Breaking News

Perang Gaza

Kebiadaban Israel, Terus Menolak Masuknya Susu Bayi ke Gaza

Kami beroperasi dengan sumber daya yang sangat minim, sehingga sangat sulit menangani sejumlah besar orang yang terbunuh dan terluka.

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/twitter
Seorang bayi laki-laki bernama Jamal Mahmoud Jamal al-Kafarna, yang lahir pada Agustus 2023 di kota Beit Hanoun di Jalur Gaza utara, baru-baru ini meninggal karena kelaparan pada 18 Januari bersama ibunya. 

SERAMBINEWS.COM - Marwan al-Hams, direktur rumah sakit lapangan di Gaza, berbicara kepada Al Jazeera tentang memburuknya situasi perawatan kesehatan di daerah kantong yang terkepung itu.

Berikut ini adalah komentarnya yang diterjemahkan seperti dilansir Serambinews.com dari Al Jazeera:

Situasi di rumah sakit Gaza sangat buruk karena kekurangan bahan bakar.

Penjajah Israel masih mencegah masuknya susu bayi ke Jalur Gaza.

Kami beroperasi dengan sumber daya yang sangat minim, sehingga sangat sulit menangani sejumlah besar orang yang terbunuh dan terluka.

Setahun Barbarisme Israel, Bantai 57.338 Warga Palestina di Gaza dan Melukai 135.957 Orang

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 70 mayat dan 332 orang terluka tiba di rumah sakit di seluruh Gaza selama 24 jam terakhir, Sabtu (5/7/2025).

Sejak Israel memutuskan gencatan senjata dengan Hamas pada 18 Maret, sedikitnya 6.780 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 23.916 terluka.

Sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 57.338 warga Palestina dan melukai 135.957 orang, dengan ribuan korban tambahan terkubur di bawah reruntuhan.

Distribusi bantuan di Gaza digunakan sebagai 'alat genosida'

Di tengah pembunuhan yang hampir terjadi setiap hari terhadap para pencari bantuan di sekitar lokasi bantuan Dana Kemanusiaan Gaza (GHF), akademisi Pietro Stefanini mengatakan AS dan Israel sengaja menjadikan bantuan kemanusiaan sebagai senjata untuk melayani tujuan militer dan strategis, dengan melewati saluran bantuan yang sudah ada.

“Ada persenjataan penyaluran bantuan sebagai alat genosida, yang dilakukan secara khusus untuk memajukan tujuan perang strategis,” Stefanini, seorang pengajar sejarah dan politik di Universitas Edinburgh, mengatakan kepada Al Jazeera.

Stefanini mengatakan organisasi kemanusiaan yang ada seperti UNRWA dan Program Pangan Dunia telah menolak bekerja sama dengan sistem GHF karena mereka mencoba "menggunakan bantuan untuk memaksa pemindahan warga Palestina dari satu wilayah Gaza ke wilayah lain".

“Bantuan sengaja dibatasi untuk memperparah kelangkaan dan menimbulkan kelaparan, karena apa yang disediakan GHF tidak memenuhi kebutuhan krisis pasokan pangan yang parah,” tambahnya.

Israel Ingin Bunuh Sebanyak Mungkin Warga Palestina di Gaza Jelang Kesepakatan Gencatan Senjata

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved