Berita Luar Negeri

Perjudian Politik PM Israel Benjamin Netanyahu: Serang Iran Tanpa Jaminan Dukungan dari AS

Namun, indakannya selalu diperhitungkan dengan cermat, terutama dalam menilai konsekuensi militer dan politik dari tindakan terhadap Iran.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Facebook The White House
TRUMP DAN NETANYAHU - Tangkapan layar The White House pada Kamis (10/4/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (kanan) berfoto di Ruang Oval, Gedung Putih, pada hari Selasa (8/4/2025). Sikap Trump yang berubah drastis dalam waktu kurang dari 24 jam menimbulkan pertanyaan besar tentang konsistensi kebijakan luar negeri AS. 

Bagian paling berisiko dari “perjudian” ini adalah Israel menyerang Iran tanpa jaminan bahwa AS akan ikut serta dan menggunakan bom penghancur bunker – yang dapat menghancurkan fasilitas nuklir terpenting Iran.

Sementara itu, menurut analis militer, untuk menyerang fasilitas nuklir Iran secara efektif, Israel harus memobilisasi pasukan komando Israel dan mempertaruhkan nyawa prajuritnya. 

Dan tanpa AS, Israel tidak akan memiliki strategi keluar yang jelas untuk operasi ini.

Serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni adalah momen ketika pertaruhan Netanyahu benar-benar membuahkan hasil. 

Itulah pertama kalinya militer AS terlibat dalam serangan Israel. 

Tidak ada tentara Israel atau AS yang tewas dalam konflik 12 hari antara Israel dan Iran.

"Mengambil keputusan seperti itu merupakan risiko yang sangat besar. Netanyahu mengambil keputusan itu ketika AS tidak sepenuhnya mendukungnya," kata Israel Ziv, mantan jenderal Israel.

Baca juga: Israel Diduga Akan Kembali Menyerang Iran Dalam Waktu Dekat

Jajak pendapat setelah konflik Israel-Iran menunjukkan bahwa posisi perdana menteri Israel telah menguat. 

Namun, menurut Tamar Hermann, seorang pakar jajak pendapat Israel, ini bukanlah perubahan besar.

"Saya tidak yakin kita akan melihat perubahan yang signifikan. (Konflik Israel-Iran) telah memperkuat posisi Netanyahu di antara para pendukungnya, tetapi belum memperkuat posisinya di antara para penentangnya," kata Hermann.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved