KUPI BEUNGOH

Analisis Sentimen Dua Dasawarsa Perdamaian Aceh dengan Pendekatan Text Mining

Dua dasawarsa setelah kesepakatan, narasi perdamaian Aceh berkembang dari euforia pasca-konflik menuju dinamika yang lebih kompleks.

|
Editor: Yocerizal
IST/SERAMBINEWS.COM
DUA DASAWARSA PERDAMAIAN ACEH - Elly Sufriadi, Peneliti bidang Data Sains dan Kemometri menjelaskan tentang analisis berbasis text mining untuk membaca tren sentimen publik setelah dua dasawarsa perdamaian Aceh. 

Oleh: Elly Sufriadi *)

Membaca Ulang Perdamaian Aceh

PERDAMAIAN Aceh merupakan salah satu capaian politik terbesar di Indonesia pasca-reformasi. 

Selama lebih dari tiga dekade, wilayah ini dilanda konflik bersenjata antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Republik Indonesia. 

Konflik yang bermula dari ketidakpuasan terhadap distribusi sumber daya, pelanggaran hak asasi manusia, dan tuntutan kedaulatan tersebut mengakibatkan ribuan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur yang masif. 

Titik balik terjadi pada 15 Agustus 2005 ketika Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki ditandatangani di Finlandia. 

Kesepakatan ini tidak hanya mengakhiri permusuhan bersenjata, tetapi juga mengatur tata kelola baru melalui Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA), program reintegrasi mantan kombatan, dan pelibatan misi internasional dalam memantau implementasi perdamaian.

Dua dasawarsa setelah kesepakatan, narasi perdamaian Aceh berkembang dari euforia pasca-konflik menuju dinamika yang lebih kompleks. 

Isu-isu seperti penegakan HAM, penyelesaian konflik agraria, ketimpangan pembangunan ekonomi, dan pergeseran lanskap politik lokal mulai mewarnai pemberitaan dan laporan penelitian. 

Untuk memahami perjalanan panjang ini, analisis berbasis text mining terhadap berbagai sumber informasi digunakan guna membaca tren sentimen publik dan media serta memetakan hubungan antaraktor dan isu.

Metodologi dan Sumber Data

Analisis ini memanfaatkan korpus yang disusun dari dokumen resmi, laporan lembaga internasional dan LSM, berita media, arsip daring, serta publikasi akademik. 

Dokumen penting seperti teks MoU Helsinki, UUPA, laporan Misi Monitoring Aceh (AMM), dan laporan Crisis Management Initiative (CMI) menjadi referensi utama. 

Baca juga: Jejak Panglima Kopassus di Aceh dari Masa Konflik hingga Damai, Kekayaannya Tembus Rp 6,3 Miliar

Baca juga: Daftar 8 Tim Sudah Lolos 16 Besar Piala Dunia Voli U21 2025 Putri: Indonesia Bisa Dijegal Argentina

Korpus juga dilengkapi dengan pemberitaan dari media nasional seperti Kompas, Tempo, dan The Jakarta Post, media lokal seperti Serambi Indonesia dan Dialeksis, serta kajian akademik dan arsip digital yang memuat rekam jejak implementasi perdamaian.

Proses analisis dimulai dengan preprocessing teks, termasuk ekstraksi snippet, normalisasi, dan pencocokan kata kunci. 

Sentimen diklasifikasikan ke dalam kategori positif, netral, atau negatif berdasarkan kemunculan kata-kata tertentu yang mewakili pandangan optimis maupun pesimis terhadap perdamaian Aceh. 

Meskipun metode ini masih bersifat leksikon sederhana, hasilnya cukup memberikan gambaran umum tren opini publik dan media. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved