Jurnalisme Warga

Kapan dan Siapa Penulis Hikayat Aceh?

Saat kita membuka naskah Hikayat Aceh, langsung terlihat judul “Ini hikayat raja Aceh daripada asal turun temurun.”

Editor: mufti
SERAMBINEWS/tambeh.wordpress.com
T.A. SAKTI, peminat naskah lama dan sastra Aceh, melaporkan dari Rumoh Teungoh (Rumah Abu Tabib Wen), Gampong Ujong Blang, Kecamatan Beutong, Nagan Raya 

Keanehan Hikayat Aceh pada bagian inti tidak saya bahas lagi di sini karena sudah tercakup dalam reportase saya sebelumnya.

Alhamdulillah, semua pertanyaan yang mengganjal batin kita ketika membaca isi Hikayat Aceh, sudah dijawab Dr Teuku Iskandar dalam disertasi beliau sejak tahun 1958.

Mengenai hal ini Prof Dr Teuku Iskandar menyebutkan:”...naskah ini disalin dari naskah asal yang telah kehilangan halaman atau  halaman-halaman awal. Halaman dua pun dimulai di tengah-tengah kalimat, suatu tanda lagi naskah asal kehilangan halaman atau halaman-halaman berikutnya atau naskah asal itu disalin dari sebuah naskah lain yang telah kehilangan halaman dua.” ( Lihat: Teuku Iskandar, “Kesusastraan Klasik Melayu Sepanjang Abad”, Penerbit Libra, Jakarta, 1996, hlm. 387).

Bahan disertasi

Keberuntungan terus menyambangi naskah Hikayat Aceh. Meski isinya serbatidak lengkap, tapi manuskrip ini telah memancing para budayawan dan sejarawan dari berbagai belahan dunia tampil mengkajinya. 

Ada peneliti yang mengutip Hikayat Aceh beberapa alenia saja, beberapa halaman, satu-dua kisah dan yang khusus lagi hanya memilih bagian tertentu seperti  hubungan diplomatik yang harmonis antara Kerajaan Portugal dengan Kerajaan Aceh Darussalam.

Sejauh yang saya ketahui, hanya Teuku Iskandar—pernah sebagai Presiden (Rektor) pertama Universitas Syiah Kuala dan Dekan pertama Fakultas Ekonomi Unsyiah—dan  Husein Djajadiningrat yang betul-betul  sudah membedah atau meneliti Hikayat Aceh secara sempurna.

Kajian Teuku Iskandar di tahun 1958 sebagai bahan disertasi, sedangkan  Prof Husein Djajadiningrat berkarya atas sponsor Pemerintah Hindia  Belanda. Kedua peneliti  Hikayat Aceh ini berasal dari Indonesia.

Sementara, pengkaji  yang berasal dari mancanegara  adalah sebagai berikut:

1)  Petrus Voorhoeve (Belanda);

2)  G.W.J. Drewes (Belanda);

3)  Sayid Naquib Al-Attas (Malaysia);

4)  L. F. Brakel (Belanda):);

5)  Denys Lombard (Prancis);

6)  Ito Takeshi (Jepang);

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved