Breaking News

Berita Banda Aceh

BAZNAS Pariaman Studi ke Aceh, Tertarik Sistem Zakat Masuk PAD

Baznas Kota Pariaman merasa tertarik terhadap sistem pengelolaan zakat di Aceh yang berbeda dengan provinsi lain. 

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
STUDI TENTANG ZAKAT - Ketua Badan BMA Mohammad Haikal, ST., MIFP menerima kunjungan silaturahmi dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Pariaman, Sumatera Barat, dalam rangka studi komparatif terkait tata kelola zakat dan infak di Aceh, Rabu (23/7/2025). 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Pariaman, Sumatera Barat, melakukan studi komparatif tentang tata kelola zakat dan infak ke Baitul Mal Aceh, Rabu (23/7/2025).

Rombongan BAZNAS Kota Pariaman terdiri dari Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan Boeli Satria, SE, Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian H. Baharuddin, S.Pd.I, Wakil Ketua III Bidang Administrasi Drs. H. Hasan Basri, M.Ag, serta Kepala Pelaksana H. Deddy Kurniadi, S.Pd.I.

Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Ketua Badan BMA Mohammad Haikal, ST., MIFP, didampingi Anggota Badan Muhammad Ikhsan dan Muchlis Sya’ya. 

Wakil Ketua I BAZNAS Kota Pariaman, Boeli Satria mengatakan, bahwa pihaknya merasa tertarik terhadap sistem pengelolaan zakat di Aceh yang berbeda dengan provinsi lain. 

Di Aceh, kata dia, zakat dan infak merupakan bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dikelola langsung oleh pemerintah sesuai regulasi yang berlaku di daerah istimewa tersebut.

Baca juga: Kemenag Aceh Selatan Serahkan Zakat dan Infak Rp 200 Juta ke Baitul Mal Kabupaten 

Infak Lebih Tinggi dari Zakat

Mereka juga menyoroti tingginya angka pengumpulan infak di Aceh yang bahkan melampaui zakat. 

“Hal ini dikarenakan adanya kebijakan pemotongan infak sebesar 0,5 persen dalam setiap pengadaan Pemerintah Aceh,” katanya.

Baca juga: Baitul Mal Lhokseumawe Salurkan Rp 680 Juta Zakat Fakir, Alokasi 10 Orang Per Desa

Potensi Rp 2 T Baru Terealisir Rp 300 M

Sementara itu, Ketua Badan BMA, Muhammad Haikal mengatakan, saat ini tantangan pengelolaan zakat dan infak di Aceh masih sangat besar. 

Di mana Potensi zakat di Aceh mencapai Rp2,8 triliun, namun yang baru terealisasi sekitar Rp300 miliar. 

“Kita masih perlu kerja keras, terutama dalam menggali potensi dari perusahaan, instansi vertikal, dan individu,” ujarnya,

Baca juga: Melambung Tinggi, Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini, Rabu 23 Juli 2025

Sabang Jadi Destinasi Lanjutan

Sementara itu, H. Deddy Kurniadi menekankan prinsip pengelolaan zakat di BAZNAS Kota Pariaman yang mengacu pada tiga aspek utama: Aman Regulasi, Aman Syar’i, dan Aman NKRI.

Kunjungan ini juga sekaligus mengonfirmasi minat mereka terhadap Kota Sabang sebagai destinasi studi lanjutan, karena kota kecil ini memiliki angka pengumpulan zakat yang tergolong tinggi secara nasional.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved