KMP Tunu Pratama Jaya yang Teggelam Ditemukan di Dasar Laut Selat Bali, 17 Jenazah Sudah Dievakuasi

Jika ditarik garis lurus antara Pulau Jawa dan Bali, lokasi bangkai kapal berada lebih dekat dengan daratan Bali.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkapan layar Kompas TV
KAPAL TENGGELAM DI SELAT BALI - Bangkai kapal KMP itu ditemukan dalam kondisi terbalik dan berada sekitar 3,9 km dari titik tenggelamnya kapal. 

Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, mengatakan tim DVI terus bekerja secara teliti dan mengutamakan ketepatan dalam proses identifikasi, agar seluruh korban dapat dipastikan identitasnya dan segera diserahkan kepada pihak keluarga.

“Kami berkomitmen menyelesaikan proses ini sebaik mungkin, demi memberikan kepastian dan penghormatan bagi para korban maupun keluarga yang ditinggalkan,” ujar Kombes Pol Rama, dalam keterangan tertulisnya.

Hingga saat ini, Ketua Tim DVI Polda Jawa Timur, AKBP dr. Adam, mengatakan bahwa proses identifikasi masih terus dilakukan oleh dr Forensik dan Inafis.

“Proses identifikasi ini tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. Kami mengutamakan ketelitian agar identitas korban benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan,” jelasnya. 

AKBP Adam juga mengimbau keluarga korban yang belum mendapatkan kepastian, untuk tetap bersabar dan aktif berkoordinasi dengan posko antemortem yang telah disiapkan oleh tim DVI atau menghubungi call center DVI 085190447911.

“Harapan kami, dalam waktu dekat dua jenazah, yang belum teridentifikasi ini dapat segera kami pastikan identitasnya dan diserahkan kepada pihak keluarga,” ungkapnya.

Baca juga: Fakta Baru Tragedi KMP Tunu, Banyak Penumpang Tak Tercatat dalam Manifes karena Beli Tiket dari Calo

KNKT Sebut KMP Tunu Tenggelam karena Pintu Mesin Terbuka

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan dugaan awal penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, karena pintu menuju ruang mesin dalam kondisi terbuka. 

Pelaksana Tugas Ketua Sub Komite Keselamatan Pelayaran KNKT, Anggiat PTP Pandiangan, mengatakan, hal tersebutlah yang menyebabkan air laut masuk ke dalam kapal saat gelombang tinggi menghantam. 

“Jadi di geladak dari kapal ini ada akses untuk turun ke kamar mesin. Pada saat itu (kejadian), pintu dalam kondisi terbuka sehingga air masuk melalui pintu itu dan menyebabkan kapal miring ke kanan,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

KNKT menduga masuknya air laut ke dalam ruang mesin merupakan pemicu awal kapal miring ke kanan sebelum akhirnya tenggelam. 

Saat itu, kondisi gelombang di perairan Selat Bali diketahui mencapai ketinggian 2 hingga 3 meter.

Anggiat menegaskan bahwa pintu geladak seharusnya selalu dalam keadaan tertutup selama pelayaran, terutama mengingat desain kapal jenis Ro-Ro Pax seperti KMP Tunu Pratama Jaya yang memiliki freeboard rendah (jarak antara permukaan air dengan dek bebas kapal). 

“Kondisi muatan yang ada di atas kapal juga akan menambah benaman kapal sehingga mengurangi freeboard-nya juga, dan seharusnya memang pintu ini harus selalu dalam keadaan tertutup ketika berlayar,” katanya.

Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, dalam rapat itu pun mempertanyakan apakah insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya bisa dicegah jika pintu menuju kamar mesin dalam keadaan tertutup.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved