Konflik Israel Vs Palestina
Suara Ledakan tak Henti hingga Terasa Bak Gempa Bumi, Israel Bombardir Gaza Jelang Gencatan Senjata
"Ledakan tidak pernah berhenti, mereka mengebom sekolah dan rumah. Rasanya seperti gempa bumi. Di berita, kita mendengar gencatan senjata sudah dekat,
"Ledakan tidak pernah berhenti, mereka mengebom sekolah dan rumah. Rasanya seperti gempa bumi. Di berita, kita mendengar gencatan senjata sudah dekat, di lapangan kita melihat kematian dan kita mendengar ledakan," imbuhnya.
SERAMBINEWS.COM - Menurut otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 25 orang tewas dalam serangan udara Israel, pada hari Senin, termasuk 10 korban jiwa di Zeitoun.
Sementara itu belum ada komentar langsung dari militer Israel, yang selama ini menuduh militan Palestina bersembunyi di antara warga sipil tuduhan yang dibantah kelompok-kelompok militan.
Menurut para analis militer, serangan intensif menjelang gencatan senjata merupakan bagian dari strategi “shock and awe” yang digunakan Israel agar membuat lawan goyah sebelum membuat kesepakatan.
Dengan adanya tekanan militer, Israel yakin pihaknya dapat memperkuat posisi dalam negosiasi, meski risikonya adalah meningkatnya jumlah korban sipil dan kerusakan infrastruktur di Gaza.
Israel kembali melancarkan serangan udara intensif ke Jalur Gaza, tepat saat para pejabatnya bersiap menghadiri perundingan gencatan senjata yang difasilitasi Amerika Serikat di Washington.
Menurut laporan warga sebelum serangan di intensifkan, sejumlah tank-tank Israel terlihat bergerak maju ke wilayah timur pinggiran Zeitoun, salah satu distrik padat penduduk di Kota Gaza, Senin (30/6/2025).
Tak lama setelah itu, mereka menembaki permukiman dan infrastruktur sipil di daerah tersebut.
Penembakan berlangsung bersamaan dengan gempuran udara yang terus terjadi di wilayah utara Gaza.

Baca juga: Rudal Hamas Kembali Gempur Israel Tanpa Ampun, Kebakaran hingga Ratusan Kendaraan Militer Hancur
“Tank-tank mereka masuk dan menembak tanpa peringatan. Suaranya seperti guntur tanpa henti,” kata Salah, seorang warga Zeitoun, dikutip dari The New Arab.
"Ledakan tidak pernah berhenti, mereka mengebom sekolah dan rumah. Rasanya seperti gempa bumi. Di berita, kita mendengar gencatan senjata sudah dekat, di lapangan kita melihat kematian dan kita mendengar ledakan," imbuhnya.
Baca juga: Cerita Relawan, Ibu Hamil di Gaza Terkena Peluru Saat Israel Serang Tenda, Bayi Terbunuh Besi Panas
Gencatan Senjata Digelar, Ada Harapan Baru untuk Gaza?
Sebagai informasi sebelum Israel mengintensifkan serangan, Pemerintah Amerika Serikat dan Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer memulai perundingan gencatan senjata di Gedung Putih pada awal pekan ini.
Pertemuan yang berlangsung tertutup ini menandai upaya baru untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Gaza yang telah menelan ribuan korban jiwa dan menimbulkan krisis kemanusiaan besar.
AS tak merinci pembicaraan apa saja yang dibahas dalam pertemuan itu.
Namun sejumlah sumber menyebut pertemuan itu dimaksudkan untuk menyusun skema gencatan senjata jangka panjang yang sempat buntu karena perbedaan besar.
Dimana Hamas menuntut diakhirinya perang secara permanen, sementara Israel hanya bersedia menghentikan pertempuran sementara dengan opsi melanjutkan serangan di masa depan.
Tak hanya itu dalam kesempatan kali ini, AS juga membahas skema pengiriman bantuan kemanusiaan, serta mekanisme keamanan pasca konflik di Jalur Gaza.
Pemerintah AS berharap kesepakatan dapat tercapai sebelum kunjungan tersebut, sebagai langkah nyata menuju akhir konflik yang telah berlangsung hampir 19 bulan.
Baca juga: 71 Orang Tewas Saat Serangan Penjara Evin di Teheran,Keluarga yang Menjenguk Ikut Jadi Korban Israel
Warga Gaza: Kami Tidak Ingin Kata-Kata
Terpisah, kabar gencatan senjata antara Israel dan Hamas mungkin memberikan secercah harapan di dunia diplomatik.
Namun, bagi warga Gaza yang hidup dalam kehancuran, yang mereka inginkan bukan kata-kata, melainkan perubahan nyata.
Bagi banyak warga Gaza, janji-janji gencatan senjata terdengar seperti pengulangan tanpa makna.
Setelah lebih dari delapan bulan terjebak dalam perang yang menewaskan ribuan orang dan menghancurkan infrastruktur penting, mereka menuntut bukti nyata, bukan sekadar pernyataan diplomatik.
“Kami tidak ingin kata-kata lagi. Kami ingin roti, air, rumah, dan keamanan,” kata Mahmoud, seorang pengungsi di kamp Deir al-Balah.
“Sudah terlalu banyak janji yang tidak ditepati. Kami ingin dunia melihat kami sebagai manusia, bukan angka korban.” ujarnya.
Oleh karenanya warga menuntut agar perundingan internasional yang difasilitasi AS tidak hanya berisi pernyataan politik, tetapi juga mengarah pada penghentian serangan militer, pembukaan jalur bantuan, rehabilitasi wilayah yang hancur, serta jaminan keamanan bagi warga sipil.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tank-tank Israel Getol Gempur Gaza Jelang Perundingan Gencatan Senjata di Gedung Putih,
Momen Prabowo Berpidato Berapi-Api hingga 8 Kali Hentakan Meja di Sidang Umum PBB |
![]() |
---|
Rudal Supersonik Palestine-2 Mengguncang Israel, Houthi Serang Bandara Utama di Tel Aviv |
![]() |
---|
Ketegangan Meningkat, Aksi Pemukim Israel Serang Masjid Al-Aqsa |
![]() |
---|
Blokade Israel Invansi Gaza, Houthi Tenggelamkan Kapal Eternity C di Laut Merah |
![]() |
---|
Netanyahu Sesumbar Menang Perang, Jurnalis Ungkap Fakta di Gaza: Tiap Minggu Kubur 10 Tentara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.