Konflik Palestina vs Israel
PBB: Ambisi Netanyahu Perluas Operasi Militer Demi Duduki Seluruh Gaza Akan Datangkan Bencana
Selama 22 bulan perang, pasukan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza, yang memicu krisis kelaparan.
SERAMBINEWS.COM, GAZA - Seorang pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (5/8/2025) bahwa perluasan operasi militer di Gaza akan mendatangkan bencana.
"(Perluasan perang) akan berisiko menyebabkan konsekuensi bencana bagi jutaan orang Palestina dan dapat semakin membahayakan nyawa para sandera yang masih ada di Gaza," kata Miroslav Jenca, asisten sekretaris jenderal PBB untuk Eropa, Asia Tengah, dan Amerika dalam pertemuan Dewan Keamanan, seperti yang dilansir dari AFP pada Rabu (6/8/2025).
"Tidak ada solusi militer untuk konflik di Gaza atau konflik Israel-Palestina yang lebih luas," kata Jenca melarang perluasan operasi militer.
Sebelumnya, Netanyahu dalam kunjungan ke fasilitas pelatihan militer Israel pada Selasa (5/8/2025) mengatakan berencana untuk menduduki sepenuhnya wilayah Gaza.
"Penting untuk menyelesaikan kekalahan musuh di Gaza, membebaskan semua sandera kami, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel," kata Netanyahu.
Selama 22 bulan perang, pasukan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza, yang memicu krisis kelaparan.
Hal itu menyebabkan peringatan berulang dan meningkatkan tekanan pada pemerintahan Netanyahu untuk menghentikan pertempuran.
Perang terbaru ini dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan 1.219 orang tewas, sebagian besar adalah warga sipil, menurut hitungan berdasarkan angka resmi.
Hamas juga menyandera 251 orang, 49 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 27 yang menurut militer Israel telah tewas.
Sementara, serangan Israel telah menewaskan setidaknya 61.020 orang Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Baca juga: Trump Sebut Netanyahu Tak Becus Urus Bantuan, AS Siap Ambil Alih Misi Kemanusiaan di Gaza
Pembebasan sandera tanpa syarat
Menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar sudah mengatakan bahwa ia memprioritaskan pembebasan para sandera.
"Saya datang untuk meminta pembebasan sandera kami segera dan tanpa syarat," katanya.
Jenca dalam pertemuan itu pun sependapat dan meminta Hamas agar "semua sandera yang ditahan di Gaza segera dan tanpa syarat dibebaskan".
Adapun ia menyoroti jumlah bantuan yang masuk ke Gaza dengan izin Israel masih belum memadai saat ini.
"Israel terus membatasi bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, dan bantuan yang diizinkan masuk sangat tidak memadai," ujarnya.
"Kelaparan ada di mana-mana di Gaza, terlihat di wajah anak-anak dan dalam keputusasaan orang tua yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengakses pasokan paling dasar," tambah Jenca.
Baca juga: UNICEF: Israel Bunuh 28 Anak per Hari di Gaza melalui Pengeboman dan Kelaparan, 18.000 Anak Syahid
Di Tengah Kelaparan Gaza, Israel Cegat 22.000 Truk Bantuan Masuk
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengonfirmasi bahwa Israel sengaja menghalangi lebih dari 22.000 truk bantuan kemanusiaan memasuki wilayah tersebut.
Dilansir dari Dawn, Minggu (3/7/2025), kantor tersebut menyebut aki Israel tersebut merupakan bagian dari kampanye sistematis untuk membuat kelaparan, pengepungan, dan kekacauan.
"Kami mengonfirmasi bahwa saat ini terdapat lebih dari 22.000 truk bantuan kemanusiaan yang terparkir di gerbang penyeberangan Jalur Gaza," kata Kantor Media Pemerintah di Gaza.
Kantor tersebut menambahkan, sebagian besar truk bantuan tersebut milik PBB, organisasi internasional, serta berbagai entitas.
"Pendudukan Israel sengaja menghalangi masuknya mereka sebagai bagian dari kebijakan sistematis untuk menciptakan kelaparan, pengepungan, dan kekacauan," ujar kantor tersebut.
Kantor media tersebut menggambarkan bahwa aksi yang dilakukan Israel dengan memblokade truk bantuan merupakan kejahatan perang yang sesungguhnya.
Kantor itu menambahkan, hal itu melanggar hukum internasional dan memperparah genosida yang sedang berlangsung terhadap penduduk Gaza.
"Kami menganggap pendudukan Israel, beserta negara-negara yang terlibat baik melalui kebisuan maupun keterlibatan, sepenuhnya bertanggung jawab atas bencana kemanusiaan yang semakin memburuk," tambah pernyataan tersebut.
Kantor tersebut menyerukan agar semua truk yang ditahan segera dan tanpa syarat dimasuki.
Mereka juga mendesak penyeberangan perbatasan dibuka secara penuh dan mengirim bantuan yang aman kepada warga sipil Gaza sebelum terlambat.
Baca juga: VIDEO Panas! Jenderal Israel Desak Kabinet Tentukan Strategi Gaza atau Perang Berlanjut Tanpa Batas
Hancurkan bantuan
Diberitakan sebelumnya, militer Israel menghancurkan 1.000 truk bantuan kemanusiaan yang berisi makanan dan obat-obatan ke Gaza.
Aksi ini menuai kecaman luas dari komunitas internasional, mengingat seluruh penduduk Gaza kini berada di ambang kelaparan ekstrem. Badan penyiaran Israel, KAN, mengutip sumber militer, melaporkan bahwa lebih dari 1.000 truk bantuan sengaja dimusnahkan.
Bantuan tersebut semula ditujukan untuk warga Gaza yang terdampak perang dan pengepungan selama lebih dari 21 bulan.
"Ada ribuan paket yang tertinggal di bawah terik matahari, dan jika tidak segera diangkut ke Gaza, kami terpaksa menghancurkannya," ujar sumber militer tersebut dikutip KAN, sebagaimana dilansir Palestine Chronicle, Sabtu (26/7/2025).
Pihak Israel berdalih, penghancuran bantuan terjadi karena kegagalan dalam mekanisme distribusi di wilayah Gaza.
Namun, penjelasan tersebut dinilai tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan, di mana kelaparan masif telah melanda lebih dari 2,3 juta warga.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza, sebanyak 122 orang, mayoritas anak-anak, dilaporkan meninggal dunia akibat kelaparan.
Angka malnutrisi akut berat pada anak-anak kini mencapai 11,5 persen, yang menurut standar kesehatan global sudah termasuk kategori sangat parah.
Lembaga-lembaga kemanusiaan memperingatkan bahwa data tersebut kemungkinan jauh lebih rendah dari jumlah korban sebenarnya.
Hal ini disebabkan oleh lumpuhnya sistem pelayanan kesehatan dan pemantauan di banyak wilayah Gaza. Laporan dari dalam Gaza menggambarkan kondisi memilukan.
Banyak warga yang hanya mengandalkan rumput, pakan ternak, hingga kulit jagung kering untuk bertahan hidup.
Di tempat pengungsian dan rumah sakit, para dokter mengaku menghadapi lonjakan kasus kematian akibat malnutrisi, khususnya pada anak-anak, lansia, dan pasien dengan penyakit kronis.
Baca juga: VIDEO - Apel HUT Bank Aceh ke-52: Lima Dekade Sebagai Pilar Pembangunan Ekonomi Daerah
Baca juga: Sosok Silfester Matutina, Divonis Penjara Usai Fitnah Jusuf Kalla, tapi Masih Menghirup Udara Bebas
Baca juga: Sosok Dharma Oratmangun, Ketua LMKN Disorot Usai Sebut Suara Burung Juga Harus Bayar Royalti
PBB Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza, Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui |
![]() |
---|
PBB Sebut Netanyahu Dalang Genosida di Gaza, Israel Tegaskan Temuan Tersebut Fitnah |
![]() |
---|
Penyelidik PBB Nyatakan Israel Lakukan Genosida di Gaza: Zionis Sudah Hancurkan Warga Palestina |
![]() |
---|
142 Negara Mendukung Penuh Resolusi Palestina Merdeka, Hanya 10 Negara yang Menolak Termasuk AS |
![]() |
---|
Sosok Panglima Perang Baru Hamas, 'Si Bayangan' Jadi Komandan Baru Brigade Al Qassam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.