Breaking News

Hilang Saat Kasih Makan Ayam, Lansia di Busel Ditemukan Dimangsa Ular Piton Sepanjang 8 Meter

Seorang pria berinisial LN (61) ditemukan tewas di dalam perut ular piton sepanjang 8 meter.

Editor: Amirullah
via Tribunnews.com
ULAR PITON MEMANGSA MANUSIA - Warga mengevakuasi jenazah Wa Siti, korban yang tewas dililit piton sepanjang 6,5 meter di Buton, Sulawesi Tenggara. Sementara itu, pada Sabtu (5/7/2025), seorang pria lansia di Buton Selatan tewas setelah dimangsa ular piton sepanjang 8 meter. Jasadnya ditemukan di dalam perut ular. 

Berikut catatannya :   

1 .Akbar, Sulbar (2017) 

Warga menemukan jasad Akbar (25), seorang petani sawit muda, dalam kondisi tak biasa  dalam perut ular piton raksasa sepanjang empat meter.

Peristiwa mengerikan ini terjadi pada Senin malam, 27 Maret 2017, dan baru terungkap keesokan harinya setelah warga melakukan pencarian intensif di area kebun sawit milik Akbar.

Ia sebelumnya dilaporkan hilang setelah pamit pergi memanen sawit. Saat tak kunjung kembali dan tak bisa dihubungi, keluarga bersama warga memutuskan menyisir kebun, hingga akhirnya menemukan ular yang tampak kekenyangan dan tak mampu bergerak.

Kecurigaan warga terbukti. Saat ular itu dibelah, pemandangan pilu tersingkap—tubuh Akbar dalam posisi meringkuk, lengkap dengan pakaian kerja dan sepatu boots yang biasa ia pakai ke kebun.

Ia diduga disergap secara tiba-tiba oleh sang predator ganas yang menghuni wilayah hutan sekitar kebun.

Tragisnya, Akbar tewas justru saat hendak menjemput istrinya, Muna, di kampung halaman di Palopo, Sulawesi Selatan.

Sebulan sebelumnya, ia mengantar Muna ke sana untuk melahirkan anak kedua mereka.

Rencananya, setelah panen kali ini selesai, ia akan berangkat menjemput istri dan anaknya kembali ke Salubiro. Namun takdir berkata lain.

2. Wa Tiba (Sultra)

Wa Tiba (54), warga Desa Persiapan Lawela, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara ditemukan dalam perut ular sanca sepanjang 7 meter, Jumat (14/6/2018) lalu.

Peristiwa tersebut terjadi di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Diperkirakan, Wa Tiba ditelan antara Kamis (14/6/2018) petang hingga Jumat (15/6/2018) subuh atau saat malam Lebaran Idulfitri 1439 H.

Saat kejadian korban pergi ke kebun pada malam hari untuk memeriksa tanamannya.

Ketika tak kembali ke rumah, keluarganya cemas dan melakukan pencarian.

Yang mereka temukan di kebun hanya senter dan sandal milik Wa Tiba.

Tak jauh dari lokasi itu, terlihat seekor ular piton sepanjang sekitar 7 meter dengan perut yang menggembung besar.

Warga membelah tubuh ular itu, dan kembali ditemukan pemandangan mengenaskan.

Jasad Wa Tiba masih utuh di dalam tubuh ular, dalam posisi meringkuk. Tak ada yang menyangka, seorang manusia bisa benar-benar menjadi mangsa ular sebesar itu.

3. Zahra, Jambi (2022)

Zahra, yang sehari-hari bekerja sebagai penyadap karet, warga RT 04, Dusun Betara 8, Desa Terjun Gajah, Tanjung Jabung Barat ditemukan dalam perut ular.

Sebelum ditemukan di dalam perut ular, Zahra telah dicari keluarga dan warga setempat.

Sebelumnya ia  pergi ke kebun karet namun tak kunjung kembali ke rumah seperti biasanya.

Saat dilakukan pencarian, warga melihat ada ular piton ukuran besar dengan perut sedang buncit.

Warga yang curiga melihat kondisi ular tersebut akhirnya mencoba menangkapnya.

 Kepala Desa Terjun Gajah, Anto, sejak Zahra tak pulang, warga melakukan pencarian ke sejumlah tempat termasuk kebun.

"Kami sudah lakukan pencarian sejak tadi malam.

Kami lanjutkan lagi pencarian tadi siang," ungkap Anto, Senin (24/10/2022).

Selanjutnya, ujar dia, ada yang menemukan ular piton yang besar di kebun.

 "Dari situlah kita curiga ular tersebut memakan ibu Zahra," jelasnya.

Setelah dilakukan pengecekan dan memotong ular piton, ditemukan Zahra berada di dalam perut ular.

4. Farida, Sulsel  (2024)

Kronologi berawal Farida pamit kepada suaminya, Noni (55), untuk pergi ke kebun memetik cabai. Seperti hari-hari sebelumnya, ia membawa perlengkapan seadanya dan meninggalkan rumah dengan senyum yang tidak pernah absen dari wajahnya.

Namun malam menjelang, dan Farida tak kunjung pulang.

Awalnya, Noni tak merasa khawatir. Ia mengira istrinya mungkin mampir ke rumah saudara atau singgah di tempat kerabat seperti biasa. Tapi ketika malam semakin larut dan kabar sang istri tak juga datang, kegelisahan mulai menjalari benaknya.

Pagi harinya, ia memberanikan diri menghubungi keluarga dan kerabat. Hasilnya nihil. Tak ada satu pun yang mengetahui keberadaan Farida.

Dengan firasat yang semakin menguat, Noni pergi menyusuri kebun cabai milik mereka.

Di sanalah, ia menemukan benda-benda milik sang istri—tergeletak diam, seperti ditinggalkan dalam keadaan tergesa.

Ketakutan berubah menjadi keyakinan akan adanya bahaya. Bersama warga, Noni mulai menyisir area kebun lebih luas.

Dan saat itulah, mereka menemukan sosok mencurigakan: seekor ular sanca sepanjang lima meter, dengan perut menggembung dan gerakannya lamban.

Kecurigaan warga pun memuncak. Tak mungkin perut sebesar itu tanpa menelan sesuatu yang sangat besar.

Dengan hati berdebar dan tubuh gemetar, warga bergotong royong menangkap dan membelah ular tersebut.

Dari balik robekan kulit ular itu, muncul tubuh Farida, dalam keadaan sudah tak bernyawa.

Ia ditemukan masih lengkap dengan pakaiannya, tubuhnya membujur kaku dalam posisi terlipat sebagaimana ular menelan mangsanya.

Kasi Humas Polres Sidrap, AKP Suwardi, tidak peristiwa memilukan ini.

Dalam keterangannya, ia menegaskan bahwa ular sanca tersebut memang menelan korban utuh, sesuatu yang meskipun langka, pernah beberapa kali terjadi di wilayah Indonesia.

5. Siriati (30), Sulsel, 2024   

Warga Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, dikejutkan oleh peristiwa tragis yang menimpa seorang ibu rumah tangga bernama Siriati (30).

Ia ditemukan tak bernyawa di dalam perut seekor ular piton sepanjang 10 meter, Selasa pagi (2/7/2024).

Tragedi ini terjadi saat Siriati tengah menempuh perjalanan menuju rumah saudaranya untuk membeli obat bagi anaknya yang sedang sakit. Rumah Siriati yang cukup terpencil memaksanya harus melewati kawasan hutan kecil di Dusun Balatana—jalur yang biasa ia lalui sehari-hari.

Namun pagi itu berbeda. Siriati tak kunjung tiba. Saudaranya yang menunggu mulai khawatir, lalu menghubungi Adiansya, suami korban. Merasa ada yang janggal, Adiansya langsung menyusul ke rute yang biasa dilalui istrinya.

Di tengah perjalanan, ia menemukan sepasang sandal Siriati tergeletak di tanah. Tak jauh dari sana, terlihat jejak ular besar dan bekas seretan sepanjang lima meter. Kecurigaan Adiansya berubah menjadi kepastian saat ia melihat seekor ular piton dengan perut membesar mencurigakan.

Tanpa membuang waktu, Adiansya membunuh ular tersebut lalu memanggil warga dan aparat setempat untuk membantu proses evakuasi. Dengan cara tradisional, kepala ular dipotong, ekornya digantung ke pohon, dan perutnya dibelah. Jasad Siriati ditemukan dalam kondisi utuh, namun telah meninggal dunia.

Sekretaris Desa Siteba, Iyang (38), membenarkan kejadian tersebut dan menyebut bahwa lokasi rumah korban memang jauh dari jalan utama serta berbatasan langsung dengan kawasan liar.

“Korban biasa melewati jalur itu, tapi kali ini nahas. Ini jadi peringatan bagi warga agar lebih waspada,” ujar Iyang kepada Tribun-Timur.com.

Berbagai kasus manusia dimangsa ular piton, pakar reptil, Panji Petualang juga ikut mengomentari.

 Panji Petualang mengungkapkan melalui akun Instagramnya. 

 “Akhir2 ini sering banget denger kabar Retic python nelen orang... Kasus nya sering terjadi di sulawesi.. Padahal ular jenis retic besar di ketahui banyak di sumatera dan kalimantan,” tulisnya.

Panji kemudian menjelaskan beberapa faktor penyebabnya berdasarkan pengelamannya selama ini.

“Kalo yang saya perhatiin faktor nya karena ini, 1 ular jenis python reticulatus dari sulawesi karakter nya lebih agresif ketimbang dari tempat lain,” kata dia.

Tak hanya itu, manusia sendiri juga dinilai Panji berperan penting dalam kasus ini yakni adanya kerusakan habitat ular itu sendiri sehingga berakibat pada kurangnya makanan mereka.

Ia lalu menjelaskan cara sang ular melumpuhkan dan memangsa buruannya itu.

 “Ular python berburu dengan cara menunggu dan menggunakan indra jacobson untuk mereka mengetahui di mana mangsanya,ular python juga punya semacam sensor yang bisa melihat darah panas (contoh manusia)ketika python berhasil nerkam korban secara sembunyi2 alhasil korban gak akan bisa lagi melawan,” katanya.

“Karena setelah menerkam python akan melilit dengan kuat,mereka bisa ngerasain nafas korban nya nah kalo mangsanya masih nafas lilitan nya terus di buat kuat sampe mangsanya mati lemas kehabisan nafas,” tambahnya.

Menurut Panji, pada dasarnya hewan takut pada manusia.

“Mamun dalam keadaan lapar dan yang lewat manusia ya gak ada pilihan untuk si ular untuk makan manusia atau dia lapar,” jelasnya. 

Ia pun menjelaskan bahwa tak hanya ular piton raksasa saja yang bisa memangsa manusia.

“Ular bisa nelan manusia ketika kepalanya sama ukuran nya dengan telapak tangan kita,” tutupnya.

Mengapa Piton Sulawesi Ganas 

Sementrara pakar herpetologi dari LIPI, Amir Hamidy, ular piton yang menyerang manusia di Sulawesi merupakan jenis sanca batik (Python reticulatus).

 “Ular yang memangsa seorang perempuan di Sulawesi beberapa waktu lalu merupakan jenis sanca batik,” ujar Amir.

Sanca batik dikenal sebagai ular terpanjang di dunia. Di alam liar, panjangnya bisa mencapai 7 meter, sementara di penangkaran bahkan bisa mencapai 10 meter.

“Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan,” jelas Amir.

Piton di Sulawesi tumbuh lebih besar dibandingkan dengan di Sumatera atau Jawa karena tidak ada predator alami seperti harimau.

Mangsa utama mereka adalah mamalia besar seperti babi hutan.

Amir menyebut bahwa konflik antara piton dan manusia semakin sering terjadi akibat semakin sempitnya habitat liar dan aktivitas manusia yang mendekat ke hutan.

“Lokasi kebun milik perempuan tersebut dekat dengan hutan dan saat itu sudah malam sehingga korban tidak mengetahui keberadaan ular,” ujar Amir.

Ia menyarankan masyarakat membawa anjing saat beraktivitas di kebun sebagai bentuk pencegahan terhadap serangan hewan liar.

 “Ular piton berukuran besar biasanya memangsa babi hutan dan mamalia-mamalia besar lainnya. Piton juga mengendalikan populasi babi hutan agar tidak meresahkan masyarakat,” ujar Amir.

Perburuan liar terhadap babi hutan bisa mengganggu keseimbangan ekosistem dan mendorong piton untuk mencari mangsa alternatif, termasuk manusia.

“Selain berukuran panjang dan besar, kemampuan adaptasi ular ini sangat baik. Ular ini bisa bertahan hidup di tengah perkotaan dan memangsa hewan-hewan kecil seperti tikus atau ayam,” katanya.

Ular piton mencerna mangsa selama 1–2 minggu, tergantung ukuran mangsanya, dengan bantuan asam lambung berkadar tinggi. (Berbagai sumber/Eko Sutriyanto)

 

Sebagian Artikel telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved