Konflik Palestina vs Israel

Demi Perluas Wilayah, Israel Akan Usir Warga Gaza ke Sudan Selatan, Sedang dalam Negosiasi

Israel tengah berdiskusi dengan Sudan Selatan tentang kemungkinan merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza ke Sudan Selatan.

Editor: Amirullah
Tangkapan layar YouTube ABS-CBN News
WARGA GAZA KELAPARAN - Tangkapan layar YouTube ABS-CBN News diambil pada Rabu (6/8/2025) memperlihatkan warga Palestina di Khan Yunis sedang berdesakan untuk mendapatkan bantuan makanan pada 4 Agustus 2025. Pada 6 Agustus 2025, pemerintah Palestina melaporkan bahwa 20 warga Palestina tewas tertimpa truk bantuan yang terguling setelah tentara Israel memaksa truk tersebut unutk melewati rute yang berbahaya di Gaza. Israel Akan Usir Warga Gaza ke Sudan Selatan 

SERAMBINEWS.COM - Israel dikabarkan tengah berdiskusi dengan Sudan Selatan mengenai rencana relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza.

Rencana ini merupakan bagian dari inisiatif Israel yang lebih besar untuk mendorong emigrasi massal dari Gaza, wilayah yang luluh lantak akibat konflik berkepanjangan.

Enam sumber anonim yang dekat dengan masalah ini mengonfirmasi kepada The Associated Press bahwa pembicaraan tersebut sedang berlangsung.

Namun, sejauh mana kemajuan perundingan ini belum dapat dipastikan.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara terbuka mendukung gagasan ini. Ia menyebutnya sebagai "migrasi sukarela", sebuah konsep yang ia klaim sejalan dengan visi Presiden AS Donald Trump.

"Saya pikir hal yang benar untuk dilakukan, bahkan menurut hukum perang yang saya ketahui, adalah membiarkan penduduk pergi, lalu masuk dengan sekuat tenaga melawan musuh yang masih ada di sana," ujar Netanyahu dalam wawancara dengan stasiun TV Israel, i24.

Sebelumnya, Israel juga telah mengajukan proposal serupa kepada beberapa negara di Afrika.

Baca juga: Daftar 10 Pemimpin Dunia yang Paling Lama Menjabat hingga Kini, Indonesia Termasuk?

Palestina dan Kelompok HAM Menolak Pengusiran dan Melanggar Hukum Internasional

Palestina, kelompok hak asasi manusia, dan sebagian besar masyarakat internasional telah menolak usulan tersebut sebagai cetak biru pengusiran paksa yang melanggar hukum internasional.

Bagi Sudan Selatan, kesepakatan semacam itu dapat membantunya membangun hubungan yang lebih erat dengan Israel, yang kini menjadi kekuatan militer yang hampir tak tertandingi di Timur Tengah. 

Hal ini juga merupakan jalan masuk potensial bagi Trump, yang mengemukakan gagasan untuk merelokasi penduduk Gaza pada bulan Februari tetapi tampaknya telah menarik kembali rencana tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

Kantor Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Sharren Haskel, mengatakan dia tiba di Sudan Selatan untuk menghadiri pertemuan dalam kunjungan pertama seorang pejabat senior pemerintah ke sana, tetapi dia tidak berencana untuk menyinggung masalah pemindahan warga Palestina.

Kementerian Luar Negeri Sudan Selatan dalam sebuah pernyataan menyebut laporan bahwa pihaknya terlibat dalam diskusi dengan Israel tentang pemukiman kembali warga Palestina tidak berdasar.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya tidak mengomentari percakapan diplomatik pribadi.

Baca juga: Polres Abdya akan Tindak Tegas Pelaku yang Coba-Coba Permainkan Harga Gas Elpiji Subsidi 

Mesir menentang usulan pemindahan warga Palestina dari Gaza

Joe Szlavik, pendiri firma lobi AS yang bekerja sama dengan Sudan Selatan, mengatakan ia telah diberi pengarahan oleh para pejabat Sudan Selatan mengenai perundingan tersebut. 

Ia mengatakan delegasi Israel berencana mengunjungi negara itu untuk menjajaki kemungkinan pembangunan kamp bagi warga Palestina di sana. Tanggal kunjungan belum ditetapkan. Israel tidak segera menanggapi permintaan konfirmasi atas kunjungan tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved