Berita Aceh Tamiang

Selain di Tenggulun, Aceh Tamiang belum Terima Laporan Kasus Baru Sapi Mati dengan Anus Berdarah

Sejauh ini dipastikan kasus sapi mati tidak wajar ini baru terjadi di Kampung Selamat, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang, dua pekan lalu. 

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
Distanbunak Aceh Tamiang
SAMPEL LIUR - Mantri hewan di Aceh Tamiang mengambil sampel air liur dan darah dari sapi jenis bali untuk mengecek penyebab kematian delapan ekor jenis sapi ini di Aceh Tamiang baru-baru ini. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang memastikan belum menemukan kasus baru terkait sapi bali mati dengan kondisi anus berdarah. 

Sejauh ini dipastikan kasus sapi mati tidak wajar ini baru terjadi di Kampung Selamat, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang, dua pekan lalu. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang memastikan belum menemukan kasus baru terkait sapi bali mati dengan kondisi anus berdarah.

Sejauh ini dipastikan kasus sapi mati tidak wajar ini baru terjadi di Kampung Selamat, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang, dua pekan lalu. 

“Belum ada penularan karena sejauh ini tidak ditemukan kasus baru, masih satu kasus yang di Kampung Selamat,” kata Plt Kadistanbunak Aceh Tamiang, Yunus, Kamis (3/7/2025).

Meski begitu Yunus mengimbau peternak proaktif memberi laporan bila ternaknya mengalami gejala penyakit tidak wajar.

Laporan cepat peternak ini sangat penting untuk mencegah terjadinya wabah yang membuat peternak rugi besar.

“Harus aktif biar cepat ditangani, kasus kemarin bisa dibilang telat karena sudah empat hari mati baru dilaporkan kepada kami,” ucapnya.

Baca juga: VIDEO - PKB Ambil Posisi Netral soal Penambahan Batalyon di Aceh

Sejauh ini dia memastikan penyebab delapan sapi bali mati bukan disebabkan PMK ataupun virus Jembrana.

Hal ini diketahui dari hasil sampel yang diperiksa Balai Veteriner Medan.

“Pemeriksaan sampel tidak ditemukan PMK ataupun Jembrana. Kami lagi menunggu hasil lab,” lanjutnya.

Sembari menunggu hasil lab ini, Aceh Tamiang memberlakukan penghentian sementara pasokan sapi bali dan turunannya.

Larangan ini sudah berlangsung dua pekan dan berlaku sampai hasil lab keluar.

Setelah diberlakukannya larangan ini, pihaknya turut memperketat pengawasan khususnya di Pasar Hewan yang aktif setiap Kamis.

Baca juga: Bangun Mall Pelayanan Publik di PCC, Rumah Khas Aceh Proyek Pemprov Akan Dibongkar

“Kamis kemarin masih didapati pedagang yang membawa sapi bali, kabid saya langsung perintahkan balik,” ucap Yunus. 

Aceh Tamiang Hentikan Sementara Pasokan Sapi Bali, Buntut 8 Ekor Mati, Kondisi Anus Berdarah

Sebelumnya diberitakan, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang menghentikan sementara pasokan sapi bali.

 Langkah tegas ini buntut kematian delapan sapi bali dengan kondisi anus berdarah di Kampung Selamat, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang dua minggu lalu.

“Sudah dua minggu ini sapi bali dilarang masuk dan keluar. Larangan ini berlaku untuk sapi bali dan turunannya,” kata Plt Kadistanbunak Aceh Tamiang, Yunus, Kamis (3/7/2025).

Setelah diberlakukannya larangan ini, pihaknya memperketat pengawasan khususnya di Pasar Hewan yang aktif setiap kamis.

“Kamis kemarin masih didapati pedagang yang membawa sapi bali, kabid saya langsung perintahkan balik,” belumnyaaucap Yunus.

Yunus menekankan pihaknya menaruh perhatian serius dalam kasus ini karena tidak ingin peternak mengalami kerugian lebih besar.

Dia pun meminta petani proaktif menginformasikan bila hewan ternaknya mengalami gejala sakit.

“Harus aktif biar cepat ditangani, kasus kemarin bisa dibilang telat karena sudah empat hari mati baru dilaporkan kepada kami,” ucapnya.

Kasus kematian delapan ekor sapi ini terjadi dua minggu lalu di Kampung Selamat, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang.

Delapan sapi mati dalam kondisi anus berdarah. Seluruhnya merupakan jenis sapi bali.

Awalnya ada dugaan kematian delapan ekor sapi ini disebabkan virus Jembrana. Namun hasil pemeriksaan sampel tidak menemukan gejala penyakit ini.

“Sampel sedang diperiksa di laboratorium, kami masih menunggu hasilnya,” kata Yunus. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved