Matahari Tepat di Atas Ka'bah pada 15-16 Juli 2025, Saatnya Masyarakat Cek Arah Kiblat

Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan, fenomena astronomi Istiwa A‘zam akan terjadi pada 15 dan 16 Juli 2025.

Editor: Faisal Zamzami
islamicapplications2014
Ilustrasi matahari tepat berada di atas Kakbah - Matahari melintas di atas Kakbah terjadi pada 27 dan 28 Mei 2024, umat Muslim diimbau untuk cek arah Kiblat. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan, fenomena astronomi Istiwa A‘zam akan terjadi pada 15 dan 16 Juli 2025.

Saat Istiwa A‘zam, matahari melintas tepat di atas Ka'bah.

Oleh karena itu, masyarakat dapat memanfaatkan momen ini untuk mengukur atau mengkalibrasi arah kiblat secara mandiri. 

Lantaran saat berlangsungnya Istiwa A‘zam,  bayangan benda yang berdiri tegak lurus akan menunjuk arah yang berlawanan dari arah kiblat.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat mengatakan, Istiwa A‘zam adalah satu dari berbagai metode yang bisa digunakan untuk menentukan arah kiblat.


Metode lainnya berdasarkan ilmu falak, adalah dengan penggunaan kompas dan teodolit. 

“Peristiwa Istiwa A‘zam atau Rashdul Kiblat akan terjadi pada Selasa dan Rabu, 15 dan 16 Juli 2025, yang bertepatan dengan 19 dan 20 Muharam 1447 H, pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA. Pada saat itu, matahari berada tepat di atas Ka'bah,” kata Arsad di Jakarta, Jumat (11/7/2025).

Baca juga: Masjid Al-Aqsa Kiblat Pertama Umat Muslim Kini Jadi Tempat Doa, Sujud dan Ibadah Rutin Yahudi Israel

Ia menyampaikan, fenomena ini menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk memastikan arah kiblat secara mudah, tanpa memerlukan keahlian atau alat bantu khusus.

“Di saat Istiwa A‘zam, siapa saja, tanpa perlu memiliki keahlian atau perangkat teknologi tertentu, dapat ‘meluruskan’ arah kiblatnya sendiri,” ujarnya.

Menurutnya, momen ini bersifat konfirmatif. Jika arah kiblat yang selama ini digunakan sudah tepat, maka fenomena ini akan memperkuat ketepatan tersebut.

Namun jika masih ada keraguan, ini menjadi waktu yang paling ideal untuk memverifikasi arah kiblat.

Arsad memaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengecekan arah kiblat saat Istiwa A‘zam.

Pertama, benda yang digunakan sebagai patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus, bisa dengan bantuan lot atau bandul. Kedua, permukaan tempat pengecekan harus datar dan rata.

Ketiga, waktu pengukuran harus disesuaikan dengan waktu resmi, seperti yang dikeluarkan BMKG, RRI, atau Telkom.

“Ketepatan waktu sangat penting agar bayangan yang dihasilkan benar-benar mengarah sesuai posisi matahari yang sedang berada di atas Ka'bah,” jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved