Selain itu, pihak museum tempat " mumi" anjing itu berada saat ini menyebut bahwa hal ini juga dipengaruhi oleh posisi dan bentuk pohon.
Udara yang bertiup ke atas juga membantu anjing ini tetap utuh, ungkap Bertha Sue Dixon, juru bicara museum tersebut.
"Itu seperti cerobong asap, udara yang naik dan keluar dari pohon akan menyulitkan hewan lain untuk mencium bau bangkai anjing ini," ujar Dixon.
"Jadi apapun yang bisa memakan bangkai tidak akan pernah tahu bahwa anjing ini ada di pohon," imbuhnya. (Newsweek)