Konflik Thailand Vs Kamboja

Apa yang Membuat Thailand dan Kamboja Bentrok? Ternyata Bermula dari Peta Prancis di Masa Lalu

Sengketa wilayah yang telah berlangsung lama antara Thailand dan Kamboja kembali meletus terkait sebuah kuil Hindu kuno. 

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Sengketa wilayah yang telah berlangsung lama antara Thailand dan Kamboja kembali meletus terkait sebuah kuil Hindu kuno, Kamis (24/7/2025). 

Bentrokan ini berlangsung selama bertahun-tahun, dan mencapai puncaknya pada tahun 2011, setelah 36.000 orang mengungsi pada puncak konflik di bulan April tahun itu.

Sekitar waktu ini, Kamboja kembali mengajukan banding ke ICJ untuk menafsirkan putusan sebelumnya tahun 1962, dan pengadilan tersebut menguatkan keputusan sebelumnya dua tahun kemudian.

Thailand telah mendorong pendekatan yang lebih bilateral, dengan Komisi Perbatasan Bersama (JBC) yang dibentuk pada tahun 2000 untuk membantu menyelesaikan sengketa perbatasan. 

Kamboja telah terlibat dengan Thailand melalui JBC, tetapi pertemuan-pertemuan ini—yang terakhir dijadwalkan pada 14 Juni di Phnom Penh—cenderung tidak menghasilkan hasil yang signifikan.

Politik Dalam Negeri Membuatnya Semakin Memanas

Situasi diperparah oleh tekanan politik dalam negeri.

Di tengah krisis dalam negeri, konflik perbatasan kerap dijadikan alat untuk membangkitkan semangat nasionalisme. 

Pemerintah kedua negara didesak bertindak tegas, meski risikonya adalah bentrokan bersenjata yang memakan korban.

Yang memperumit masalah adalah hubungan antara para pemimpin kedua negara saat ini.

Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, dan Presiden Senat Kamboja, Hun Sen, memiliki persahabatan yang baik.

Hun Sen bahkan memberikan perlindungan kepada Thaksin di Kamboja dan mengangkatnya sebagai penasihat ekonomi kehormatan setelah Thaksin digulingkan dalam kudeta pada tahun 2006.

Hubungan antara keduanya telah menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana sengketa perbatasan akan diselesaikan, khususnya bagi Thailand

Ketika putri Thaksin, Paethongtarn Shinawatra menjadi Perdana Menteri Thailand (baru dilengserkan Juli 2025) ditanya apakah ia menjadi "terlalu lunak" terhadap Kamboja karena hubungan tersebut.

Ia menjawab: "Meskipun kedua keluarga kami berteman, bukan berarti kami akan membiarkan negara ini kehilangan kepentingannya. Jika seorang teman meminta rumah Anda, tidak ada teman yang akan memberikannya begitu saja,"  

Pernyataan Paetongtarn muncul ketika Angkatan Darat Kerajaan Thailand menyatakan siap untuk "operasi tingkat tinggi " jika diperlukan guna mengatasi situasi di perbatasan. 

Paetongtarn telah menegaskan kembali seruan untuk penyelesaian damai atas perselisihan tersebut, tetapi berselisih dengan Angkatan Darat mengingatkan pada kejatuhan pemerintahan sebelumnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved