Berita Nasional
Pengangguran Indonesia Capai 7,28 Juta, Anggota DPR: Jangan-jangan Standar SDM Kita Enggak Kompeten
"Jangan-jangan memang kita ini enggak siap SDM yang kompeten. Lowongan kerja banyak tetapi enggak keserap, karena standar SDM kita ini enggak kompeten
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
"Jangan-jangan memang kita ini enggak siap SDM yang kompeten. Lowongan kerja banyak tetapi enggak keserap, karena standar SDM kita ini enggak kompeten untuk bisa mengisi lowongan itu," ujar Zainul
SERAMBINEWS.COM- Zainul Munasichin, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB mengemukakan beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab sulitnya masyarakat Indonesia dalam mendapatkan pekerjaan.
Salah satu penyebab yang disorot Zainul adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Menurutnya, banyaknya lowongan kerja yang tersedia tidak secara otomatis diikuti oleh terserapnya tenaga kerja, karena kemampuan SDM yang ada belum memenuhi standar yang dibutuhkan oleh perusahaan.
"Jangan-jangan memang kita ini enggak siap SDM yang kompeten. Lowongan kerja banyak tetapi enggak keserap, karena standar SDM kita ini enggak kompeten untuk bisa mengisi lowongan itu," ujar Zainul saat ditemui di kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (11/7/2025) dikutip via Kompas.com (12/7/2025).
Zainul juga menekankan pentingnya menciptakan iklim usaha yang sehat dan kondusif sebagai sektor hulu dalam mendukung terciptanya lapangan kerja yang lebih luas dan berkualitas.
Baca juga: Hampir Rp 1 Triliun Dana Bansos Digunakan untuk Judi Online, DPR Minta Polisi Beri Sanksi
Zainul Munasichin menjelaskan bahwa kesehatan sektor hulu, seperti iklim usaha, memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja yang berkualitas.
Jika sektor hulu berjalan dengan baik, maka tenaga kerja yang berada di sektor hilir akan otomatis terdorong untuk ikut masuk dan terserap.
"Tapi kalau sektor hulunya ini enggak bagus, iklim usaha kita ini enggak bagus, maka tidak akan ada penciptaan lapangan kerja yang berkualitas yang bisa diserap oleh pasar kerja kita," tuturnya.
Sebagai contoh, Zainul mengangkat kondisi iklim usaha dari sisi investasi yang masuk ke Indonesia.
Ia menyebutkan bahwa pada kuartal pertama tahun 2025, investasi mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai 15 persen.
Namun, menurutnya, lonjakan investasi tersebut belum berdampak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja.
Ia merasa heran mengapa nilai investasi yang besar tidak berbanding lurus dengan jumlah tenaga kerja yang direkrut.
Baca juga: Truk Pengangkut Elpiji Terjungkal di Jalan KKA, 4 Orang Luka-luka, Anggota DPR RI Bereaksi Begini
"Rp 486 triliun dana masuk ke Indonesia investasi, tapi serapan tenaga kerjanya kecil, hanya 600.000. Kalau dibikin indeksnya, 1 tenaga kerja itu yang direkrut butuh Rp 700 juta investasi. Rp 700 juta investasi hanya merekrut 1 tenaga kerja. Kan mahal sekali," jelas Zainul.
Kendati demikian, Zainul Munasichin menduga bahwa jenis investasi yang masuk ke Indonesia memang sebagian besar bukanlah investasi padat karya, melainkan padat modal.
Media Internasional Soroti Aksi Protes di Indonesia Usai Sopir Ojek Online Tewas Ditabrak Polisi |
![]() |
---|
Prabowo Minta Rakyat Tetap Tenang: Percaya dengan Pemerintah yang Saya Pimpin |
![]() |
---|
Pasca Ojol Tewas Terlindas, Prabowo: Saya Prihatin dan Kasus Akan Diusut Tuntas |
![]() |
---|
Polisi Tewaskan Driver Ojol, Tagar “RIP Indonesia Democracy” Menggema di Berbagai Platform Medsos |
![]() |
---|
Jakarta Kembali Memanas, Bentrok Polisi Vs Massa Pecah, Aparat Tembakkan Gas Air Mata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.