Perang Gaza

Para Dokter di Gaza tak Berdaya, Kelaparan dan Kelelahan, Serukan Aksi Global untuk Gaza

Banyak yang terpaksa meninggalkan rumah sakit karena tidak dapat memberikan bantuan apa pun. Terkadang, kami melihat ayah dan orang tua menangis

Editor: Ansari Hasyim
Anadoul Agency
Para dokter di Rumah Sakit al-Shifa, termasuk Ghassan Abu Sitta (berbaju biru), membuat pernyataan pers di antara mayat-mayat setelah korban luka dan tewas dibawa ke sana menyusul serangan Israel di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli Gaza, di Kota Gaza, Gaza pada 17 Oktober 2023 - Setidaknya ada 100 dokter di Gaza yang masih hilang tanpa jejak hingga saat ini, menurut keterangan Kemenkes Italia. 

SERAMBINEWS.COM - Para dokter di Gaza juga mengalami malnutrisi saat berupaya membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan medis. 

"Kami telah berbicara dengan beberapa dokter yang mengatakan mereka selalu merasa pusing, sakit kepala, atau bahkan pingsan," sebut jurnalis Al Jazeera dalam laporannya, Sabtu.

Pasien di Palestina yang kelaparan dan terluka berdatangan ke rumah sakit setiap hari dalam situasi seperti ini. 

Tidak ada pasokan medis, tidak ada sumber daya nutrisi yang dapat diberikan oleh para dokter tersebut.

Baca juga: AS dan Israel Hentikan Perundingan Gencatan Senjata Gaza, Trump: Hamas Ingin Mati

Banyak yang terpaksa meninggalkan rumah sakit karena tidak dapat memberikan bantuan apa pun. Terkadang, kami melihat ayah dan orang tua menangis di pintu masuk rumah sakit karena para dokter tidak berdaya.

Itulah sebabnya para dokter Palestina telah meminta negara-negara lain dan masyarakat internasional untuk mengizinkan pasokan dan obat-obatan masuk ke Jalur Gaza.

Mereka yang terluka parah, atau menderita penyakit kronis atau kekurangan gizi tidak dapat ditolong saat ini, sebut laporan itu.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved