Kematian Zara Qairina

“Manusia atau Binatang?” Kemarahan Anwar Ibrahim Atas Kematian Zara Qairina dan Kasus yang Ditutupi

“Apakah kita tidak malu? Sekolah, universitas, institut, rumah sakit. (Masalah) pelecehan, perundungan. Manusia atau binatang?"

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, meluapkan kemarahannya atas maraknya isu rasisme, pelecehan, hingga tuduhan penutup-tutupan pemerintah terkait kematian Zara Qairina Mahathir.  

“Manusia atau Binatang?” Kemarahan Anwar Ibrahim Atas Kematian Zara Qairina dan Kasus yang Ditutupi

SERAMBINEWS.COM - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, meluapkan kemarahannya atas maraknya isu rasisme, pelecehan, hingga tuduhan penutup-tutupan pemerintah terkait kematian Zara Qairina Mahathir. 

Dalam pidatonya di Multimedia University (MMU) Cyberjaya, Senin (18/8/2025), Anwar menegaskan bahwa pemerintah akan tetap tegas dan tidak akan melindungi siapa pun yang bersalah.

Kasus kematian Zara Qairina, siswi Kelas Satu Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Tun Datu Mustapha, Papar, Sabah, Malaysia mendapat sorotan publik.

Ia meninggal di Rumah Sakit Queen Elizabeth, Kota Kinabalu, Sabah pada tanggal 17 Juli 2025 setelah dirawat di sana sehari sebelumnya.

Zara Qairani ditemukan tidak sadarkan diri di saluran pembuangan dekat asrama sekolah pada pukul 4 pagi pada 16 Juli 2025.

Investigasi polisi atas kematian siswi kelas satu, Zara Qairina Mahathir, menemukan adanya unsur perundungan, pengabaian, dan pelecehan seksual. 

Baca juga: Polisi Temukan Adanya Bullying, Kelalaian dan Pelecehan Seksual dalam Kasus Kematian Zara Qairina

Zara Qairina
Zara Qairina (https://www.nst.com)

Anwar mempertanyakan moral segelintir pihak berpendidikan tinggi yang justru menghidupkan isu diskriminasi, perundungan, serta kebencian rasial.

“Apakah kita tidak malu? Sekolah, universitas, institut, rumah sakit. (Masalah) pelecehan, perundungan. Manusia atau binatang?" ungkapnya yang marah, dilansir dari Astro Awani.

Anwar menegaskan, pemerintahannya sama sekali tidak akan menyembunyikan fakta terkait meninggalnya Zara Qairina Mahathir sebagaimana yang dituduhkan pihak tertentu.

"Mudah sekali membuat masalah. Lihat saja kasus putri kita Zara yang meninggal, betapa mudahnya orang-orang membuat masalah. Kalau faktanya benar, ya sudahlah,” ungkapnya.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim (MOHD RASFAN / POOL / AFP/Arsip Serambinews)

"Tapi kita sudah begitu mudah tertipu, termasuk yang pintar. Dengarkan seorang yang disebut-sebut, seorang ahli patologi ternama memberikan deskripsi begini dan begitu, padahal kita periksa tidak ada ahli patologinya . Tidak ada seorang pun dalam catatan kita. Itu palsu."

"Tapi orang-orang marah, jutaan orang marah, itu tidak mungkin saudara. Oh... (katanya) anak VVIP, saya tidak peduli anak siapa itu,”

“Jika kasusnya melibatkan pembunuhan atau perundungan, saya tidak peduli anak siapa itu. Tetap selidiki dan tuntut,”

"Tapi jangan bilang kita mau tutup-tutupi. Apa alasannya, apa gunanya kita pegang jabatan ini, (tapi) mau tutup-tutupi orang?,”

“Kalau kamu salah, kalau kamu melakukan tindak pidana, saya tidak peduli. Saya tidak peduli anak siapa pun. Kamu berbuat salah, kamu dihukum. Itu cara kami. Itulah yang kami perjuangkan . Inilah Kerajaan Madani ," tegasnya dengan nada marah.

3 Perwira Polisi Diperiksa

Departemen Integritas dan Kepatuhan Standar Kepolisian Malaysia (JIPS) akan memeriksa tiga perwira polisi dalam kasus kematian Zara Qairina.

Ketiga perwira polisi tersebut terlibat dalam penyelidikan awal atas kematian Zara Qairina Mahathir, siswi Kelas Satu Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Tun Datu Mustapha, Sabah, Malaysia.

Wakil Inspektur Jenderal Polisi, Ayob Khan Mydin Pitchay mengatakan JIPS telah membuka berkas penyelidikan disiplinterhadap kepala polisi distrik dengan pangkat inspektur.

Kemudian kepala divisi investigasi kriminal distrik dengan pangkat Asisten Inspektur Polisi (ASP), dan petugas investigasi dengan pangkat inspektur.

Ketiganya diduga tidak mematuhi prosedur operasi standar (SOP) saat menyelidiki kasus kematian Zara Qairina.

Petugas JIPS Bukit Aman akan langsung datang ke Sabah dalam beberapa hari ini untuk mengambil keterangan dari ketiga polisi tersebut.

"Penyelidikan ini terkait dengan ketidakpatuhan terhadap SOP penyelidikan kasus Zara Qairina dan pengawasan petugas penyidik," ujarnya.

Ia mengatakan, tindakan tegas akan dilakukan terhadap penyidik dan atasan yang bertanggung jawab apabila terbukti ada ketidakpatuhan terhadap SOP penyidikan.

Sejauh ini, katanya, ketiga perwira tinggi yang terlibat masih menjalankan tugasnya seperti biasa.

Pada Rabu (13/8/2025), Direktur Departemen Investigasi Kriminal Bukit Aman, M Kumar mengumumkan bahwa temuan awal investigasi Propam menemukan adanya unsur ketidakpatuhan terhadap SOP oleh petugas investigasi terkait kematian Zara Qairina.

Siswa Kelas Satu dari sebuah sekolah agama dipastikan meninggal di Rumah Sakit Queen Elizabeth, Kota Kinabalu, Sabah pada tanggal 17 Juli 2025 setelah dirawat di sana sehari sebelumnya.

Dia ditemukan tidak sadarkan diri di saluran pembungan dekat Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Tun Datu Mustapha, asrama Papar pada pukul 4 pagi pada 16 Juli 2025.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS 

Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved