari Program Studi Pendidikan Dokter berhasil meraih Juara 1 sekaligus penghargaan Best Presentation

Editor: Nur Nihayati
IST
JUARA -- Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh berfoto bersama setelah diumumkan menjadi juara pada kompetisi Lomba Esai Nasional FISIP Fest Meusaboh Hatee Jilid III Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh, Sabtu (28/06/2025) 

Dhia Fahira berasal dari Program Studi Pendidikan Dokter berhasil meraih Juara 1 sekaligus penghargaan Best Presentation

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh kembali menorehkan prestasi membanggakan di Tingkat Nasional, Sabtu (28/6/2025). 

Tim dari Universitas Syiah Kuala yang dibimbing oleh Dosen Program Studi Teknik Industri, yaitu Ir. Sarika Zuhri, S..T, M.T  terdiri dari Ariel Sucipto dari program studi Teknik Industri.

Kemudian, Dhia Fahira berasal dari Program Studi Pendidikan Dokter berhasil meraih Juara 1 sekaligus penghargaan Best Presentation dalam kompetisi Lomba Esai Nasional FISIP Fest Meusaboh Hatee Jilid III Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh.

Kegiatan ini mengangkat tema besar “Sinergi Inovatif Generasi Muda dalam Mengembangkan Talenta di Era Society 5.0 Menuju SDGs Indonesia Emas 2045,”.

Selanjutnya lomba ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Aceh. 

Setelah melalui proses seleksi ketat, hanya 4 tim terbaik yang berhasil melaju ke babak final dan mempresentasikan karya secara langsung atau secara offline di depan  tim juri di Universitas Malikussaleh. 

Pada tahap ini, tim Universitas Syiah Kuala tampil memukau dengan inovasi berbasis teknologi inklusif yang berhasil unggul dari para finalis lainnya.

Karya esai yang berjudul: "SIGNBAND: Inovasi Wearable IoT untuk Mendeteksi Bahasa Isyarat dan Menyelaraskan Minat-Bakat Anak Tunarungu dengan Teknologi Pendidikan Inklusif di Aceh”

Menawarkan solusi berbasis digital untuk menjawab kesenjangan pendidikan bagi anak-anak tunarungu, khususnya di daerah Aceh.
 
SIGNBAND merupakan rancangan wearable IoT berbentuk gelang pintar yang dilengkapi dengan sensor gerak (accelerometer dan gyroscope) serta sensor denyut nadi. 

Perangkat ini mampu mendeteksi bahasa isyarat secara real-time dan terhubung ke aplikasi digital (UI/UX prototype via Figma) untuk menganalisis pola minat dan bakat anak berdasarkan aktivitas fisik mereka. 

Data yang terkumpul akan ditampilkan melalui dashboard visualisasi yang dapat diakses oleh guru dan orang tua, sehingga memungkinkan terjadinya personalisasi pembelajaran yang lebih tepat sasaran.

"Inovasi ini berangkat dari keprihatinan kami terhadap minimnya akses pendidikan inklusif di Aceh untuk anak-anak tunarungu, serta belum optimalnya teknologi lokal yang mendukung deteksi bahasa isyarat secara presisi,” ujar Ariel Sucipto, ketua tim. 

Dalam presentasi final, tim USK menekankan bahwa SIGNBAND tidak hanya mendukung komunikasi bagi penyandang disabilitas, namun juga menjadi alat untuk mengenali potensi diri mereka secara lebih mendalam. 

Teknologi ini mengintegrasikan semangat SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDGs 10 (Mengurangi Ketimpangan) ke dalam sistem pendidikan yang lebih adaptif dan humanistik.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved