KAI

Menyongsong Datangnya Bulan Suci Ramadhan

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perbanyaklah di bulan ini empat perkara; dua perkara dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi, kamu pasti memerlukannya. Dua perkara yang mendatangkan keridhaan Allah adalah hendaknya kalian membaca kalimat thayyibah (la ilaha illallah) dan istighfar (astaghfirullahal ‘adhim) sebanyak-banyaknya; dan dua perkara yang kita pasti memerlukannya adalah permohonan kepada Allah untuk masuk surga dan berlindung kepadaNya dari api neraka.

Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaNya (haudh) yang sekali minum saja ia tidak akan merasakan dahaga lagi sampai ia memasuki surga.”

Khutbah Rasulullah saw pada akhir bulan Sya‘ban yang dinukil dari kitab Fadhailul A‘mal tentang fadhilah Ramadhan, karya Muhammad Zakariya al-Kandalawi di atas menunjukkan banyak pelajaran yang berharga. Di antaranya perhatian Nabi yang sangat besar terhadap Ramadhan, dengan seruan agar kaum muslimin menyambut datangnya bulan agung yang penuh dengan segala keistimewaannya itu.

Pemahaman terhadap seruan itu, kemudian dalam praktiknya melahirkan beragam adat istiadat dan tradisi yang dilakukan oleh kaum muslimin sedunia dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, sebagai refleksi dari sikap keislamannya. Ini berarti, menyongsong Ramadhan bukanlah dengan pestapora, makan-makan besar di tepi pantai, tapi dengan menyadari dan membuat rencana atau program-program unggulan untuk dijalankan pada bulan Ramadhan.

Menyongsong Ramadhan bukanlah dengan mengumpulkan makanan sehingga rumahnya menjadi seperti gudang Bulog, tapi dengan mengumpulkan sejumlah bahan bacaan yang bermanfaat, demi kualitas amalan kita dalam Ramadhan dan juga dalam hidup dan kehidupan. Kapan lagi kita tingkatkanh ilmu pengetahuan agama kita, kalaulah bukan pada saat-saat seperti ini.

Demikianlah terjemahan teks pidato Rasulullah saw pengasuh sampaikan, semoga anak-anak kami, saudara/i dan kawan-kawan dapat memahami dan mejabarkan kandungannya ke dalam amalan Ramadhan, sehingga seluruh keagungannya dapat kita gapai dengan sempurna dan semua larangannya dapat kita hindari secara penuh.

Demikian juga harapan pengasuh kepada kaum muslimin dan muslimat semuanya. Amiin, ya Mujibassailin. Wallahu a’lamu bish-shawaab.

Berita Terkini