Kupi Beungoh

Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat

Pembelajaran tidak hanya dilihat dari aspek linguistik semata, namun juga sebagai media dalam memahami ajaran Islam secara autentik.

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Khaidir, S. Ag. MA 

*) Oleh: Khaidir, S. Ag. MA

GAGASAN Menteri Agama, Nasaruddin Umar, tentang kurikulum berbasis cinta menjadi angin segar di tengah kegelisahan dunia pendidikan nasional.

Kurikulum ini bukan hanya membicarakan kecerdasan intelektual, tetapi juga mengedepankan nilai kasih sayang, empati, dan cinta sebagai fondasi utama dalam proses pendidikan.

Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang serba cepat, gagasan ini terasa sangat relevan.

Pembelajaran menempati posisi sentral dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam, khususnya madrasah.

Pembelajaran tidak hanya dilihat dari aspek linguistik semata, namun juga sebagai media dalam memahami ajaran Islam secara autentik.

Oleh karena itu, pembelajaran Pembelajaran di madrasah tidak dapat dipisahkan dari misi pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai keislaman.

Seiring dengan perkembangan zaman dan tantangan dunia modern, pendekatan pembelajaran di madrasah dituntut untuk lebih adaptif, humanistik, dan kontekstual.

Pendekatan-pendekatan konvensional yang cenderung menekankan aspek kognitif dan hafalan sudah mulai bergeser ke arah pembelajaran yang lebih bermakna dan transformatif.

Salah satu pendekatan inovatif yang mulai mendapatkan perhatian saat ini adalah Kurikulum Berbasis Cinta, yakni pendekatan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai kasih sayang, empati, toleransi, dan spiritualitas dalam seluruh aktivitas pembelajaran.

Fenomena ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan kita masih miskin pendidikan hati. Pendidikan cenderung mengedepankan logika dan kompetisi, tetapi melupakan dimensi cinta, empati, dan rasa peduli pada sesama.

Padahal, seperti dikatakan Martin Luther King Jr., “Intelligence plus character — that is the goal of true education.”

Kecerdasan sejati tidak akan bermakna tanpa karakter yang dilandasi cinta dan kasih sayang.

Dalam Al-Qur’an maupun hadis Nabi Muhammad SAW, terdapat banyak sekali penekanan terhadap pentingnya cinta, rahmah (kasih sayang), dan akhlak mulia sebagai komponen utama dalam kehidupan yang seimbang dan harmonis.

Penerapan Kurikulum Cinta di madrasah Harapan Bangsa Meulaboh Aceh Barat merupakan upaya untuk menjembatani kebutuhan bagi siswa sekaligus pembinaan karakter peserta didik.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved