Laporan Subur Dani | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kantor Harian Serambi Indonesia di Meunasah Mayang PA, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Senin (22/1/2018) kedatangan pihak menajemen PT Bintang Sempati Star.
Rombongan manajemen Perusahaan Otobus (PO) Sempati Star itu diketuai oleh Ownernya, H Muchlis Yunus. Selain dia, hadir juga beberapa staf, salah satunya adalah Manager Operasional, Rusfaliadi.
Kedatangan pihak Sempati Star, disambut oleh Sekretaris Redaksi Harian Serambi Indonesia, Bukhari M Ali dan beberapa wartawan.
(Baca: Manajemen Sempati Star Kunjungi Serambi, Muchlis: Mobil Ini Milik Saya, Tidak Terlibat Orang Lain)
Mereka menyambangi Serambi, untuk menyampaikan beberapa klarifikasi terkait seringnya terjadi kecelakaan yang melibatkan bus Sempati Star selama ini.
"Terima kasih kami ucapkan kepada Serambi Indonesia yang telah menerima kami dengan baik. Kehadiran kami ke sini, untuk mengklarifikasi persoalan yang terjadi selama ini," kata Pemilik PT Bintang Sempati Star, Muchlis.
Hal pertama yang diklarifikasi adalah, soal kepemilikan bus Sempati Star. Muchlis membantah tegas isu yang menyebutkan Sempati Star milik Muzakir Manaf atau Mualem.
"Soal kepemilikan, Sempati Star ini murni milik saya, istri, dan anak saya, tidak ada terlibat orang lain," kata Muchlis.
(Baca: Sempati Diberi Sanksi Ringan)
(Baca: Empat Bus Sempati yang Kecelakan Langgar Izin Trayek, Ini Daftarnya)
Kemudian ia membantah tegas, isu yang menyebutkan, bus-bus Sempati Star dibeli dengan uang bantuan anak yatim milik pemerintah.
"Itu tidak benar, ini tidak ada kaitannya dengan politik. Isu yang berkembang ini harus kami luruskan, kami murni usaha pribadi," kata Muchlis.
Kemudian, ditanya isu yang berkembang, bahwa bus Sempati Star dibeli dari hasil penjualan sabu-sabu, Muchlis juga membantah tegas hal itu.
"Kalau usaha sabu-sabu, mungkin sampai sekarang saya ngak berdiri di sini. Saya tahu pun tidak bagaimana sabu-sabu itu, jadi kita membantah tegas soal itu," jelasnya.
(Baca: Sempati Star Kecelakaan Lagi, Begini Komentar Netizen)
(Baca: Sanksi untuk Sempati Star Dianggap Ringan, Ini Permintaan Anggota DPRA)
Muchlis menuturkan, ia merintis usaha perusahaan otobus itu sejak 2011 silam. Sebelumnya ia juga bergerak di bagian distribusi barang melalui armada truk yang ia miliki.
"2011 lalu, saya lihat bus-bus di Aceh mobil tua-tua semua. Kenapa pengusaha lama nggak mau investasi, nah di situlah saya siapkan mobil, dan tahun 2012 mulai beroperasi," katanya.
Dalam kesempatan itu, Muchlis juga meminta maaf kepada semua masyarakat Aceh, terutama kepada keluarga korban kecelakaan.
"Ini semua kehendak Allah, dan kita akan terus memperbaiki semua kesalahan dan kekurangan," pungkas Muchlis. (*)