Moskow Siap Pasok Uranium Diperkaya untuk Program Nuklir Iran, Netanyahu Memantau

Rusia menyatakan kesiapannya untuk memasok kebutuhan uranium yang diperkaya ke Republik Islam Iran untuk kebutuhan program nuklir damai.

Editor: Yocerizal
NDTV
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov 

SERAMBINEWS.COM - Rusia menyatakan kesiapannya untuk memasok kebutuhan uranium yang diperkaya ke Republik Islam Iran untuk kebutuhan program nuklir damai.

Kesanggupan itu diumumkan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dalam konferensi pers di sela-sela hari kedua KTT BRICS, Senin (6/7/2025).

Lavrov mengatakan, Rusia bersedia menerima uranium dari Iran untuk diolah menjadi uranium dengan tingkat pengayaan yang sesuai untuk keperluan program nuklir damai, dan selanjutnya mengembalikannya lagi ke Iran.

“Mekanisme ini sebelumnya telah tercantum dalam JCPOA, dan kini Rusia siap melaksanakannya guna melanjutkan perundingan antara Iran dan Amerika Serikat,” ujarnya.

JCPOA atau Joint Comprehensive Plan of Action adalah perjanjian internasional mengenai program nuklir Iran yang ditandatangani pada tahun 2015. 

Perjanjian ini melibatkan Iran dan negara-negara P5+1 (AS, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok, dan Jerman). 

Tujuan utamanya adalah untuk membatasi program nuklir Iran demi tujuan damai, dan sebagai gantinya, sanksi ekonomi terhadap Iran akan dicabut.

Di sisi lain, utusan khusus Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Whittaker menyampaikan bahwa putaran pertama perundingan nuklir AS dan Iran akan berlangsung sekitar minggu depan.

Baca juga: Jamaah Haji Kloter 10 Sudah Tiba di Rumah di Aceh Utara, 3 Orang Belum Pulang & Dirawat di Saudi

Baca juga: Demo Massal di DPRD Brebes, Kaum Ibu Tuntut Pemberantasan Obat Terlarang di “Warung Aceh”

Presiden AS Donald Trump juga mengonfirmasi pernyataan Witkoff dalam konferensi pers sebelum makan malam dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

"Saya tidak ingin mengatakannya, tetapi Anda akan membacanya atau melihatnya besok," jawab Trump ketika ditanya tanggal pasti perundingan tersebut.

Trump melanjutkan bahwa ia tidak melihat banyak alasan untuk melanjutkan negosiasi, karena ia yakin bahwa program nuklir Republik Islam telah hancur total.

"Iran telah meminta untuk bertemu, saya juga akan datang. Jika kita bisa mendapatkan sesuatu di atas kertas, itu akan sangat bagus," imbuhnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengibaratkan program nuklir dan rudal balistik Iran seperti dua tumor kanker yang mengancam nyawa Israel.

"Hasil kerja sama dengan Amerika Serikat, kedua tumor ini telah lenyap, tetapi ketika kita mengangkat tumor kanker itu, itu tidak berarti bahwa mereka tidak akan pernah kembali," ucapnya.

Berbicara kepada media sebelum dimulainya jamuan makan malam resmi di Gedung Putih, ia mengumumkan bahwa Israel akan terus memantau Iran untuk memastikan Iran tidak menghidupkan kembali program nuklir dan misilnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved