Berita Aceh Barat

Penanganan Sudah Capai 85 Persen tapi Api Belum Padam di Aron Baroh Woyla Aceh Barat

Kami masih terus berjibaku dengan api di lokasi. Sampai sekarang, penanganan sudah mencapai sekitar 85 persen. Teuku Ronal Nehdiansyah

Editor: mufti
SERAMBI/SA’DUL BAHRI
Plt Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah. 

“Kami masih terus berjibaku dengan api di lokasi. Sampai sekarang, penanganan sudah mencapai sekitar 85 persen, tapi belum bisa dinyatakan selesai sepenuhnya.” Teuku Ronal Nehdiansyah, Plt Kepala BPBD Aceh Barat 

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Hingga Sabtu (26/7/2025), kobaran api yang membakar hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Desa Aron Baroh, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat, belum sepenuhnya padam. Saat ini upaya pemadaman sudah tertangani sekitar 85 persen dari total luasan lahan yang terbakar. 

Sementara asap masih mengepul dari sisa-sisa lahan terbakar, membuat udara di sekitarnya terasa sesak dan perih di mata. Api pertama kali terdeteksi pada Kamis (24/7/2025) pukul 14.12 WIB dan telah mengancam vegetasi atau tumbuhan liar dan kebun kelapa sawit masyarakat.

“Kami masih terus berjibaku dengan api di lokasi. Sampai sekarang, penanganan sudah mencapai sekitar 85 persen, tapi belum bisa dinyatakan selesai sepenuhnya,” kata Plt Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah, Sabtu (26/7/2025).

Disebutkan, kebakaran hutan di Aron Baroh awalnya terdeteksi lewat sistem pemantauan hotspot oleh aplikasi Lancang Kuning dan SiPongi pada Kamis siang. Keesokan harinya, pada Jumat (25/7/2025), BPBD Aceh Barat menerima laporan dari Pos Woyla dan warga setempat.

Dengan kondisi tumbuhan yang mudah terbakar dan tiupan angin yang cukup kencang, api sempat menjalar dengan cepat ke area yang lebih luas sehingga menghanguskan sekitar 1 hektare lahan. Kobaran api juga menimbulkan asap tebal yang mengganggu pernapasan warga dan personel di lapangan.

Tim pemadam kebakaran dari Mako BPBD dan Pos Damkar Woyla bekerja secara bergantian di bawah panas matahari dan kepungan asap. Namun, keterbatasan visibilitas dan risiko keselamatan membuat mereka terpaksa menghentikan operasi begitu malam tiba.

“Kami tidak bisa lanjut malam hari karena visibilitas terbatas dan medan sulit. Tim harus kembali ke pos masing-masing dan melanjutkan esok harinya,” jelas Ronal.

Dalam penanganan ini, BPBD Aceh Barat mengerahkan berbagai sumber daya, termasuk 1 unit armada Damkar Pos Woyla, 1 unit mobil operasional D-Max, 2 unit mesin Robin dan Beberapa selang pemadam.

Personel yang terlibat diantaranya Regu Damkar dari MAKO dan Pos Woyla, anggota Koramil dan Polsek setempat, tim RAPI, hingga masyarakat bergotong royong membantu memadamkan api.

BPBD secara terus menurus mengingatkan masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar atau melakukan aktivitas yang dapat memicu api selama musim kemarau ini. “Kita butuh kesadaran bersama. Sekali lalai, api bisa menghanguskan apa saja,” pungkas Teuku Ronal.(sb)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved