Banda Aceh

ARC USK Resmi Buka IConPEORI 2025, Ini Tujuan dan Rangkaian Kegiatannya

“IConPEORI 2025 membawa lebih dari sekadar diskusi akademik. Ini adalah ruang temu pentahelix untuk berbagi ilmu...

Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Kepala ARC USK, Dr Syaifullah Muhammad. ARC USK Resmi Buka IConPEORI 2025, Ini Tujuan dan Rangkaian Kegiatannya. 

Laporan Sara Masroni | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Atsiri Research Centre (ARC) secara resmi membuka rangkaian kegiatan International Conference on Patchouli and Essential Oil Research Innovation (iConPEORI) 2025 sejak Jumat, 1 Agustus 2025. Sementara pelaksanaan event akan berlangsung di Gedung ICT USK, Banda Aceh pada 4-6 September 2025 mendatang.

Konferensi berskala Internasional ini bertema “Empowering Communities Through Sustainable Patchouli Farming, Science, Technology and Cultural Heritages” dengan tujuan membangun kesadaran dan kerja sama lintas sektor dalam mendukung pengembangan industri minyak atsiri, khususnya nilam, sebagai komoditas unggulan Indonesia.

Rangkaian kegiatan IConPEORI 2025 yaitu Konferensi Internasional, Semiloka, Business Matching, Expo produk, Smartpreneurship Academy, Workshop, Bedah Buku & Farming visit.

Seluruh makalah yang lolos seleksi akan diterbitkan dalam prosiding terindeks Scopus, menjadikan IConPEORI 2025 sebagai forum ilmiah internasional yang memiliki daya saing tinggi dan dampak luas, baik di ranah akademik maupun industri.

Kepala Atsiri Research Center (ARC) USK, Dr Syaifullah Muhammad menyampaikan, konferensi ini bukan hanya ajang akademik tetapi juga ruang strategis untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dalam kerangka kolaborasi pentahelix yakni akademisi, pemerintah, dunia usaha, komunitas, dan media.

“IConPEORI 2025 membawa lebih dari sekadar diskusi akademik. Ini adalah ruang temu pentahelix untuk berbagi ilmu, menyebarluaskan inovasi, dan memperkuat kontribusi nyata bagi masa depan industri nilam Indonesia,” ujar Dr Syaifullah dalam keterangannya yang diterima, Jumat (1/8/2025).

Ia juga menekankan pentingnya hilirisasi hasil riset untuk memberikan nilai tambah ekonomi, membuka peluang usaha, serta memperluas dampak sosial bagi masyarakat, terutama di daerah penghasil nilam seperti Aceh.

Lebih Lanjut, Kepala ARC USK itu menyampaikan, nilam telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya masyarakat Aceh sejak berabad-abad lalu. 

Namun, potensi luar biasa ini perlu didorong lebih jauh melalui riset yang berkelanjutan, inovasi produk, serta ekosistem industri yang terbangun dengan baik.

“Nilam bukan sekadar komoditas. Ia adalah warisan budaya dan identitas ekonomi kita. Untuk menjadikannya unggul di pasar global, kita membutuhkan sinergi antar bidang ilmu, teknologi tepat guna, dan kebijakan pembangunan yang berpihak pada produk lokal,” tutur Syaifullah.

Baca juga: Dari Aceh ke Seoul, Kisah Khairunnisa Alumni USK yang Jadi Guru Bahasa Korea di Panggung Dunia

Sementara Ketua iConPEORI, Dr Iskandar Abdul Samad menyampaikan, konferensi ini menghadirkan para narasumber bereputasi dari dalam dan luar negeri.

“Kami mengundang pembicara utama (keynote speakers) dari berbagai negara seperti Swiss, Jerman, Amerika Serikat, serta dari Indonesia sendiri. Selain itu, hadir pula para pembicara undangan (invited speakers) dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga riset dalam dan luar negeri seperti Malaysia dan Indonesia,” ucap Dr Iskandar.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan rasa gembira dalam menyambut kehadiran para peserta konferensi iConPEORI 2025 pada awal September nanti.

“Kami dengan hangat menyambut seluruh peserta untuk merasakan langsung atmosfer Aceh. Kami berharap konferensi ini tidak hanya memberi manfaat akademik, tetapi juga pengalaman budaya dan jejaring yang mendalam,” ungkap Dr Iskandar.

“Konferensi ini juga menjadi momentum untuk memperkenalkan Banda Aceh sebagai Kota Warisan (Heritage City) yang tidak hanya kaya akan sejarah dan budaya, tetapi juga memiliki kekuatan spiritual, keindahan alam, serta kekayaan kuliner lokal yang mendukung ekosistem inovasi berbasis alam,” tutupnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved