Anggaran Kesehatan Capai Rp 244 Triliun di 2026, Sri Mulyani Angkat Bicara

Dana tersebut dialokasikan untuk berbagai program prioritas, mulai dari iuran BPJS bagi 146 juta jiwa, makanan bergizi gratis untuk ibu hamil dan balita, hingga revitalisasi rumah sakit daerah dan layanan kesehatan di puskesmas serta balai KB.

SERAMBINEWS.COM - Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2026 di Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta Selatan, baru saja digelar Jumat (15/8/2025). 

Salah satu isu yang paling mencuat adalah alokasi anggaran di bidang kesehatan.

Hal itu karena jumlahnya mencapai ratusan triliun.

Diketahui, program Makan Bergizi Gratis yang tahun ini sudah berjalan juga tengah menjadi sorotan.

Publik mempertanyakan apakah dana yang digelontorkan sebanding dengan dampak yangrakyat dirasakan?

Diketahui, selain jumlah anggaran sisi lain program Asta Cita Presiden Prabowo yaitu temuan kasus seperti keracunan massal juga menjadi sorotan tajam.

Terkait hal ini , Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati angkat bicara.

Ia mengungkapkan bahwa anggaran kesehatan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 mencapai Rp 244 triliun. 

Dana tersebut dialokasikan untuk berbagai program prioritas, mulai dari iuran BPJS bagi 146 juta jiwa, makanan bergizi gratis untuk ibu hamil dan balita, hingga revitalisasi rumah sakit daerah dan layanan kesehatan di puskesmas serta balai KB.

Baca juga: FAKTA 342 Siswa SMP di Bandung Keracunan usai Santap Makanan Bergizi Gratis, 2 Guru Jadi Korban

Adapun hal itu disampaikan Menkeu pada Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2026 di Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta Selatan, Jumat (15/8/2025).

"Untuk anggaran kesehatan Rp 244 triliun," kata Sri Mulyani.

Ia menerangkan angka tersebut dibagi untuk membantu layanan kesehatan masyarakat.

Sehingga bisa mendapatkan akses layanan BPJS.

"Ini termasuk iuran jaminan kesehatan, tadi yang disampaikan presiden 96,8 juta jiwa yang dibayar oleh APBN. Dan yang mereka kelas 3 tapi belum membayar penuh, itu juga ditambahkan yaitu 49,6 juta jiwa, totalnya Rp 69 triliun," imbuhnya.