Beda dengan Petani Cabai Banda Aceh, Warga Bukittinggi Gembok Sekolah karena Anaknya tak Diterima
Warga menggembok pintu gerbang sekolah pada hari pertama masuk sekolah, Senin (14/7/2025). Akibatnya, proses belajar mengajar terganggu.
SERAMBINEWS.COM - Kasus orang tua yang gagal memasukkan anaknya ke sekolah lingkungan tempat tinggalnya ternyata tidak hanya dialami Khairul Halim, petani cabai warga Gampong Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.
Kasus yang sama juga dialami warga di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Bedanya pada cara bersikap. Jika petani cabai Banda Aceh menumpahkan kegundahannya di media sosial (medsos) Facebook yang kemudian viral, warga Bukit Tinggi justru menggembok sekolah.
Kasus tersebut terjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) 5 Bukittinggi. Warga menggembok pintu gerbang sekolah pada hari pertama masuk sekolah, Senin (14/7/2025).
Akibatnya, proses belajar mengajar di sekolah tersebut terganggu.
Sutan Rajo Bujang, warga setempat menyebutkan, aksi itu sebagai bentuk protes karena banyak anak warga setempat yang tidak diterima di sekolah itu.
"Setidaknya ada 35 orang anak warga yang tidak diterima di sekolah ini,"
"Padahal, mereka tinggal di sekitar sekolah," kata Sutan Rajo Bujang sebagaimana diberitakan Kompas.com, Senin (14/7/2025).
Baca juga: Curhat Pilu Petani Cabai di Banda Aceh, Gagal Sekolahkan Anak ke MIN karena Terganjal Uang Masuk
Baca juga: Sejumlah Madrasah Mulai Kembalikan Pungutan Uang Masuk: Terima Kasih Petani Cabai
Sutan mengatakan, lahan SMA 5 Bukittinggi merupakan tanah ulayat yang diserahkan untuk pembangunan sekolah.
"Dengan kesepakatan, sekolah memprioritaskan anak-anak sekitar sekolah. Tapi sekarang kenyataannya mereka tidak diterima," kata Sutan.
Masuk Sekolah Swasta
Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Barlius, membenarkan adanya aksi penggembokan oleh warga yang anaknya tidak lulus diterima di SMA 5 Bukittinggi.
"Benar, kejadiannya seperti itu," kata Barlius.
Barlius mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena aturannya telah dibuat oleh kementerian.
"Kalau dulu ada penambahan lokal. Sekarang tidak ada. Itu kebijakan pusat," kata Barlius.
Baca juga: Siswa MTs Al Washliyah Belajar di Luar Gegara Gedung Disegel Pemkab Deli Serdang, Ini Duduk Perkara
Baca juga: Dilaporkan Ditembak Begal, Anggota Satreskrim Ternyata Tertembak Adik Sendiri yang juga Polisi
Barlius menyarankan anak yang tidak diterima di sekolah negeri agar bersekolah di swasta.
"Ya terpaksa sekolah di swasta. Tidak ada penambahan lokal karena ini kebijakan pusat,"
"Bukan hanya untuk SMA di Sumbar saja, tetapi di seluruh Indonesia," kata Barlius.(*)
Petani Cabai Gagal Sekolahkan Anak ke MIN
Petani Cabai Gampong Rukoh
Anak Petani Cabai Gagal Sekolah
Warga Padang Gembok Sekolah
Warga Bukittinggi Gembok Sekolah
Petani Cabai Gelar Syukuran, Bagi-bagi Cabai atas Dikembalikannya Pungutan Uang Masuk Madrasah |
![]() |
---|
Terima Kasih Petani Cabai |
![]() |
---|
Sejumlah Madrasah Mulai Kembalikan Pungutan Uang Masuk: Terima Kasih Petani Cabai |
![]() |
---|
Laporan Masuk ke Ombudsman, Banyak Wali Murid yang Harus Berutang untuk Bayar Uang Masuk Madrasah |
![]() |
---|
Ombudsman Turunkan Tim Reaksi Cepat Tindaklanjuti Laporan Petani Cabai Gampong Rukoh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.