Cerpen

Ramalan

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

“Ramalan merupakan sesuatu yang bisa dipercaya dan bisa pula tidak.”

“Ramalan itu berkaitan dengan cuaca.”

“Ramalan sama dengan perkiraan-perkiraan.”

“Ramalan ialah ramal dengan akhiran-an.”

“Ramalan sama artinya dengan prediksi, perkiraan, duga-duga.”

“Ramalan adalah sesuatu…”

“Ramalan yaitu sejenis zat adiktif yang menyerang para politisi di negara ini!”kata seorang bocah berkacamata yang duduk tepat di hadapannya.

“Dari mana kamu mendapatkan kata-kata itu?”

“Buku biologi dan dengar-dengar dari televisi.”

Kolaborasi yang unik, Adnan kagum dan tersenyum. Seumur itu, sudah menggunakan bahasa yang mendalam: luar biasa. Adnan menduga bocah ini kutu buku.

“Bukannya kamu masih SD? Pasti buku biologi itu punya kakakmu?”

Bocah itu mengangguk. Seekor burung masih terbang melintasi pepohonan. Perca-perca kilat sesekali menganga, membuat anak-anak yang duduk di bawah lesehan kian merapat.

“Semuanya benar. Namun masih ada yang kurang tepat. Bapak kira kalian mesti mengerti, jika di sekitar kita tersebar ramalan dan banyak pula orang-orang yang percaya ramalan. Bagaimana skor bola, lapak judi unggul membuka pendaftaran dengan tebak angka atau siapa pemenangnya. Para ahli cuaca memperkirakan hari ini hujan, mendung atau cerah. Suku Maya di Amerika Latin yang memperkirakan kapan terjadinya hari kiamat. Bahkan Bunda Laurens yang mati sebelum 2012 ikut meramal terjadinya hari kiamat. Apakah kita mesti percaya pada ramalan? Misalkan kata-kata si…”

Adnan menatapi bocah berkacamata dengan mengangkat sedikit wajahnya dan menunjukkan tatapan bertanya.

“Yahya!”

Halaman
1234

Berita Terkini