(Baca: Ini 10 Fakta Presenter Cantik Najwa Shihab, Nomor 9 Tsunami Aceh)
“Bila diketahui 1 meter kubik cadangan 6,29 barel, volume total minimumnya adalah 107,5 miliar barel dan volume maksimum 320,79 miliar barel,” jelasnya.
Menurut Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi BPPT Yusuf Surahman, penemuan cadangan migas tersebut ditemukan pada porositas 30%. Porositas adalah potensi batuan mengikat minyak.
Biasanya, kata dia, dari potensi cadangan tersebut, kandungan minyaknya hanya 15%.
“Dengan demikian, cadangan minyaknya diperkirakan bisa sampai 53 miliar barel,” ungkapnya.
(Baca: Badan Pengelola Migas Aceh Buka Rekruitmen Tenaga Profesional, Baca Syarat-Syaratnya di Sini)
Said menambahkan, penemuan ini sudah dilaporkan kepada Presiden untuk ditindaklanjuti.
Sejauh ini, kata dia, sudah ada penawaran untuk melakukan studi lanjutan dari PT Pertamina (persero).
“Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan dari Dirjen Migas Departemen ESDM,” kata Said.
Pengamat perminyakan dari Exploration Think Thank Indonesia Andang Bachtiar menyatakan, setidaknya memerlukan waktu tiga tahun untuk membuktikan cadangan minyak ini.
(Baca: IPAU Desak Pemerintah Aceh Minta 30-45 Persen Saham Dari Pengelolaan Migas Blok B di Aceh Utara)
“Untuk biaya seismik ini saya perkirakan bisa US$5 juta-10 juta,” ujarnya.
Apabila cadangan minyak di Aceh ini memang terbukti, maka dapat dikatakan cadangan ini yang terbesar di dunia.
Sebagai perbandingan, jumlah cadangan terbukti untuk Arab Saudi sebesar 264,21 miliar barel dan jumlah cadangan untuk lapangan Banyu Urip, Cepu adalah sekitar 450 juta barel.
Lapangan migas dapat dikategorikan sebagai lapangan raksasa apabila volume cadangan terhitung mencapai 500 juta barel.