Liputan Eksklusif Aceh

Kasus HIV di Banda Aceh Tinggi, ISAD: Perlu Ada Rehabilitasi Spiritual dan Psikologis

“Jadi, Aceh masih kategori lampu kuning. Pun demikian ini harus jadi tanggung jawab bersama,” kata Umar.

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Saifullah
FOR SERAMBINEWS.COM
KASUS VID/AIDS - Dewan Pembina Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Bidang Amar Ma'ruf Nahi Munkar yang juga Anggota MPU Kota Banda Aceh, Tgk H Umar Rafsanjani, Lc, MA menyebutkan, Aceh masuk kategori lampu kuning dengan tingkat jumlah LGBT terbanyak, sehingga berpotensi terjadi lonjakan kasus HIV/AIDS. 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, hingga Mei 2025, tercatat ada 566 temuan kasus HIV/AIDS di Banda Aceh

Angka tersebut terbilang cukup tinggi mengingat Kota Banda Aceh merupakan sentra ibu kota yang lekat akan penerapan syariat Islamnya.

Meski begitu, dari total jumlah tersebut, tidak semua warga setempat, melainkan para pendatang yang mengadu nasib untuk mencari kerja, mahasiswa, dan sebagainya.

Menyikapi hal tersebut, Dewan Pembina Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Bidang Amar Ma'ruf Nahi Munkar yang juga Anggota MPU Kota Banda Aceh, Tgk H Umar Rafsanjani, Lc, MA menyebutkan, hal itu adalah musibah, jika benar angka kasus temuan tersebut. 

Meski begitu, jika dilihat dari peta provinsi, Aceh masih dalam kategori lampu kuning dengan tingkat jumlah LGBT terbanyak. 

Berdasarkan data yang ia peroleh, Jawa Barat berada di peringkat pertama dengan sekitar 302 ribu orang.

Baca juga: Aceh Darurat HIV/AIDS dan Meningkatnya Perilaku Homoseksual: Dimana Peran Kita?

Lalu, Jawa Timur 300 ribu orang, disusul Jawa Tengah 218 ribu, DKI Jakarta 43 ribu, dan Sumatera Barat 18 ribu. 

“Jadi, Aceh masih kategori lampu kuning. Pun demikian ini harus jadi tanggung jawab bersama,” kata Umar kepada Serambinews.com, Kamis (7/8/2025).

Menurutnya, peningkatan temuan kasus HIV itu dikarenakan sejak pandemi Covid-19, terjadi pelanggaran penegakan syariat Islam berupa razia. 

Selain itu juga, kurangnya sosialisasi bahaya LGBT serta dampaknya di usia rawan terpapar penyimpangan hasrat seksual. 

Dari sejumlah temuan kasus di Banda Aceh, para penyimpang banyak latar belakang pendidikannya bukan berbasis agama. 

Baca juga: Kasus Meningkat, Dewan Desak Pemko Banda Aceh Rumuskan Strategi Menanggulangi HIV/AIDS

Pun jika ada juga dari yang berbasis agama angkanya sedikit. 

Mungkin dari segi akses informasi dan pengaruh gawai itu jelas. 

Smartphone adalah alat yang canggih, tapi ternyata penggunanya tidak smart menggunakan manfaatnya, justru membuat penyimpangan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved