Berita Aceh Singkil

Akses Menuju Peradaban Singkil Lama Tertutup Semak, Destinasi Berhabitat Buaya Disukai Turis Eropa

Singkil Lama, merupakan ikon utama pemikat bagi petualang Eropa melihat kawanan buaya dari jarak dekat.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
ANAK BUAYA - Buaya berukuran mini di dekat rimbun nipah Singkil Lama. 

Lokasi itu sekitar satu kilometer dari pemukiman penduduk Kayu Menang, Kecamatan Kuala Baru, yang ada di sisi Barat muara.

Dari Desa Pasar, Kecamatan Singkil menuju muara Singkil Lama, dapat ditempuh 35 menit dengan naik perahu mesin.

Pada masa keemasannya Singkil Lama, merupakan kota pelabuhan tempat singgah kapal saudagar dari Timur Tengah, Eropa dan wilayah nusantara. 

Saudagar luar negeri itu berburu kayu kapur barus dan rempah yang dibawa penduduk lokal dari hulu sungai ke bandar Singkil Lama.

Sebagai kota perdagangan Singkil Lama memiliki fasilitas pendukung, seperti pelabuhan dan pasar. 

Daerahnya terbuka, sehingga penduduk yang mendiaminya berasal dari berbagai etnis, Eropa, Tiongkok, Arab dan etnis lokal.

Sayangnya gelombang tsunami akhir abad ke-18 luluh lantakan peradaban Singkil Lama

Penduduk yang selamat pindah ke lokasi sekarang yang disebut Singkil Baru (New Singkil).

Di peta-peta (map) lama keluaran Portugis atau Belanda, wilayah Singkil yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Aceh Singkil sudah dipakai nama New Singkel.

Versi Indonesianya, itulah Singkil Baru.

Jalur rempah dunia 

Arkeolog, sejarawan dan antropolog yang tergabung dalam Yayasan Warisan Aceh Nusantara (Wansa) pernah melakukan penelitian di situs Singkil Lama, Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2022. 

Di lokasi tim yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Aceh serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh itu, melakukan eskavasi dan observasi.

Hasilnya menemukan sebaran keramik, besi, logam, batu bata, genteng kuburan yang diperkirakan antara abad ke-17 akhir sampai awal abad ke-19.

Temuan tersebut menjadi bukti sejarah bahwa Singkil Lama, merupakan pusat perdagangan dunia. 

Komoditas yang diperdagangkan adalah rempah-rempah yang pada masanya merupakan barang bernilai ekonomi tinggi, seperti kapur barus, bunga lawang dan kayu damar.

Mundur pada zaman Mesir Kuno, boleh jadi mereka, telah datang ke Singkil Lama, untuk mendapatkan kapur barus pengawet jasad Fir'aun.

Lantaran kapur barus merupakan sala satu komoditas yang diperdagangkan di Singkil Lama

Kemudian memasuki abad modern menyusul datangnya bangsa penjajah Eropa, yang sama-sama memburu rempah Singkil Lama.

Peneliti Wansa tidak menyinggungnya bukti kehadiran bangsa Mesir Kuno, ketika menyampaikan hasil penelitiannya kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil.

Tetapi penemuan itu setidaknya menambah khazanah cerita masyarakat setempat, yang menyebutkan bahwa kaum Fir'aun pernah datang menggunakan armada kapalnya mencari kapur barus ke Singkil Lama

Apalagi kapur barus masih ditemukan sampai kini di pedalaman Aceh Singkil

Tentu ini menjadi bukti, bahwa kapur barus pada masa lalu di bawa via jalur sungai dari pedalaman ke pelabuhan Singkil Lama, sebagai pusat perdagangan.

Pastinya para arkeolog, sejarawan dan antropolog mengaskan bahwa Singkil Lama, merupakan jalur rempah utama tempo dulu. 

Hebatnya lagi di Singkil Lama, ditemukan bukti sejarah pendukung sebagai jalur rempah. 

Begitu juga dengan komoditi rempah yang diperjual belikan pada masa lalu, seperti kapur barus, bunga lawang dan kayu damar masih ada sampai sekarang.  

Di Singkil Lama, juga situsnya masih lengkap. Mulai dari bekas rumah penduduk, rumah pemimpin, kuburan serta benda-benda peninggalan lainnya.

Terkait kondisi itu, harapannya alur sungai ke Singkil Lama, yang tertutup semak belukar dapat segera dibersihkan. 

Sehingga akses menuju peradaban Singkil Lama, kembali terbuka. (*)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved