Dedi Mulyadi Sebut Keponakannya Honorer, Gajinya Kalah Jauh Dibanding Hasil Dia Jualan Bala-bala
Oleh karena itu, Gubernur Dedi Mulyadi, menekankan pentingnya mengubah cara pandang masyarakat terhadap pekerjaan dan mendorong pemanfaatan lahan tidu
Oleh karena itu, Gubernur Dedi Mulyadi, menekankan pentingnya mengubah cara pandang masyarakat terhadap pekerjaan dan mendorong pemanfaatan lahan tidur serta pengembangan pertanian dan wirausaha.
SERAMBINEWS.COM - Dalam kunjungannya ke Purwakarta, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti ketimpangan kesejahteraan tenaga honorer yang bergaji rendah.
Termasuk keponakannya yang hanya menerima Rp2 juta per bulan meski telah bekerja 15 tahun.
Ia membandingkan kondisi itu dengan penghasilan di sektor informal seperti UMKM kuliner, yang bisa mencapai Rp12 juta per bulan.
Misalnya kata Kang Dedi, keponakannya itu yang memperoleh penghasilan sejumlah tersebut dari hasil jualan bala-bala.
Oleh karena itu, Gubernur Dedi Mulyadi, menekankan pentingnya mengubah cara pandang masyarakat terhadap pekerjaan dan mendorong pemanfaatan lahan tidur serta pengembangan pertanian dan wirausaha.
Hal ini sebagai solusi nyata untuk menekan pengangguran dan memperkuat ekonomi desa.
Baca juga: Dedi Mulyadi Borong 2 Ton Melon Budidaya Warga Cirebon Rp 30 Juta, Langsung Dibagikan ke Masyarakat
Gubernur Jawa Barat menyampaikan hal ini saat berkunjung ke kawasan perkebunan Agroforestry Gunung Hejo, Purwakarta, Sabtu (5/7/2025).
Ia mencontohkan langsung kondisi keponakannya sendiri, yang sudah 15 tahun menjadi pegawai honorer di Pemda Purwakarta dengan gaji tetap Rp2 juta per bulan.
“Setiap minggu dia jualan bala-bala, sekali jual bisa dapat Rp3 juta. Jadi, dalam seminggu saja, pendapatan dari jualan makanan kecil itu bisa lebih besar daripada gaji bulanannya di Pemda,” ujar Dedi di hadapan awak media.
Dedi menyoroti ketimpangan antara upah tenaga honorer dan potensi penghasilan di sektor informal, terutama kuliner UMKM.
Ia menyebut, penghasilan keponakannya dari berjualan gorengan tradisional bisa menembus Rp12 juta per bulan, enam kali lipat dibanding gaji honorer.
Pernyataan Dedi ini menjadi sorotan karena menunjukkan realita pahit sebagian besar tenaga honorer di Jawa Barat.
Baca juga: Trending Topic: Jadwal Sepak Bola, Los Angeles Hingga Sherly Tjoanda Kunjungi Rumah Dedi Mulyadi
Data Badan Kepegawaian Negara (BKN) per Januari 2024 mencatat masih ada lebih dari 2,3 juta tenaga honorer aktif secara nasional, dengan mayoritas bergaji di bawah UMR.
Dedi juga menyinggung masalah pengangguran terselubung di Jabar yang terjadi karena masyarakat masih terpaku pada anggapan bahwa bekerja itu identik dengan masuk pabrik atau kantor.
Bukan bertani atau berwirausaha.
“Ini yang perlu kita ubah. Kita harus punya orientasi baru bahwa pertanian dan usaha mandiri adalah solusi nyata, bukan pelarian,” kata Dedi.
Dorongan Optimalkan Lahan Tidur
Dedi mendorong pemanfaatan sumber daya alam seperti lahan pertanian, sawah, dan perkebunan yang masih belum tergarap maksimal di Jawa Barat.
Baca juga: Sederet Aturan Dedi Mulyadi untuk Siswa Jabar: Jam Malam, Masuk Sekolah Jam 6.30 hingga PR Dihapus
Menurutnya, daerahnya punya potensi besar untuk mengembangkan ekonomi berbasis pariwisata dan pertanian, terutama bagi anak muda.
“Pertanian harus kita optimalkan. Sekarang sudah mulai kelihatan hasilnya, tapi masih banyak yang harus dikejar,” ujarnya.
Ia berharap langkah ini bisa jadi solusi untuk mengatasi tingginya angka pengangguran dan kemiskinan struktural, sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat desa. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dedi Mulyadi: Keponakan Saya Honorer 15 Tahun, Gajinya Kalah Sama Jualan Bala-bala
Harga Emas di Lhokseumawe Turun, Segini Pasaran Per 18 September 2025 |
![]() |
---|
Program MBG Berjalan di Aceh Singkil, Pelajar Bisa Hemat Uang Jajan |
![]() |
---|
Menko Zulkifli Hasan Sebut Koperasi Desa Merah Putih Sudah Bisa Ajukan Modal Pinjaman Rp3 M ke Bank |
![]() |
---|
Volume Kendaraan Kian Padat, Tgk Agam Desak Pemerintah Perluas Jalan Kajhu |
![]() |
---|
Wow! Harga Emas di Langsa Kokoh di Rp 6,4 Juta/Mayam, Ini Rincian Per 18 September 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.