Luar Negeri
Mahathir Mohamad Ikut Demo Turunkan Anwar Ibrahim, Sebut Kebal Hukum: Saatnya Mundur
Mahathir kemudian membalikkan pertanyaan tersebut ke Anwar Ibrahim yang dinilainya "kebal" dari hukum.
SERAMBINEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Mohamad ikut hadir dalam unjuk rasa "Turun Anwar" di Dataran Merdeka pada Sabtu ini (26/6/2025).
Mengenakan kaos hitam bertuliskan 'Turun Anwar', tokoh negarawan tersebut menjadi pemimpin terakhir yang menyampaikan pidato di hadapan puluhan ribu peserta.
Dikutip dari MStar, Dr. Mahathir berharap pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim memahami pesan dan seruan dari aksi tersebut.
"Saya dulu mau mengundurkan diri ketika tidak memiliki dukungan partai maupun rakyat," ujar Mahathir.
Dalam pidatonya, Mahathir Mohamad juga menyatakan bahwa rakyat memiliki hak untuk berkumpul secara damai sesuai hukum, namun pemerintah berupaya menggagalkan upaya tersebut.
Menurutnya, meskipun rakyat mematuhi seluruh peraturan dan hukum dalam mengadakan aksi, terdapat upaya-upaya yang mencoba mencegahnya, padahal hukum tidak melarang aksi damai.
"Kami mematuhi hukum, tetapi ketika ingin berkumpul damai, ada pihak yang berupaya menggagalkannya," katanya saat berbicara dalam Aksi Turun Anwar di Dataran Merdeka.
Dr. Mahathir juga membantah tindakan pemerintah yang menurutnya, melontarkan tuduhan tanpa dasar kepadanya melalui proses pengadilan.
"Jika saya salah karena tidak mengurus Pulau Batu Puteh, bawa ke pengadilan. Biarkan hakim yang memutuskan." serunya.
Baca juga: Usai Rayakan Ultah ke-100 Tahun, Mahathir Mohamad Dilarikan ke RS
Mahathir kemudian membalikkan pertanyaan tersebut ke Anwar Ibrahim yang dinilainya "kebal" dari hukum.
"Jika rakyat berbuat salah, polisi akan menyelidiki. Namun jika Perdana Menteri (Anwar) berbuat salah, mengapa ia tidak diselidiki juga?" ujarnya.
Dalam orasinya, Mahathir juga mengkritik tajam kinerja ekonomi pemerintahan Anwar.
Ia menegaskan bahwa rakyat tidak merasakan manfaat nyata dari kepemimpinan selama tiga tahun terakhir.
“Apa yang rakyat dapat setelah tiga tahun? Saya kira ia menikmati penderitaan kita. Cukup, sudah saatnya mundur,” tegas Mahathir.
Tokoh negarawan berusia 100 tahun ini juga menyebutkan banyak contoh perdana menteri asing yang mengundurkan diri ketika kehilangan dukungan, sambil mendesak Anwar untuk mundur.
Aksi "Turun Anwar" ini sendiri juga dihadiri oleh Ketua Perikatan Nasional (PN) Tan Sri Muhyiddin Yassin; Wakil Presiden PAS Datuk Seri Tuan Ibrahim Tuan Man; Presiden Parti Pejuang Tanah Air Datuk Seri Mukhriz Mahathir, dan lainnya.
Setelah pidato Mahathir rampung, aksi diakhiri dengan pembacaan doa dan lagu "Negaraku".
Peserta aksi mulai membubarkan diri dari Dataran Merdeka sekitar pukul 17.16.
Sebelumnya, peserta Aksi Turun Anwar yang diselenggarakan oleh oposisi dilaporkan mulai memadati halaman Sogo Complex, Jalan Tuanku Abdul Rahman sejak pukul 07.00.
Peserta juga berkumpul di beberapa lokasi, yaitu Masjid Jamek, Masjid Negara, dan Pasar Seni sebelum bergerak menuju Dataran Merdeka pada pukul 14.00.
Adapun lima titik yang dipakai peserta adalah sebagai berikut:
--Dataran Sogo (peserta dari Kelantan, Terengganu, Pahang, Kedah dan Perlis)
-Masjid Jamek Sultan Abdul Samad (peserta dari Kuala Lumpur, Negeri Sembilan, Melaka, Johor, Sabah dan Sarawak)
-Masjid Jamek Kampung Baru (peserta dari Kuala Lumpur, Negeri Sembilan, Melaka, Johor, Sabah dan Sarawak)
-Masjid Negara (peserta dari Selangor, Wilayah Persekutuan, Perak dan Pulau Pinang)
-Pasar Seni (peserta dari kalangan mahasiswa, Organisasi non-Pemerintahan atau non-kerajaan (NGO) dan influencer media sosial)
Demonstrasi "Turun Anwar" ini sendiri berakhir dengan damai, tanpa insiden yang tidak diinginkan terjadi, kata Wakil Komisaris Datuk Mohamed Usuf Jan Mohamad.
Dikutip dari The Star, Kepala Polisi Sementara Kuala Lumpur tersebut menyatakan bahwa aksi unjuk rasa berjalan lancar tanpa ada laporan polisi yang diajukan pada hari kejadian.
"Terima kasih kepada semua peserta aksi karena telah mematuhi aturan dan peraturan serta tidak melakukan provokasi apa pun," ujarnya.
Baca juga: Ribuan Warga Malaysia Turun ke Jalan, Tuntut PM Anwar Ibrahim Mundur
Apa Itu Aksi "Turun Anwar" ?
Aksi protes "Turun Anwar" ini merupakan ekspresi ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Anwar Ibrahim yang dinilai gagal menurunkan beban hidup rakyat.
Isu utama yang diangkat mencakup penolakan terhadap Undang-Undang Pembaruan Kota (URA), kenaikan harga Gas Petroleum Cair (LPG), penghapusan subsidi, serta penerapan Pajak Penjualan dan Layanan (SST).
Peserta aksi juga menyoroti janji-janji kampanye Pemilu 2022 yang dinilai tidak terealisasi dengan baik oleh pemerintah saat ini.
Kegagalan dalam mendorong reformasi politik yang lebih substantif menjadi salah satu alasan utama digelarnya aksi demonstrasi ini.
Koalisi Perikatan Nasional (PN) dan Gerakan Tanah Air (GTA) menjadi kekuatan utama di balik penyelenggaraan aksi yang melibatkan berbagai partai oposisi tersebut.
Partai-partai seperti PAS, BERSATU, GERAKAN, dan MIPP turut berkontribusi dalam menggalang massa untuk hadir di Dataran Merdeka.
Aksi ini awalnya dikenal sebagai "Himpunan Bantah URA" sebelum kemudian diubah menjadi "Himpunan Turun Anwar" seiring dengan perkembangan situasi politik.
Sebelumnya, pemerintah Malaysia telah mengeluarkan bantuan tunai sebesar 100 ringgit atau sekitar Rp385 ribu per warga sebagai upaya meredam ketidakpuasan publik.
Langkah tersebut direspons skeptis oleh kelompok oposisi yang menilai nominal bantuan terlalu kecil untuk mengimbangi kenaikan harga kebutuhan pokok.
Gerakan ini juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyuarakan kekhawatiran terhadap praktik kronisme dan nepotisme yang dinilai semakin merajalela.
Banyak peserta aksi menyampaikan kekecewaan terhadap kebijakan yang dianggap hanya bersifat populis tanpa solusi jangka panjang.
Mereka menuntut perubahan mendasar dalam kebijakan ekonomi dan politik yang selama ini dinilai tidak pro-rakyat.
Baca juga: Dilanda Suhu Tinggi, BPBD Pastikan Belum Ditemukan Titik Panas di Aceh Tamiang
Baca juga: Sosok Mulyono Teman Jokowi saat Kuliah, Sebut Tak Ada Jurusan di Fakultas Kehutanan UGM 1980
Baca juga: Asal Usul Lakban Kuning di Kepala Diplomat Kemlu Arya Daru Trungkap: Dibeli Bareng Istri
Tyler Robinson Pembunuh Charlie Kirk Mulai Disidang, Jaksa Tuntut Hukuman Mati |
![]() |
---|
Tampang 5 Pelaku Pembunuhan Zetro Leonardo Staf KBRI Peru, Eksekutor Penembakan Terungkap |
![]() |
---|
Demo di Nepal Berakhir Usai 51 Orang Tewas, Gen Z Bersih-Bersih Jalan dan Kembalikan Barang Jarahan |
![]() |
---|
Sosok Tyler Robinson, Pelaku Penembakan Charlie Kirk Ditangkap, Utah Siapkan Hukuman Mati |
![]() |
---|
9 Kepala Babi Ditemukan di Sejumlah Masjid di Paris Prancis, 5 Tertulis Nama Macron |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.