Taaruf Siswa Baru
Beda dari yang Lain, Wali Murid MIN 1 Banda Aceh Juga Ikut MATSAMA
Wali siswa bersama anak-anaknya bersama-sama mengikuti seminar parenting yang menghadirkan pakar pengasuhan anak.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Banda Aceh melaksanakan Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) selama empat hari sejak hari pertama masuk sekolah, Senin (14/7/2025) hingga hari ini, Kamis (17/7/2025).
Ada yang berbeda pada MATSAMA di madrasah ini. Selain siswa-siswi baru, semua wali siswa juga ikut serta dalam program tersebut.
Kepala MIN 1 Banda Aceh, Usman SPdI kepada Serambinews.com mengatakan, keterlibatan orang tua wali siswa pada kegiatan MATSAMA ini bertujuan menyamakan persepsi dan sinergi antara madrasah dan wali siswa, dalam proses mendidik anak-anak.
Usman menyampaikan apresiasi kepada seluruh wali siswa yang mengikuti kegiatan tersebut.
"Kehadiran bapak/ibu hari ini menunjukkan komitmen kita bersama untuk memajukan pendidikan anak-anak. Mari terus bersinergi menciptakan generasi yang berakhlaqul karimah yang unggul," ujar Usman saat membuka seminar.

Pada hari kedua MATSAMA, orang tua bersama anak-anaknya bersama-sama mengikuti seminar parenting yang menghadirkan pakar pengasuhan anak, Ustadz Wahyu Rezeki.
Seminar ini digelar dengan tujuan utama memperkuat kolaborasi antara MIN 1 Banda Aceh dan orang tua dalam mendidik anak.
Ketua Panitia MATSAMA MIN 1 Banda Aceh yang juga Koordinator Kesiswaan, Munandar SPd MPd mengatakan, pendidikan tidak hanya tanggung jawab sekolah.
Menurutnya, anak-anak akan tumbuh optimal jika ada keselarasan antara nilai yang diajarkan di madrasah dan di rumah.
"Karena itu, seminar ini kami desain untuk menyamakan visi, sekaligus memberikan bekal pengasuhan yang baik bagi orang tua," kata Munandar.
Ia menyebutkan, beberapa poin yang dibahas dalam seminar parenting tersebut, meliputi:
- Peran Orang Tua dalam Pendidikan Karakter– Membangun akhlak mulia dimulai dari rumah
- Komunikasi Efektif antara Guru dan Wali Murid– Pentingnya keterbukaan untuk memantau perkembangan anak
- Menghadapi Tantangan Pengasuhan di Era Digital– Tips mengawasi anak tanpa mengekang kreativitas mereka
- Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif– Kolaborasi menyiapkan fasilitas belajar yang mendukung.
Munandar mengharapkan kegiatan ini tidak hanya berhenti sebagai seremoni tahunan, tapi menjadi awal dari hubungan yang erat antara madrasah dan keluarga.
"Kami berencana membuat forum komunikasi rutin antara wali murid dan guru, mungkin dalam bentuk grup WhatsApp atau pertemuan bulanan," tambah Munandar.
Momen Haru tak Terduga
Ada momen mengharukan yang terjadi tanpa disangka-sangka oleh siswa-siswi dan orang tuanya.
Saat itu, Ustadz Wahyu memaparkan tentang perjuangan dan pengorbanan orang tua demi anaknya.
Orang tua dan anaknya duduk berhadapan. Di tengah-tengah mereka ada baskom yang sudah diisi air.
Baskom itu dibawa oleh masing-masing wali murid berdasarkan pengumuman panitia, sehari sebelumnya. Tapi semua wali siswa tak tahu apa tujuanya.
Ternyata, baskom itu digunakan oleh panitia MATSAMA MIN1 Banda Aceh bersama Ustadz Wahyu Rezeki untuk mengisi air.
Lalu, Ustadz Wahyu meminta semua wali siswa memasukkan kakinya ke dalam baskom yang sudah terisi air dan meminta anak-anak untuk membasuhnya.

Dalam keheningan, satu per satu siswa mulai membasuh kaki orang tuanya. Dalam keheningan itu pula, Ustadz Wahyu mengeluarkan satu kalimat yang membuat banyak wali siswa merasa haru dan akhirnya menangis.
"Lihatlah betapa banyak debu dan lelah yang melekat di kaki ayah dan bunda kalian. Inilah pengorbanan mereka demi membawa kalian sampai bisa sekolah di sini," ujar Ustadz Wahyu dengan suara bergetar.
Tak hanya orang tua dan anak-anak mereka, tapi guru-guru di sekolah yang mendengarkan ceramah dan melihat momen tersebut pun ikut menangis terharu.
"Saya tidak menyangka akan terharu seperti ini. Saat anak saya membasuh kaki saya, saya teringat semua perjuangan selama ini. Acara seperti ini sangat berarti bagi kami," ucap Nita Gusvita Sari.
Anak Cerdas Butuh Dukungan Holistik
Sementara itu, Ustadz Wahyu Rezeki menyampaikan materi dengan gaya interaktif dan penuh semangat. Founder HCI ini memberikan banyak tips praktis, seperti cara memotivasi anak tanpa tekanan dan mengenali bakat sejak dini.
"Tidak ada anak yang bodoh. Setiap anak punya kelebihan masing-masing. Tugas kita sebagai orang tua dan guru adalah menemukan potensi itu dan mendukungnya dengan sepenuh hati," kata Wahyu.

Ia juga mengajak orang tua untuk lebih peka terhadap perubahan psikologis anak.
"Jangan sampai karena sibuk bekerja, kita lupa memperhatikan kebutuhan emosional mereka. Sebuah pelukan dan pujian tulus bisa menjadi penyemangat terbaik bagi anak," ujarnya.(*)
Mantan Keuchik Terpilih Sebagai Imum Mukim Glumpang Tujoh Peusangan Bireuen |
![]() |
---|
Wabup Syukri Ikut Donor Rutin ASN Aceh Besar, Berhasil Kumpulkan Darah 84 Kantong |
![]() |
---|
PBAK Ditutup, Mahasiswa Baru UIN Ar-Raniry Banda Aceh Khatam Quran, Gelar Zikir, dan Ikrar Bersama |
![]() |
---|
Bantu Penanganan Karhutla, Pemkab Aceh Selatan Sampaikan Terima Kasih kepada Bupati Aceh Barat |
![]() |
---|
Jalan Rusak di Kemukiman Lageun, Ini Respon PUPR Aceh Jaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.