Konflik Iran vs Israel

Usai Perang 12 Hari, Iran Ragu atas Komitmen Israel terhadap Gencatan Senjata, Waspada jika Diserang

Gencatan senjata antara Iran dan Israel mulai berlaku pada Selasa (24/6/2025), setelah pengumuman oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Editor: Amirullah
khaberni/tangkap layar
RUDAL ANTARBENUA - Rudal antarbenua milik Iran, Khaybar yang dilaporkan sudah digunakan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk menyerang Tel Aviv, Israel pada Minggu (22/6/2025). Iran menolak tunduk terhadap segala bentuk pembatasan atas kekuatan rudalnya dan tetap berkomitmen melakukan pengayaan uranium di dalam wilayahnya. Setelah perang selama 12 hari, Iran mengatakan tidak yakin Israel akan mematuhi gencatan senjata yang telah berlaku. 

SERAMBINEWS.COM - Iran menyatakan keraguannya bahwa Israel akan benar-benar mematuhi kesepakatan gencatan senjata yang secara resmi mengakhiri perang selama 12 hari antara kedua negara.

Gencatan senjata tersebut mulai berlaku pada Selasa, (24/6/2025), menyusul pengumuman yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Ketegangan terbaru ini merupakan salah satu eskalasi paling serius dalam sejarah panjang permusuhan antara Teheran dan Tel Aviv.

Konflik meletus pada 13 Juni 2025, ketika Israel melancarkan kampanye pengeboman besar-besaran di wilayah Iran.

Serangan tersebut menewaskan sejumlah tokoh penting, termasuk seorang komandan militer senior dan ilmuwan yang disebut memiliki keterkaitan dengan program nuklir Iran.

Pemerintah Israel mengklaim bahwa operasi militer itu bertujuan untuk menghentikan potensi pengembangan senjata nuklir oleh Iran.

Namun Teheran kembali menegaskan bahwa program nuklirnya hanya ditujukan untuk tujuan damai, seperti produksi energi, dan menolak tuduhan bahwa mereka tengah membangun senjata pemusnah massal.

Pertempuran itu menggagalkan perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat, sekutu setia Israel.

"Kami tidak memulai perang, tetapi kami telah menanggapi agresor dengan seluruh kekuatan kami," kata kepala staf angkatan bersenjata Iran, Abdolrahim Mousavi, Minggu (29/6/2025), seperti diberitakan Al Arabiya.

"Kami memiliki keraguan serius atas kepatuhan musuh terhadap komitmennya termasuk gencatan senjata, kami siap untuk menanggapi dengan kekuatan jika diserang lagi," jelasnya.

Baca juga: Pasukan Israel Gempur Sekolah-sekolah yang jadi Tempat Penampungan Pengungsi

Kepala IAEA: Iran Bisa Memperkaya Uranium Lagi

Kepala Pengawas Nuklir PBB (IAEA), Rafael Grossi, mengatakan Iran kemungkinan akan dapat mulai memproduksi uranium yang diperkaya "dalam hitungan bulan," meskipun ada kerusakan pada beberapa fasilitas nuklir akibat serangan AS dan Israel, lapor CBS News, Sabtu (28/6/2025).

Amerika Serikat sebelumnya mengebom tiga fasilitas utama yang digunakan untuk program atom Teheran.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan tingkat kerusakan pada fasilitas nuklir itu "serius," tetapi rinciannya tidak diketahui.

Presiden AS Donald Trump bersikeras bahwa program nuklir Iran telah mengalami kemunduran "puluhan tahun."

Namun, Rafael Grossi mengatakan "beberapa masih berdiri."

"Mereka dapat memiliki, Anda tahu, dalam hitungan bulan, saya akan katakan, beberapa kaskade sentrifus berputar dan memproduksi uranium yang diperkaya, atau kurang dari itu," kata Grossi, Jumat (27/6/2025), dilansir Arab News.

Pertanyaan kunci lainnya adalah apakah Iran mampu merelokasi sebagian atau seluruh persediaan uraniumnya yang diperkirakan mencapai 408,6 kilo (900 pon) sebelum serangan.

Uranium yang dimaksud diperkaya hingga 60 persen — di atas level untuk penggunaan sipil tetapi masih di bawah level senjata.

Material itu, jika dimurnikan lebih lanjut, secara teoritis akan cukup untuk memproduksi lebih dari sembilan bom nuklir.

Grossi mengakui kepada CBS: "Kami tidak tahu di mana material ini berada."

"Jadi sebagian bisa saja hancur sebagai bagian dari serangan, tetapi sebagian bisa saja dipindahkan. Jadi harus ada klarifikasi pada suatu titik," katanya.

Untuk saat ini, anggota parlemen Iran memilih untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA.

Teheran juga menolak permintaan Grossi untuk mengunjungi lokasi yang rusak, terutama Fordo, fasilitas pengayaan uranium utama.

"Kami perlu berada dalam posisi untuk memastikan, mengonfirmasi apa yang ada di sana, dan di mana itu dan apa yang terjadi," kata Grossi.

Fasilitas nuklir Iran Fordow.
Fasilitas nuklir Iran Fordow. (Maxar Technologies)

Baca juga: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Sebut Setiap Anak Aceh Berhak Dapat Pendidikan

Konflik Israel-Iran

Israel meluncurkan kampanye pengeboman di fasilitas nuklir dan militer Iran pada 13 Juni 2025.

Amerika Serikat bergabung dengan Israel dalam kampanyenya selama perang, melakukan serangan terhadap tiga fasilitas utama yang digunakan untuk program atom Iran.

Trump telah mengancam serangan lebih lanjut jika Iran memperkaya uranium ke tingkat yang mampu memproduksi senjata nuklir.

Menurut Badan Tenaga Atom Internasional, Iran telah memperkaya uranium hingga 60 persen pada tahun 2021, jauh di atas batas 3,67 persen yang ditetapkan oleh perjanjian tahun 2015 yang ditarik secara sepihak oleh Amerika Serikat pada tahun 2018.

Untuk membuat senjata, Iran perlu memperkaya uranium hingga 90 persen.

Israel telah mempertahankan ambiguitas tentang persenjataan atomnya sendiri, tidak secara resmi mengonfirmasi atau menyangkal keberadaannya, tetapi Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm memperkirakan memiliki 90 hulu ledak nuklir.

Menurut kementerian kesehatan Iran, sebanyak 627 warga sipil tewas dan 4.900 terluka selama perang 12 hari dengan Israel.

Serangan rudal balasan oleh Iran terhadap Israel menewaskan 28 orang, menurut otoritas Israel.

Selama perang, Iran menangkap puluhan orang yang dituduh memata-matai Israel, dan mengatakan bahwa Iran menyita peralatan termasuk pesawat nirawak dan senjata.

Parlemen Iran pada hari Minggu memberikan suara untuk melarang penggunaan peralatan komunikasi yang tidak sah, termasuk layanan internet satelit Starlink milik miliarder teknologi Elon Musk, menurut kantor berita resmi IRNA.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Iran Miliki Keraguan atas Komitmen Israel terhadap Gencatan Senjata, Waspada jika Diserang Lagi

Baca juga: Rumah Sakit Gaza Kewalahan dengan Banyaknya Korban Penembakan Israel

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved