Konflik Palestina vs Israel

Update Negosiasi Gencatan Senjata Hmas-Israel: Ini 5 Poin Proposal Gencatan Senjata Sementara

Menurut pejabat Hamas, alasan utama penerimaan proposal adalah situasi kemanusiaan di Gaza yang semakin kritis.

Editor: Amirullah
RNTV/TangkapLayar
KEHANCURAN TOTAL - Foto tangkap layar RNTV pada Senin (14/7/2025) yang menunjukkan kehancuran total di Jalur Gaza akibat bombardemen Israel. 5 Poin Proposal Gencatan Senjata Sementara Hamas-Israel. 

1. Penundaan Operasi Militer Selama 60 Hari

Selama gencatan senjata dimulai nantinya hampir seluruh kegiatan militer dihentikan selama dua bulan sebagai bagian dari kesepakatan untuk menciptakan jeda yang memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk.

Hamas melihat bahwa gencatan senjata sementara selama 60 hari akan membuka ruang bagi masuknya bantuan internasional dan evakuasi korban yang membutuhkan perawatan mendesak.

2. Pertukaran Tawanan dan Sandera secara Bertahap

Hamas berkomitmen melepas sebagian sandera Yahudi (sekitar setengah dari jumlah yang tersisa), termasuk 10 sandera yang masih hidup dan melibatkan jasad sejumlah lainnya.

Sementara itu Israel akan membebaskan 150–1900 tahanan Palestina sebagai imbalannya.

3. Penarikan Pasukan Israel

Selama proses gencatan senjata, Israel akan diminta menata ulang posisi militernya—menarik pasukan dari wilayah padat penduduk dan memindahkan mereka mendekati perbatasan, sehingga akses kemanusiaan dapat dimaksimalkan.

4. Pembukaan Jalur Bantuan Kemanusiaan

 Kesepakatan ini mencakup fasilitasi masuknya bantuan mendesak seperti obat-obatan, bahan bakar, dan logistik oleh PBB dan lembaga internasional, melalui pintu-pintu masuk seperti Rafah atau perbatasan lain.

5. Perundingan untuk Gencatan Senjata Permanen

Selama masa jeda 60 hari, dimulai perundingan intensif untuk mencapai perjanjian berkelanjutan, termasuk isu seperti penarikan pasukan, penghentian blokade, dan rekonstruksi.

Pejabat Mesir Konfirmasi Sikap Hamas

Seorang pejabat resmi Mesir mengonfirmasi bahwa Hamas telah menerima proposal gencatan senjata yang dirancang bersama oleh Qatar dan Mesir, dengan dukungan Amerika Serikat.

Langkah ini dipandang sebagai pintu masuk menuju kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri perang yang telah melanda Gaza sejak 2023.

Mengutip laporan Reuters, pejabat Mesir menyebutkan bahwa kesepakatan tersebut akan mencakup penangguhan sementara seluruh aktivitas militer selama 60 hari.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved