Berita Banda Aceh

Distanbun Minta Karet Mentah tak Lagi Dijual ke Luar Aceh: Kita Ada Pabrik

"Kita harus mengolahnya di sini, agar manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat Aceh,” ujar Cut Huzaimah, Rabu (6/8/2025).

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Saifullah
FOR SERAMBINEWS.COM
PABRIK PENGOLAHAN KARET - Penampakan kompleks PT PBS, sebuah perusahaan perkebunan dan pengolahan karet di Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat. Distanbun Aceh meminta petani tidak lagi menjual karet mentah ke luar daerah karena sudah ada pabrik pengolahan di Aceh Barat. 

Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Cut Huzaimah mengimbau seluruh stakeholder terkait agar tidak lagi mengirimkan produksi karet mentah dari seluruh kabupaten di Aceh, terutama dari kawasan barat dan selatan (Barsela) Aceh ke luar daerah Provinsi Aceh. 

Hal tersebut, menurutnya, sejalan dengan kehadiran pabrik pengolahan karet di Aceh Barat yang telah siap mengelola bahan baku karet untuk kepentingan ekonomi rakyat Aceh.

“Produksi karet Aceh tidak boleh lagi dijual dalam bentuk bahan mentah ke luar daerah," ujarnya.

"Kita harus mengolahnya di sini, agar manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat Aceh,” ujar Cut Huzaimah, Rabu (6/8/2025).

Kebijakan menahan bahan baku karet agar tidak keluar dari Aceh adalah langkah strategis untuk mendukung hilirisasi industri.

Sekaligus menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat di sekitar sentra produksi karet.

Baca juga: Pabrik Karet Remah di Woyla, Harapan Baru di Tanah Kelahiran

“Kita sudah punya pabrik karet di Aceh Barat, kenapa bahan bakunya harus dijual ke luar,” tukasnya.

“Ini kesempatan kita untuk membangun ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan memastikan manfaatnya dirasakan langsung oleh rakyat Aceh,” tegas Kadistanbun.

Pabrik karet yang dimaksud adalah pabrik milik PT Potensi Bumi Sakti (PBS) yang diresmikan pada 8 Juli 2025 lalu, di Gampong Glee Siblah, Kecamatan Woyla, Aceh Barat. 

Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 25 hektare, dan mampu mengolah hingga 2.500 ton karet kering per bulan. 

Cut Huzaimah menjelaskan, bahwa kehadiran pabrik ini merupakan tonggak penting bagi Aceh dalam membangun industri berbasis komoditas lokal. 

Selain menciptakan lapangan kerja bagi ribuan masyarakat sekitar, pabrik ini juga menjadi model percepatan hilirisasi di sektor-sektor lain.

Baca juga: Investasi Rp 600 M, Adik Presiden Prabowo Resmikan Pabrik Karet di Glee Siblah – Woyla, Aceh Barat

“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung keberlanjutan pabrik ini,” ajak dia. 

“Keamanan dan stabilitas harus dijaga agar iklim investasi di Aceh tetap kondusif,” terang Kadistanbun. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved